Chapter 39 – Sementara Itu, yang Itu…

Agetelah yang lebih senang dari pada orang lain karena dua orang tersebut telah menyelesaikan kesalahpahaman.
Ketika dia berjalan, langkah kakinya sangat ringan hampir seperti jika dia akan meletus dalam tarian.
Tidak butuh waktu lama untuk kabar tersebut tersebar ke sekitar kastil, karena kebahagiaan Agete ditunjukkan melalui caranya berjalan.
Tidak akan mengejutkan jika berita pernikahan Sang Raja telah tersebar ke seluruh negeri sebelum itu diumumkan secara resmi.
Sementara itu, petugas-petugas Raja yang lain selain Agete lebih menunjukkan ekspresi kelegaan dibanding kebahagiaan.
“Sangat bagus bahwa Ruri setuju.” -Klaus
“Ya. Seperti itu, Yang Mulia sudah akan menyendiri sepanjang hidupnya.” -Euclase
Ketika Euclase dan Klaus mengatakan berkali-kali kelegaan, Ruri dalam wujud kucingnya, memiringkan kepala.
“Tapi jika Jade tidak menikah, warna sisiknya akan pudar. Kemudian ketika dia jatuh cinta lagi, ku dengar warna sisiknya akan berubah lagi?” -Ruri
“Eh! Yang Mulia, kenapa kau memberitahu kebohongan seperti itu? Apa yang akan kau lakukan jika Ruri menolak?” -Euclase
Euclase membalikkan matanya ke arah Jade dengan menuduh.
“Itu adalah kebohongan!?” -Ruri
Ruri terkejut, sedangkan Euclase menatap Jade.
“Jika warnaya berubah, Jade bisa menikahi pasangan baru jika tidak mau menikahimu. Namun, begitu sisik terpisah dari tubuhnya, itu tidak bisa kembali, jadi sisik itu tidak bisa berubah warna dan beliau tidak bisa memiliki kekasih yang berbeda.” -Klaus
Setelah mendengar penjelasan Klaus, mata Ruri melebar, dia menatap ke atas pada Jade.
Jade meletakkan satu tangannya di atas kepala Ruri dengan senyum pahit.
Dia memastikan agar Ruri tidak merasa bertanggungjawab, dan membuat hal tersebut lebih mudah baginya untuk mengutarakan pikirannya. Ruri mengetahui bahwa ini adalah kebaikan hati Jade.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku menolak?” -Ruri
Meskipun Jade telah berbohong kepadanya, diantara kebohongan-kebohongan tersebut dia bisa melihat cinta dan kebaikan hati Jade.
“Aku tidak lamban seperti seseorang. Aku tidak akan melepaskan sisik jika tidak ada kesempatan untuk berhasil.” -Jade
“Lamban! Siapa?” -Ruri
“Aku sudah memutuskan dirimu. Semua orang di kastil tahu perasaanku padamu, tapi hanya kaulah satu-satunya orang yang tidak menyadari hal itu.” -Jade
“Itu tidak bisa tidak terjadi, aku tidak tahu etika dan sikap umum para naga. Di samping itu, ada seorang wanita di dalam penjara yang peduli kepadamu. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi pada wanita yang mencarimu?” -Ruri
Meskipun hal itu patut disesalkan, Ruri ingat bahwa gadis pelayan yang katanya memiliki warna rambut yang aneh, mirip dengan wanita dicari Jade.
Bukannya dia tidak mempercayai Jade, tapi jika sekarang wanita itu muncul, situasinya akan rumit.
Dia memutuskan untuk bertanya pada Jade tentang wanita itu.
“Oh, itu belum diselesaikan. Ruri, bisakah kau pergi ke ruangan sebelah dan membawakan pakaian hitam dari lemari pakaian.” -Jade
“Pakaian hitam?” -Ruri
Ruri melompat dari pangkuan Jade dan menuju ke ruangan tersebut, meragu.
Ruangan di samping kantor Jade adalah kamar tidurnya.
Membawa pakaian itu terlalu sulit bagi seekor kucing, jadi dia melepaskan gelang dan kembali ke wujud manusia untuk mencari ke seluruh rak baju.
Dia menemukan pakaian hitam tersebut dengan segera karena itu adalah pakaian yang sepenuhnya berwarna hitam yang berpotongan seluruh tubuh. Ada juga tudung dan sepotong pakaian untuk menyembunyikan wajah di atas tudung.
Keanehan pakaian tersebut menonjol di samping pakaian lain.
Ruri, yang melihat pakaian asing, berpikir bahwa dia telah melihatnya di suatu tempat sebelumnya, tapi dia tidak bisa mengingatnya.
Ketika dia berpikir, dia kembali kepada Jade dengan pakaian di tangan.
Ketika dia berpikir, dia kembali kepada Jade dengan pakaian di tangan.
“Apakah yang ini?” -Ruri
“Oh, ya itu. Apakah kau mengenalinya?” -Jade
“Yeah, mari lihat. Kupikir tidak . . . .” -Ruri
Ruri merasa seperti ada sesuatu, tapi dia tidak bisa mengingat.
Jade menunggu Ruri untuk mengingat, tapi menyadari bahwa dia tidak mengingatnya dan memberinya petunjuk.
“Ketika kau datang ke kerajaan, kau dikejar oleh dua orang kan? Kau bertemu seseorang yang memakai pakaian seperti ini pada saat itu?” -Jade
Ruri mencoba untuk mengingat apa yang terjadi ketika dia sampai di ibu kota dalam urutan.
Dia sebelumnya menjadi kucing, dia segera mengingat. Dia juga mengingat orang yang mencurigakan yang menginterupsinya pada saat itu.
“Oh, ini adalah pakaian yang sama seperti milik orang yang mencurigakan pada saat itu. Karena mereka bisa melihat rambutku, aku terganggu, dan aku berpikir bahwa mereka adalah pedagang budak dan melarikan diri. Tapi kenapa pakaian yang mirip ini ada di sini . . .” -Ruri
Kemudian dia melihat Jade menyeringai dan mata Jade dan mata pria mencurigakan itu tumpang tindih dalam pikirannya.
“… … … pastinya, itu bukan dirimu kan, Jade?” -Ruri
“Ya, wanita yang kupedulikan dengan warna rambut yang tidak biasa adalah kau, dan kita bertemu pada saat itu.” -Jade
“Baiklah, lalu apakah maksudmu, kau mencariku?” -Ruri
“Benar.” -Jade
“Orang yang kau cari berada di sini bersamamu selama ini?” -Ruri
“Ya.” -Jade
Ruri terkejut, bahkan dia tidak bisa menelan, tapi Jade sepertinya tidak berbohong. Ruri ingat bahwa dia cemburu ketika ada gadis pelayan yang telah jatuh cinta pada Jade, dia menatap ke bawah, malu karena mengetahui bahwa dia adalah seseorang yang dicari Jade.
Pada saat itu, Ruri merasakan pandangan hangat dari punggungnya, dan ketika dia menatap ke sekitar, dia melihat Agete tersenyum hangat.
“Ada apa, Agete?” -Ruri
“Kalian memiliki hubungan yang sangat baik, bagus sekali. Aku ragu apakah dia akan hidup sendirian sepanjang hidupnya sebagai seorang bujangan. Tidak peduli apa yang kukatakan, dia tidak akan mendengar . . . . . Ini benar-benar bagus. Aku tidak bisa cukup memikirkan Ruri.” -Agete
Senyumnya berbalik ke sekitar, dan dia mulai menangis ke dalam sapu tangan. Ruri bisa mengatakan berapa banyak masalah yang dia miliki untuk menemukan pasangan Jade.
Setelah memohon dengan air mata dan duka tentang berapa lama dia telah mencari, Agete menaikkan wajahnya.
“Kapan . . . . . Kapan upacara pernikahannya?” -Agete
“Eh, pernikahan!?” -Ruri
Meskipun mereka baru saja mengonfirmasi bahwa mereka saling menyukai satu sama lain, kata-kata pernikahan muncul, dan mata Ruri melebar.
“Aku masih belum mau menikah, ini masih terlalu awal!” -Ruri
“Eh! Apakah begitu, Yang Mulia?” -Agete
Agete memiliki ekspresi ketidakpercayaan dan dia menatap Jade untuk persetujuannya. Sayangnya, pendapat Jade sama dengan milik Agete, dan dia menatap Ruri dengan kefrustasian.
“Tidakkah kau ingin menikah denganku? Aku berpikir bahwa kenapa aku memberimu hati naga?” -Jade
“Tidak, aku tidak membencinya . . . . Hanya saja aku ragu untuk menikahimu sebelum kita memiliki waktu untuk menjadi kekasih.” -Ruri
“Tapi Ruri ingin menikah lebih awal, kan? Kau mengatakannya sebelum bertemu dengan pria itu dalam kencanmu. Atau apakah kau mengatakan kau tidak bisa menikahiku karena kau ingin menikah dengannya?” -Jade
Ruri memiliki keraguan tentang siapa pria itu, tapi dia ingat Jet.
Lagipula, dia mengingat hal buruk yang dia lakukan pada Jet dan dia merasa menyesal. Pada awalnya dia berpikir bahwa Jet adalah orang buruk karena melarikan diri setelah mengundang Ruri keluar, tapi jika kau berpikir bahwa itu adalah kencan, karena Ruri muncul dengan hati naga di lehernya yang merupakan bukti bahwa dia adalah kekasih seorang naga, itu pasti menjadi kejutan. Hal itu mungkin mengubah suku naga menjadi seorang musuh.
Melihat hal tersebut secara objektif, Rurilah orang yang buruk karena muncul dengan sisik naga.
Suatu hari Ruri harus menyelesaikan kesalahpahaman tersebut dan meminta maaf padanya, pikirnya.
Tidak, sekarang bukanlah saatnya untuk memikirkan mengenai hal seperti itu. Jade menatap Ruri dengan mata yang tidak tertawa sama sekali, mata Jade sedikit bersinar dalam cahaya.
Dia kecewa atas apa yang dikatakan Ruri, kemudian Ruri melihat Euclase yang mengisyaratkan sesuatu dengan putus asa, tapi dia tidak tahu apa yang coba Euclase yakinkan.
Tiba-tiba dia mengingat apa yang dikatakan oleh Ewan. Para naga itu pencemburu.
Ketika dia bertemu Ewan setelah kencan, Ewan mengatakan bahwa suku naga sangat pencemburu, bahkan untuk membicakan mengenai pria lain adalah hal yang tabu.
Itulah! Teriak Ruri dalam batin.
Secara insting, Ruri lebih merasakan krisis ketimbang syukur kegembiraan terhadap Jade, dan dia segera mengubah pernyataannya.
“Bukan itu masalahnya. Tentu saja aku mau menikahi Jade!” -Ruri
Setelah mendengar Ruri berbicara, wajah Jade menjadi tenang, dan Ruri lega.
Kemudian ekspresi wajah Agete menjadi cerah.
Itu sudah diputuskan, dan ketika pikiran seorang naga sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu, mereka mengikuti seluruhnya, dan Ruri ikut tersapu bersama.
Jika dia berpikir hal itu sedikit cacat, dia menatap Jade, tapi Jade sudah sepenuhnya rileks, dan sudut mulutnya terangkat.
“Aku akan segera membuat pengaturan!” Agete melompat, berjaya, dan semua orang mulai bergerak untuk membantu.
Pernikahan Raja Naga adalah acara nasional dan mereka harus mengundang orang-orang penting dari negeri mereka dan para sekutu mereka. Ada banyak yang harus dilakukan.
Jade dan Ruri ditinggal sendirian di ruangan tersebut.
Ruri mencoba untuk memakai gelang lagi untuk menjadi kucing, tapi Jade memegang tangannya.
“Menetaplah bersamaku sebagai seorang manusia ketika kita sendirian.” -Jade
Jade tersenyum manis dan Ruri mengangguk malu.
Jade menyambar Ruri, dan duduk kembali di kursinya sambil memegangi Ruri di atas pangkuannya.
Ruri tidak masalah dipegangi ketika dia adalah kucing, tapi dia berada dalam wujud manusianya dan dia tiba-tiba menjadi malu, wajah Jade tidak bisa terlihat dengan jelas dan dia menjadi diam.
Kata-kata Jade datang dari atas Ruri.
“Ini akan menjadi beberapa saat sebelum kita menikah. Agete antusias. Pernikahan akan membutuhkan waktu untuk mempersiapkannya. Jadi kau harus memutuskan perasaanmu sebelum itu.” -Jade
Itu adalah suara yang lembut, sepenuhnya berbeda dari sebelumnya ketika dia hampir mendorongnya untuk sebuah pernikahan paksa.
“. . . . Jade licik. Ketika aku berpikir kau mencoba untuk melanjutkan dengan paksaan, kau kemudian jadi menghormati keinginanku.” -Ruri
Sebagai hasilnya, meskipun dia mendapat jalannya, dia juga mempertimbangkan perasaan Ruri.
Ruri tahu Jade peduli padanya, jadi dia tidak bisa mengeluh.
“Para naga akan melakukan apapun untuk mendapatkan seseorang yang mereka cintai. Tapi aku tidak ingin dibenci oleh Ruri karena hal itu.” -Jade
“Aku tidak membencinya. Aku mengerti bahwa aku menerima hati naga.” -Ruri
Ruri mengingat sesuatu yang membuatnya gelisah untuk waktu yang lama.
“Aku mengerti. Aku ingin bertanya satu pertanyaan padamu, apa yang harus kulakukan jika aku menikahimu?” -Ruri
Jika dia menjadi Ratu dari Kerajaan Naga, dia perlu bekerja untuk negeri seperti yang dilakukan Jade.
Dia takut dalam mengambil keputusan besar, dia bahkan tidak tahu hal-hal apa yang akan dianggap naga sebagai pengetahuan umum.
Respon Jade terhadap ketakutan Ruri adalah satu kata.
“Tidak ada.” -Jade
Pernyataan yang sangat ringkas tersebut membuat Ruri terkejut.
“Tidak tidak, tidak ada? Apakah benar? Sosial, diplomatik, politik. . . .” -Ruri
“Yeah, biasanya Sang Ratu akan diberikan pekerjaan yang cocok denganmu. Namun, karena kau adalah seorang Yang Dicintai, kau tidak perlu bekerja. Bahkan dengan pekerjaan diplimatik dan sosial, aku tidak bisa mengungkap seorang Yang Dicintai dengan ceroboh di hadapan negeri lain, aku bahkan tidak bisa membuatmu terlibat dalam hubungan nasional. Begitu juga dengan negeri lain. Jika seorang anak yang dicintai terlibat dalam politik, sekitarnya hanya bisa melihat bahwa dia adalah seorang Yang Dicintai dan akan menerima apapun yang mereka sarankan. Kemudian, itu menjadi suatu pendiktatoran, dan negeri menjadi kebingungan.” -Jade
“Baiklah kemudian, apa yang harus kulakukan?” -Ruri
“Kau bisa menghabiskan tiap harinya seperti apa yang kau inginkan, seperti apa yang kau lakukan sebelumnya. Karena Ruri ada di negeri ini, itu menguntungkan negeri ini, jadi tidak ada yang mengeluhkannya.” -Jade
Apakah itu bagus? Sepertinya dia tahu apa yang dipikirkan Ruri, jadi Jade menambahkan sedikit lebih banyak.
“Di samping itu, para naga tidak menyuka kekasih mereka untuk berada dalam sorotan secara tidak penting. Kau bilang kau tahu kami pencemburu, kan? Ada beberapa wanita naga yanga menikah di kastil ini, dan sepertinya itu tidak biasa bagi raja di masa lalu untuk sering muncul di hadapan orang-orang atau pergi ke luar dalam publik.” -Jade
Diantara para naga yang bekerja di kastil, ada para pria di setiap generasi, namun para wanita kebayakan masih muda dan belum menikah atau tua dan janda seperti Chelsea. Sepertinya para naga sangat pencemburu, tidak ingin kekasih mereka dilihat.
“. . . . Kemudian, haruskah aku berhenti bekerja di kafetaria?” -Ruri
“Bagiku, aku ingin menjaga Ruri di sampingku selama yang aku bisa, tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, kau hanya harus menghabiskan waktumu seperti yang kau inginkan.” -Jade
Meskipun dia mengatakan itu terserah pada Ruri, Ruri bisa dengan mudah melihat bahwa Jade ingin dia keluar dari pekerjaannya.
Sepertinya Jade akan marah dengan sesuatu jika dia tetap bekerja di kafetaria.
Banyak orang datang dari negeri lain ke Kerajaan Naga. Jika seseorang yang datang ke kafetaria tidak tahu tentang hati naga dan mulai mengacau dengan Ruri . . . . .
Dia ingin melanjutkan bekerja di kafetaria, tapi dia akan menyebabkan masalah untuk orang-orang di sana.
Ruri memutuskan untuk keluar mengatakan ini akan lebih baik untuk keamanan dan kedamaian sekitar.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset