Chapter 9 – Pertemuan

Dalam sekejap mata, 2 tahun telah berlalu sejak aku mulai tinggal dengan Chelsea.

Ketika memasuki cara berpikir dunia ini dari Chelsea, aku berteman dengan orang-orang dari kota berkat kunjungan yang biasa kulakukan untuk menjual herbal dan buah-buahan yang kukumpulkan dari hutan.

Dan kali ini, aku mengunjungi Lidya untuk bermain dan membantunya membersihkan ruangan yang ditinggalkan. Aku juga melakukan hal-hal seperti bertarung secara tiruan dengan para peri menggunakan kekuatan penuhku, mengajarkan trik kepada Kotarou, dan lain-lain.

Aku menjalani hari-hari yang memuaskan setiap harinya bahwa masalah dengan Asahi dan mantan teman sekelasku terlihat seperti memori yang jauh.

Pada suatu hari yang acak, bahwa Chelsea sekali lagi menjadi sorotan dalam hidupku.

“Jadi Ruri, apa rencanamu untuk masa depan?” –Chelsea

“Rencanaku untuk masa depan?” –Ruri

“Sudah 2 tahun sejak kau dating ke sini. Katanya kau ingin membalas dendam dan lainnya, tapi sepertinya kau tidak akan melakukannya dengan segera. Tidakkah kau harus berpikir bagaimana kau akan hidup di sini di sunia ini?” –Chelsea

“Tapi masih belum diputuskan bahwa aku tidak akan bisa kembali…” –Ruri

“Lalu kenapa kau tidak menanyakannya pada para peri? Mereka telah berada di dunia ini sejak awal. Tidak ada orang yang lebih baik untuk ditanyai mengenai hal ini. Kau seharusnya sudah menerima kenyataan.” –Chelsea

Dilempari dengan kalimat berat seperti itu, merasa bersalah aku tak mampu menahan pandangan Chelsea.

Bukannya aku tidak ingin menanyakan hal ini pada para peri. Aku tidak bisa. Bagaimana jika jawaban yang diberikan adalah bahwa ‘ini tidak mungkin’…

Aku menggenggam harapan samar bahwa ada kemungkinan untuk kembali ke dunia asalku.

“Kau mengerti, kan?” –Chelsea

“……” –Ruri

Para peri tahu bahwa aku ingin kembali. Tapi tidak sekalipun mereka menyentuh objek itu, yang dengan sendirinya sudah menjadi pernyataan.

Namun, aku mencoba untuk tidak terlalu berpikir banyak tentang itu.

Aku memiliki keluarga di rumah.

Aku memiliki teman-teman di kampus yang membuatku belajar sangat keras untuk memasukinya, yang bebas dari cengkeraman Asahi.

Itu bukanlah kehidupan yang bisa kulupakan begitu saja setelah tinggal di sini selama 2 tahun.

Aku mencoba melarikan diri dari kenyataan, masih berpikir bahwa tempat ini mungkin adalah sebuah mimpi.

Jauh di lubuk hatiku, aku tahu bahwa yang kulakukan salah.

Aku tidak bisa menyia-nyiakan niat baik Chelsea lebih jauh lagi.

“Aku tahu hal-hal tidak bisa dilanjutkan seperti ini. Aku tidak bisa selalu bergantung pada Chelsea-san.” –Ruri

“Aku sebenarnya tidak masalah, kau tahu? Dari pada tinggal sendirian, paling tidak lebih menyenangkan untuk tinggal bersama Ruri. Ini hanya karena aku khawatir padamu. Aku tidak yakin apakah akan baik-baik saja untuk membuatmu tetap berada di hutan ini, dengan kau melarikan diri dari kenyataan.” –Chelsea

Aku merasakan kehangatan yang samar di dalam diriku ketika aku mendengar hal itu. Ini semua karena karena Chelsea di sini yang selalu benar-benar khawatir kesejahteraanku, bahwa aku memiliki hidup damai selama 2 tahun.

“…Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan…” –Ruri

“Kalau begitu bisakah aku mengganggumu dengan sebuah tugas?” –Chelsea

“Sesuatu di kota?” –Ruri

“Bukan. Ibukota.” –Chelsea

Aku terkejut dengan jawaban yang tak terduga.

“Kebetulan puteraku memintaku untuk mengiriminya beberapa herbal, jadi kupikir agar kau menggantikanku. Jangan ragu untuk melihat-lihat sekitar ibukota ketika kau di sana.” –Chelsea

“Aku sendirian?” –Ruri

“Ya. Aku telah mengirimkan rasa hormatku dan memberitahu puteraku untuk menjagamu ketika ada di sana. Gunakan waktu kali ini untuk melihat sekitar ibukota dan lihatlah bagaimana kehidupan berjalan di sana. Kau mungkin saja menemukan jawaban bagaimana kau akan melanjutkan di masa depan.” –Chelsea


Seperti itulah, aku mengucapkan selamat tinggal pada Chelsea sambil memegang herbal dan surat untuk puteranya.

“Berhati-hatilah dalam perjalananmu ke sana.” –Chelsea

“Ok-” –Ruri

“Fumo, fumo-” –Kotarou

Seperti jika berkata ‘Aku ingin pergi bersamamu juga,’ Kotarou mengecilkan tubuh besarnya dan menggosokkan hidungnya padaku.

“Maaf. Aku tidak bisa membawamu bersama denganku karena ukuranmu. Jika aku melakukannya, akan ada keributan besar. Aku janji bahwa aku akan segera kembali untukmu, jadi untuk sementara waktu jadilah cowok baik dan bantulah Chelsea dengan menggantikanku.” –Ruri

“Bumou-” –Kotarou

Setelah terlihat tatapan kesepian, Kotarou menangis dan berjalan ke arah Chelsea, aku terbang ke angkasa.

“Kalau begitu aku akan pergi.” –Ruri

Melambaikan tangan, aku memulai perjalananku menuju ibukota.

Setelah 2 tahun, aku belajar untuk terbang di udara dengan sendirinya. Aku sudah sangat mahir baru-baru ini, aku bahkan tidak perlu untuk mengendarai Chelsea lagi. Aku bisa terbang jauh menuju kota sendirian.

Artinya aku harus beristirahat di antara dua-hari-perjalanan ke ibu kota. Meskipun saat ini mungkin kecepatan terbaikku cukup cepat, hanya saja jarak ke ibu kota terlalu jauh.

Bukannya aku sedang terburu-buru atau apa, jadi perjalanan lebih terasa seperti tur. Ibu kota lebih memiliki rasa ‘kebarat-baratan’ pada arsitekturnya. Ketika aku berjalan pada jalan beraspal batu, ini lebih terasa seperti aku berada dalam perjalanan di luar negeri.

Jika orang-orang yang berjalanan di sekitarku semuanya dalam bentuk manusia, aku pasti salah mengira tempat ini sebagai dunia asalku. Tapi aku diingatkan oleh fakta bahwa ketika aku melihat orang dengan telinga atau ekor binatang, dan dengan wajah binatang buas atau binatang, di manapun, jadi aku tidak salah mengira.

Dari skala tempat sampai jumlah orang, ibu kota lebih besar dari kota lain yang telah ku kunjungi di dunia ini sejak kedatanganku. Di tempat seperti ini, jika aku membiarkan para peri menggantung padaku, akan ada keributan yang bahkan lebih besar dibandingkan dengan yang telah ku alami di kota. Jadi, aku memberitahu para peri untuk mengikutiku dengan berjarak.

Suara ketidakpuasan yang datang dari para peri sangat berlebihan hingga aku dengan ragu mengenakan jubah besar yang bisa menutupi seluruh tubuhku dan membiarkan beberapa peri yang memenangkan batu-kertas-gunting bersembunyi di dalamnya. Karena aku memberikan rambut palsuku pada Kotarou yang terlihat sangat sedih, aku menutupi kepalaku dengan tudung jubah.

Berada di ibu kota menghabiskan uang. Jadi masalah pertama adalah mengumpulkan uang.

Hal yang ku rencanakan dalam berjualan adalah sesuatu yang diturunkan dari pengontrak Lidya yang sebelumnya, sebuah pistol. Pistol itu adalah sesuatu yang menurut Lidya tidak memiliki nilai sentimental sama sekali, jadi tidak apa-apa untuk menjualnya. Juga, pistol itu tidak memiliki kegunaan untukku dengan ukurannya yang besar tidak sesuai ukuranku, jadi aku menggunakan kesempatan ini untuk menukarnya menjadi uang cash.

karena demi-humans memiliki akal yang tajam, aku memberitahu para peri untuk mengurangi kehadiran mereka dan memasuki toko senjata yang Chelsea rekomendasikan untukku.

“Selamat datang! Ada yang bisa ku bantu?”

“Aku punya sesuatu yang ingin ku jual. Aku mendengar dari Chelsea-san bahwa toko ini bisa dipercaya.” –Ruri

“Oh, kau kenalannya Chelsea? Aku belum melihatnya beberapa waktu ini. Apakah wanita tua itu baik-baik saja?”

“Ya. Begitu hidup seperti biasa.” –Ruri

“Senang mendengarnya.”

Tanpa membuang-buang waktu, aku meletakkan pistol yang ku keluarkan dari ruang penyimpanan di atas konter. Pemilik toko senjata terkejut dengan kemunculan tiba-tiba pistol itu.

“Apa yang kita punya di sini! Ini benar-benar pistol peninggalan yang tua. Tapi mahakarya ini, belum lagi ini asli, ini senjata yang cukup. Bagaimana kau mendapatkan permata seperti ini?”

Aku tidak bisa memberitahunya bahwa aku memperolehnya dari peri. Namun ketika penjaga toko itu melihat ekspresi sedihku karena tidak bisa memberitahu kebenarannya, dia mengangguk mengerti. Aku sangat yakin bahwa apapun alasan yang dipikirkannya, adalah salah.

“Mungkin ini adalah kejahilan peri?”

“Kejahilan peri?” –Ruri

“Dimana tanpa alasan, barang-barang yang kau tidak pernah ingat memilikinya, akan muncul di ruang penyimpanamu. Dari barang-barang tingkat nasional hingga sampah, barang yag seharusnya dimiliki oleh seseorang yang telah meninggal,dan ruang penyimpana mereka yang telah dihancurka secara misterius, muncul di ruang penyimpananmu sendiri. Katanya itu adalah kerjaan para peri yang sedang bersenda gurau atau apa.”

Ku pikir aku ingat mendengar kata-kata Lidya, bahwa sebelum dia menghancurkan sebuah ruangan, dia akan melemparkan barang-barang dari ruang itu ke ruangan orang lain. Aku yakin bahwa tindakan tak berbahaya itu adalah apa yang dikatakan kejahilan peri oleh orang luar.

(Lidya itu… ternyata dia sudah melakukan hal itu sejak dahulu…)

“Kau beruntung, nona muda. Sekali saja, aku ingin mengalami kejahilan peri yang seperti itu juga.”

“Ahaha”

Dia tidak boleh lebih salah, jadi aku tertawa terbahak-bahak untuk membelokkan kebenaran.

“Ini cukup merepotkan. Aku ingin membeli ini dari tanganmu karena kau adalah kenalannya wanita tua itu, tapi…”

“Ini tidak bagus?” –Ruri

“Pistol ini memiliki harga yang sangat tinggi. Sayangnya, toko kecil seperti milikku tidak memiliki uang cash yang cukup di tangan untuk bertransaksi.”

Setelah mengatakannya, pemilik toko senjata menutup tokonya dan memimpinku ke toko yang lebih besar di distrik perbelanjaan.

Aku kagum dengan apa yang terjadi setelahnya.

Itu adalah pertandingan berapi-api antara penjaga toko yang ingin membeli pistol dengan harga murah dan pemilik toko senjata yang mencoba untuk memeras harga sebanyak mungkin untuk pistol itu. Pada akhirnya, dengan sebuah ‘kalau begitu aku akan membawa hal ini ke tampat lain’, pistol itu terjual denga harga yang bisa dihabiskan untuk hidup dengan boros untuk beberapa tahun.

“Ini dia! Kuberitahu bahwa hal kecil seperti ini adalah sepotong kue untukku.”

“T-terima kasih.” –Ruri

Pemilik toko menyerahkan tas serut pada yang berisi uang.

Mempertimbangkan bahwa aku akan menyerah dengan mudah pada tekanan dan menerima harga yang lebih murah, aku mencoba memberikan sebagian hasil penjualan kepada pemilik toko. Namun, dia menolak untuk menerima uang itu dan berkata bahwa dia memilih perlindungan pada tokonya di masa depan. Setelah memenangkan diriku, aku membungkuk dalam dan mengucapkan selamat tinggal.

Sesuatu berjalan dengan baik… sampai aku bertemu dengan 2 penjahat.

“Hai, sayang. Kenapa kau tidak ikut bermain dengan kami?”

“Kau punya cukup kekayaan di sana, sayang. Kenapa kau tidak berbagi dengan kami?”

Sepertinya mereka tidak sengaja mendengar sesi tawar-menawar di pasar, dan setelah melihat pemilik toko menyerahkan uang itu kepadaku yang terlihat lemah, aku di incar. Yeah, tidak bisa menyalahkan mereka. Transaksi besa seperti itu pasti akan menarik perhatian banyak orang.

Pemilik toko pasti sudah mengira kejadian seperti ini. Tapi karena dia begitu asyik dalam kemenangannya, dia telah melupaka kemungkinan bahaya seperti ini.

Aku terus berjalan mundur untuk mengusir dua penjahat itu. Di beberapa titik, aku menemukan diriku sendirian bersama mereka.

(Ah, ini mungkin buruk.)

Ini mungkin kedua kalinya aku merasa takut, bahwa hidupku dalam bahaya, bahkan sejak aku dilemparkan ke dalam hutan. Aku juga merasa khawatir dengan pergerakan para peri di dalam jubahku.

(Wah- Tunggu!-)

Ketika aku menekan pergerakan peri dengan menekan jubahku, aku melakukan ‘Apa itu di sana?!’ kepada penjahat agar perhatian mereka teralihkan. Dengan penjahat yang jatuh dalam trik lama dalam buku, aku menyelinap melalui celah di antara penjahat dan berlari secepat yang ku bisa.

“Ah! Kau berhenti di sana!”

“Persetan aku akan melakukan itu.” –Ruri

Selama waktu yang ku habiskan untuk berlari dan berbelok di gang belakang, aku bisa mendengar suara-suara alam yang tidak menyenangkan berasal dari bawah jubahku.

[Musuh Ruri adalah musuh kita, kan?]

[Ayo kita selesaikan mereka.]

[Ya. Hancurkan mereka.]

“Tidak berarti tidak!”

Peringatan yang di berikan Chelsea sebelum aku pergi, berkelebat dalam pikiranku. ‘Pergerakan para peri berdasarkan apa yang kau rasakan. Jika itu untukmu, mereka akan bertindak berlebihan. Bahaya mengintai di setiap sudut kota, jadi cobalah untuk menghindari bahaya dan jaga tindakan mereka dalam pengawasan.’

(Ini tidak mungkin untuk ‘menjaga tindakan mereka dalam pengawasan’ Chelsea!!)

Karena kontrakku dengan Lidya, bukan hanya aku bisa merasakan kehadiran para peri di jubahku, aku juga bisa merasakan kehadiran peri di mana saja. Begitu banyak kehadiran itu mulai berkumpul di sekitar tempatku.

(Iniburukiniburukiniburuk)

Tidak perlu disebutkan bahwa ini kali pertamaku berada di ibu kota. Aku tidak tahu geografis tempat ini. Aku bertujuan untuk mencapai jalan utama dengan banyak orang, tapi entah bagaimana hanya bisa semakin masuk ke dalam gang gelap.

Di sisi lain, penjahat sangat berpengalaman dengan jalanan di ibu kota. Aku hamper mencapai batasku.

Terpaksa karena keadaan, aku mengeluarkan barang berbentuk-bola dari ruang penyimpananku dan melemparkannya ke jalur secepat aku berbalik ke sudut.

Aku menutup mataku dan menahan nafasku. Segera setelah itu, kilatan terang dan asap bisa terlihat keluar dari jalur sebelumnya aku berada.

Setelah beberapa waktu, aku berbalik dan menemui dua penjahat tak sadarkan diri dan bau yang sangat sangat busuk.

“Ugh…” –Ruri

Aku bukalah satu-satunya yang terkejut oleh bau busuk itu. Para peri yang tidak bisa menahan baunya, keluar dengan segera dan kehadiran mereka menghilang.

Barang yang diberikan untukku oleh Lidya dimaksudkan untuk melindungi diriku sendiri selama mengunjungi ibu kota. Begitu di lemparkan, bola itu akan mengeluarkan kilatan cahaya terang dan sangat berbau busuk yang seharusnya bertindak sebagai pencegah untuk para demi-humans yang berindera sensitif.

Namun, itu terbukti terlalu efektif karena aku juga terpengaruh.

“Aku merasa sakit…” –Ruri

Aku menyesal karena tidak meletakkan penghalang sebelumnya. Agar tidak menciptakan gangguan, aku menggunakan sihir angin untuk mengusir bau dalam sekali tiupan.

“Kuharap mereka tidak mati…” –Ruri

Aku tidak berpikir mereka akan mati hanya karena bau, tapi ketika mereka tidak bergerak sama sekali, aku mulai khawatir. Itu adalah ketika aku mendengar suara seseorang tertawa. Aku berbalik ke sumber suara.

Seseorang dalam pakaian hitam yang wajahnya tersembunyi dalam baju, dengan hanya matanya yang dalam berwarna hijau, berdiri di sana. Di pinggangnya, pedang panjang terselubung. Orang itu tidak bisa lebih mencurigakan lagi.

“Siapa kau?” –Ruri

“Aku melihat seseorang di kejar oleh penjahat dan memutuskan untuk mengikuti di belakang.”

Setelah mendengarnya, aku sedikit tenang.

“Kau akan menyelamatkanku?” –Ruri

“Kurasa itu tidak perlu.”

Pria itu melihat ke arah penjahat di depanku.

Aku memiliki perasaan bertentangan dengan itu. Jika kau ingin menyelamatkanku, bukankah kau bisa melakukan itu sebelumnya? Seperti, sebelum aku mengeluarkan bom bau itu?

Baunya yang se bau ITU.

“…Sungguh pekerjaan yag luar biasa.”

“Kenapa, terimakasih.” –Ruri

Aku benar-benar berpikir bahwa pria itu berbicara mengenai aku yang mengalahkan penjahat. Tapi aku terbukti salah ketika dia mulai menyentuh rambutku dengan tangannya.

Aku baru menyadari bahwa rambut emas yang kusembunyikan di bawah tudung, memperlihatkan wajahnya pada dunia ketika aku tidak sengaja membiarkannya lepas saat dikejar penjahat.

Ini benar-benar buruk.

Dalam pikiranku, kata seperti perdagangan manusia, perdagangan budak, pria mencurigakan di depanku mulai berputar. Perasaan bahaya menghantamku tanpa henti.

Aku hampir dirampok. Tidak ada bukti kuat bahwa orang yang sekarang di hadapanku ini aman. Di gang belakang tanpa kehadiran orang lain, sulit untuk mempercayai orang pria mencurigakan yang matanya saja yang terlihat.

“A-aku punya sesuatu yang penting untuk dikerjakan, sampai jumpa!” -Ruri

“Ah tunggu…”

Aku tidak berhenti untuk suara di belakangku. Meskipun dia tidak mengikutiku, aku terus menjaga jarak darinya. Sederhananya aku berlari.


Sementara itu, kita punya Chelsea yang mengucapkan perpisahan untuk Ruri.

“Aku tidak yakin apakan Ruri baik-baik saja…” –Chelsea

Dia menghela nafas lagi yang Tuhan tahu jumlahnya sudah berapa kali dia lakukan dalam sehari.

“Aku harusnya pergi menemui Klaus dengannya. Meskipun dia pintar, dia kadang-kadang melakukan hal-hal yang membuktikan sebaliknya…” –Chelsea

Meskipun itu adalah idenya untuk membiarkan Ruri pergi sendirian, dia menyesalinya.

Setelah tinggal dengan Ruri selama dua tahun, dia adalah sesuatu yang mirip ibu untuknya. Chelsea hanya memiliki seorang anak laki-laki dalam keluarganya, dan karena anak dari suku naga memiliki tubuh yang kuat sejak lahir, mereka hidup dengan kode asuhan liberal.

Dibandingkan dengan suku naga, Ruri itu lemah. Chelsea lebih khawatir mengenai Ruri dibandingkan kekhawatirannya terhadap anaknya sendiri selama ini. Meskipun para peri dengan kekuatan magis yang luar biasa bersama Ruri, yang itu sendiri juga berkontribusi dalam kekhawatiran Chelsea terhadap Ruri.

Faktanya, Chelsea tidak ingin Ruri meninggalkan rumah. Jika Ruri ingin berpegang pada harapan samar untuk bisa kembali ke dunia asalnya, dia bisa menunggu hingga dia mengetahui beberapa kebenaran.

Umur suku naga itu panjang. Dan seharusnya dari Ruri yang memiliki kekuatan sihir luar biasa dalam dirinya jika dibandingkan dengan manusia normal. Ada begitu banyak waktu baginya untuk memilah-milah pikirannya.

Tapi keadaan tidak terlihat baik mempertimbagkan informasi yang dikumpulkan oleh cucu laki-lakinya Joshua mengenai Nadarsia.

Gadis suci yang dipanggil oleh Nadarsia mencari temannya. Dia menyesali hilangnya temannya dengan mengklaim bahwa Kerajaan Naga telah menculiknya. Nadarsia menyembunyikan fakta dan menggunakannya untuk keuntungan mereka dan lainnya. Intel paling akhir adalah bahwa Nadarsia menggunakan pernyataan ‘demi menyelamatkan temanmu’ untuk memanipulasi Gadis Suci dan menyiapkan perang melawan Kerajaan Naga.

“Nadarsia hanya tidak pernah belajar saja… Artinya, gadis Asahi itu… dia entah bodoh atau terlalu mempaercayai orang. Apakah dia tidak menyadari masalah yang dia sebabkan untuk lingkungan sekelilingnya dengan melakukan apapun yang dia inginkan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya? Apakah dia sama sekali tidak tahu bahwa dia dimanfaatkan?” –Chelsea

Entah apakah dia buta tentang sekelilingnya, atau dia hanya mempercayai apa yang ingin dia percayai. Ketika teman baikmu menghilang, tidakkah kau meragukan semua orang di kotamu sebelum menyalahkan mereka semua?

Berdasarkan berita, Asahi benci belajar. Dia bahkan tidak mencoba untuk mempelajari tentang kota yang di sebuat Nadarsia, apalagi Kerajaan Naga. Melompat pada kesimpulan mengklaim bahwa Kerajaan Naga adalah orang buruk di sini. Karena Chelsea berhubungan dengan Kerajaan Naga, tentu saja dia marah.

Untuk orang luar seperti Chelsea, sangat jelas bahwa seluruh hal hanyalah lelucon yang dibuat oleh Nadarsia. Bisa dikatakan, Asahi adalah boneka yang sempurna untuk Nadarsia karena dia mempercayai semuanya tanpa keraguan.

Chelsea masih belum memberitahu apapun tentang ini kepada Ruri. Alasan untuk itu adalah karena Ruri tanpa ragu pasti akan pergi ke Nadarsia sendiri untuk protes dan mungkin menghujani api dalam prosesnya.

Untuk mencegahnya, Chelsea membuat Ruri belajar mengenai konsekuensi yang akan dibawa oleh tindakannya (T/N : Menjadi pemicu para peri untuk bahagia). Ada juga hal untuk membiarkan dia memilah-milah di dunia luar sana untuk kelanjutan hidupnya di dunia ini. Bagaimanapun, untuk kebenaran bahwa Nadarsia memfitnah Kerajaan Naga dengan penculikan Ruri diketahui, lebih baik untuk membuat Ruri bertemu dengan Asahi.

Untuk membuatnya tahu betapa besar pengaruh para peri di sekitarnya dan kekuatan sihir yang dia miliki di dunia ini, akan bagus untuk membiarkan dia bertemu dengan orang-orang yang belum pernah ditemuinya. Baik itu orang biasa yang tak bersalah, para politisi, atau orang dengan motif tersembunyi, bertemu mereka artinya mengatakan lebih dari apa yang bisa dijelaskan secara sederhana dalam skala yang lebih besar.

Apapun itu, Chelsea haya ingin agar Ruri belajar untuk tidak bertindak berdasarkan perasaannya yang akan menyebabkan para peri jadi liar.

Tapi itu datang dengan bahayanya sendiri.

“Lebih baik aku memeriksanya sesekali.” –Chelsea

Begitulah Chelsea yang bermaslah.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset