Chapter 8 – Gosip

Seperti rencana untuk menyingkirkan Ruri tanpa hambatan, Pangeran Nadarsia dan mantan teman sekelasnya tertawa terbahak-bahak.

Tersembunyi dari kebenaran, Asahi diberitahu bahwa Ruri melarikan diri dari kastil karena membenci gaya hidupnya. Berpikir bahwa sebuah penjelasan sederhana seperti itu akan cukup, mereka benar-benar tak mengetahui obesesi yang dimiliki Asahi terhadap Ruri.

“Tidak mungkin Ruri-chan akan meninggalkanku!! Tidak ada yang mengetahui Ruri-chan lebih dariku!!” –Asahi

Jika Ruri di sini, dia pasti aka membantahnya. Tapi Ruri tidak di sini. Pangeran dan mantan teman sekelas tidak bisa berbuat apapun mengenai tangisan kecewa Asahi.

Pangeran menghentikan usaha Asahi yang terburu-buru untuk meninggalkan kastil untuk mencari Ruri dan terpaksa untuk mengirimkan tim untuk mencari Asahi pada hari yang sama ketika mereka melepaskannya ke dalam hutan.

Jika mereka beruntung, mereka bisa melakukannya tepat waktu sebelum Ruri dilemparkan ke hutan. Sayangnya, ketika mereka bertemu dengan para prajurit yang pergi sebelum mereka, Ruri sudah pergi.

Hutan sihir adalah rumah bagi binatang sihir dan binatang berbahaya lainnya. Waktu sangat penting. Lebih banyak prajurit dikirim ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Ruri. Tapi setelah beberapa hari, Ruri masih belum ditemukan di manapun.

Kebenarannya adalah Ruri hampir bertemu dengan para prajurit pada suatu ketika. Tapi para peri dengan pandai membimbing Ruri untuk menjauh dari mereka. Ini semua berkat rencana cadangan yag disediakan oleh Kotarou bahwa para prajurit terpaksa berlari ke arah lain. Pada akhirnya, Ruri dan para prajurit tak pernah bertemu.

Ketika waktu berjalan tanpa ada kabar mengenai Ruri, Asahi melemparkan ancaman yang semakin parah. Melihat itu, orang-orang Nadarsia dan para mantan teman sekelasnya mulai menunjukkan ketidaksabaran mereka.

Namun, raja adalah seseorang yang mengendalikan sebuah negara, tidak peduli sebarapa buruknya dia. Raja menggunakan situasinya untuk keuntungan dirinya.

“Sepertinya teman gadis suci telah diculik oleh orang-orang Kerajaan Naga.”

Pada titik ini, raja dan yang lainnya yakin bahwa Ruri telah mati. Tapi mereka tidak menunjukkan satu tanda duka atau penyesalan apapun.

“Kerajaan Naga?” –Asahi

“Itu adalah Negara dimana tempat para demi-humans yang tak beradab tinggal. Mereka pasti iri dengan negeri kita karena kita memiliki Gadis Suci, dan menculik kelemahan anda, yaitu teman baik anda.” -Raja

“Tidak mungkin… Ini karena aku jadi Ruri di…” –Asahi

“Yakinlah bahwa kami tidak akan membiarkan para manusia tak beradap itu lolos begitu saja. Sedihnya, ada banyak orang di negeri yang menentang pengerahan pasukan ke Kerajaan Naga. Jika Gadi Suci yang akan membawa kejayaan bagi negeri berdiri di garis depan, Saya yakin bahwa perlawanan juga akan mengubah pikiran mereka dan bergabung dengan pertempuran. Bisakan saya meminta kerjasama anda untuk menyelamatkan teman baik anda?” –Raja tol*l (T/N : Kenapa kau tak mati saja?)

Raja menunjukkan pandangan yang tulus, namun di dalam hatinya, dia tidak berencana untuk menyelamatkan Ruri sama sekali. Dia berencana menyematkan kematian Ruri dengan alasan dia dibunuh selama peperangan begitu kerajaannya keluar sebagai pemenang. Dia menyentil nama Kerajaan Naga pada Asahi untuk menghasutnya.

Tidak mengetahui kebenarannya, pandangan Asahi terhadap Kerajaan Naga adalah bahwa Itu adalah negeri yang tak beradab dan kejam. Berpikir bahwa dia harus menyelamatkan Ruri dengan segera, dia menerima penawaran tanpa keraguan.

“Tentu saja! Kita harus secepatnya menyelamatkan Ruri-chan! …. Tunggu aku, Ruri-chan!” –Asahi

Penyerangan terhadap Kerajaan Naga telah dimulai.

Dari bayangan, mata-mata yang mengintai tercengang dengan perkembangan situasi. Dia menghela nafas berat.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset