Chapter 36 – Perpisahan
Ruri sedang berada di dalam kantor Jade, duduk di pangkuannya dalam wujud kucing ketika dia mendengar laporan Finn, dan dia bernafas lega setelah mendengar keselamatan Asahi.
“Kotarou, terimakasih.” -Ruri
“Yeah, jika itu membantu Ruri, tidak masalah.” -Kotarou
Melihat Kotarou yang mengangguk dengan bahagia, Rin membisikkan sesuatu secara pelan yang tidak didengar oleh Ruri.
“Kau mampu menyelamatkan dia, tapi kau sengaja meninggalkannya disana sedikit lebih lama untuk mebuatnya takut.” -Rin
“Aku masih belum terbiasa dengan tubuh ini, jadi aku tidak bisa menggunakannya dengan baik, itu merupakan hal kecil untuk menyelamatkannya.” -Kotarou
Dia bohong, pikir Rin.
Sudah cukup lama sejak Kotarou mendapatkan tubuh itu, seharusnya dia sudah tidak asing sekarang.
Selanjutnya, Kotaroulah yang memerintahkan peri angin lainnya agar tidak dapat diajak bekerjasama dengan pencarian untuk Asahi.
Kotarou tahu tempat dimana Asahi berada, menyebabkan Ruri gelisah, tapi tetap saja dia meninggalkan Asahi untuk membalas dendam.
Rin berpikir bahwa itu tidak masalah, jadi dia tidak memberitahu Ruri.
“Jadi Finn, bagaimana Asahi?” -Ruri
“Dia sudah duduk dengan diam di ruangannya. Meskipun dia tidak terluka, sepertinya dikelilingi oleh para pria yang marah telah membuatnya syok, dan ketika orang-orang masuk ruangan itu, dia menjadi takut, tapi selain itu dia sehat.” -Finn
“Begitu. Aku minta maaf atas ketidaknyamanannya.” -Ruri
“Itu bukan salah Ruri. Kau tidak perlu meminta maaf.” -Finn
“Sungguh.” -Jade
Mungkin karena dia tidak bisa terus membersihkan masalah Asahi, kalimat permintaan maaf keluar secara otomatis, dan Ruri tersenyum kecut.
“Kuharap setelah ini Asahi akan mengerti . . . . ” -Ruri
“Itu tidak akan mungkin.” -Jade
Jade memotong perkataan Ruri, sepertinya dia sangat tidak menyukai Asahi.
Setelah mengakhiri topik tentang Asahi, Jade bersiap untuk topik selanjutnya.
“Apa yang terjadi pada gadis pelayan yang membiarkan Asahi melarikan diri?” -Jade
Joshua yang berada di ruangan tersebut, bertukar tempat dengan Finn dan mulai memberi laporan pada Jade.
“Gadis pelayan telah dimasukkan dalam penjara karena membantu tahanan melarikan diri. Dia adalah puteri dari seorang pria yang telah menjualnya untuk perbudakan. Dia bukan berasal dari negeri ini, tapi dia dibawa bersama budak lainnya karena masalah domestiknya, dan dia diberi pekerjaan di kastil. Tampaknya, ketika dia dikirim kembali ke Kerajaan Naga, dia telah secara tak sengaja mendengar kesalahpahaman yang dibuat oleh Tentara Naga, dan dia berpikir bahwa dia adalah Ratu Naga. Ketika dia mengunjungi Asahi, dia tidak sengaja mendengar penjaga mengatakan bahwa Asahi akan bertemu dengan raja, kemudian dia menyarankan sebuah rencana pada Asahi yang bisa diajak bekerjasama. Asahi berkata bahwa itu adalah kali pertama mereka bertemu.” -Joshua
“Aku bilang padamu untuk tidak membuat ucapan ceroboh.” -Klaus
Dari samping, Klaus berkata dengan marah, dan Joshua menjadi kehilangan kata-kata.
Tidak peduli apa yang dia katakan, Joshualah yang bertanggung jawab pada awalnya.
Dia mengerti kesalahannya, jadi dia menundukkan kepalanya di hadapan Jade.
Dia mulai berpikir tentang rekan kerjanya, memikirkan seseorang yang bisa menggantikan tempatnya.
” . . . . . Aku benar-benar minta maaf.” -Joshua
“Kita akan memberikan pertimbangan pembuangan setelah itu. Meski begitu, tidakkah dia berpikir bahwa itu adalah hal yang aneh untuk mendengar kabar bahwa dia adalah Ratu Naga di tengah perjalanan menuju negeri? Aku belum pernah bertemu dengannya. Jika dia adalah Ratu Naga, dia seharusnya sudah pernah berada di kerajaan satu kali. Kenyataan bahwa dia hanya lewat, bagaimana bisa dia membuat kesalahpahaman seperti itu . . . . . dia ingin menyalahpahaminya jadi dia tidak menyadari fakta yang jelas ini sama sekali.” -Jade
Menghela nafas dengan kalimat terakhir, dia tersenyum kecut.
Apa yang dipikirkan Ruri? Jade melepaskan gelang di tangan Ruri yang beristirahat di pangkuannya.
Ruri kembali ke wujud manusianya, tentu saja, duduk di lutut Jade dan dia tiba-tiba berada sangat dekat dalam garis pandang Jade secara langsung.
“Woah, apa yang kau lakukan!?” -Ruri
Jade tertawa.
“Ruri, akan lebih baik untuk mengirim semuanya ke Idoclase dengan segera. Sepertiny ke empat orang lainnya sudah hilang efek pesonanya, apakah kau ingin bertemu dengan mereka?” -Jade
“Ya.” -Ruri
Kemudian, Ruri yang telah kembali ke wujud manusianya pergi ke ruangan dimana mantan teman sekelasnya berkumpul.
Ketika Ruri memasuki ruangan tersebut, jantungnya berdebar meragukan bagaimana mereka akan bereaksi, tapi ke empat orang yang melihat Ruri memasuki ruangan mereka, berlari dan bersujud di hadapan Ruri.
“Apa?” -Ruri
“Aku minta maaf.” -Siswa
Ketika satu orang mengatakan satu kata maaf, yang lainnya juga mulai mengatakan maaf.
Ini adalah reaksi yang berbeda dari apa yang biasa dialami oleh Ruri dan mulutnya terbuka.
Jade meletakkan tangannya di bahu Ruri dan menjelaskan.
“Efek pesona sudah sepenuhnya berakhir dan sepertinya mereka jadi bisa mengenali sikap mereka dengan benar.” -Jade
“Apa yang begitu berbeda?” -Ruri
Ruri bingung dan permintaan maaf para siswa tersebut bertambah keras saja.
“Kau harus bertanya sendiri pada mereka.” -Jade
Karena mereka tidak bisa berbicara secara masuk akal dengan situasi tersebut, mereka semua duduk di atas kursi yang ada di dekat mereka.
“Aku tidak bisa mengerti kenapa aku melakukan hal seperti itu. Tapi itu sudah berlalu, aku hanya bisa meminta maaf. Maafkan aku.” -Siswa
Sikap mereka terhadap Ruri tidak bisa diubah bahkan jika dia memaafkan mereka.
Ternyata mereka melakukan sesuatu yang bukan diinginkan oleh mereka, tapi apa yang telah mereka lakukan tidak akan pernah menghilang.
Mereka mengganggu Ruri, melemparkan pelecehan padanya dan menelantarkannya tapi Ruri sudah hidup melaluinya, dan kenangan masa lalu muncul dan dia hampir menangis.
Mereka telah melemparkannya ke hutan, dan kemungkinan besar mereka ingin agar dia mati.
Ruri tidak bisa mengatakan apapun, jadi dia mengubah topik
“Bagaimana perasaan kalian ketika kalian terpesona?” -Ruri (A/N : Saolohh ambigu gini kalimatnya. Wkwk :v)
Meskipun mereka merasa sedikit kecewa, para siswa menyadari bahwa mereka tidak akan segera dimaafkan, jadi mereka menjawab pertanyaan Ruri.
“Ketika kau berpikir tentang Asahi, kau dikelilingi oleh rasa gembira. Pada saat bersamaan aku menyadari bahwa kau berbeda dengan kami. Karena kau berbeda, aku tidak suka melihat Asahi memberi perhatian padamu.” -Siswa
“Sekarang bagaimana?” -Ruri
“Ini sangat menyegarkan. Tapi pada saat bersamaan aku merasa bersalah. Pada saat itu aku tidak memiliki keraguan mengenai sikap kami. Tapi sekarang aku mengerti denga tepat. Apa yang kami lakukan padamu itu buruk.” -Siswa
Dan lagi, keempatnya menundukkan kepala di hadapan Ruri.
“Sudah cukup . . . . .” -Ruri
Ke empat orang tersebut mendongakkan wajah mereka, terkejut ketika mereka mendengar bisikan Ruri.
“Jangan salah paham, aku tidak memaafkan kalian. . . . . Tapi kalian dan aku punya banyak hal untuk dipikirkan agar dapat menjalani kehidupan. Itulah mengapa aku mengatakan sudah cukup.” -Ruri
Ruri hanya mengatakan itu, dan meninggalkan ruangan.
Akhirnya melambaikan tangan mereka sebelum Ruri pergi, memberitahukan “selamat tinggal” mereka dan tahu bahwa mereka tidak akan pernah bertemu lagi.
Ketika mereka berjalan kembali, Jade berhenti dan menanyakan sesuatu pada Ruri dengan ekspresi serius.
“Apa yang ingin dilakukan oleh Ruri di masa depan?” -Jade
“Apa maksudmu?” -Ruri
“Kau mengatakannya pada orang-orang itu tadi. Kau harus memikirkan bagaimana untuk hidup mulai dari sekarang. Ruri sekarang berada di negeri ini, tapi jika kau ingin pergi ke kerajaan lain selain Kerajaan Naga, aku akan berbicara pada seseorang dari negeri tersebut. Apa yang ingin kau lakukan, Ruri?” -Jade
Tak perlu dikatakan, Ruri segera menjawab.
“Aku inging tinggal di kastil ini di Kerajaan Naga jika Jade dan semua orang mengizinkannya.” -Ruri
Ketika dia pertama kali mempelajari tentang kerajaan, dia telah berencana untuk kembali ke rumah Chelsea, tapi ketika dia kembali ke kastil dari rumah Chelsea, dia tahu bahwa dia telah kembali ke rumah.
Dia menyadari bahwa secara tak sengaja, kastil ini telah menjadi rumahnya.
Dia ingin tinggal disini jika memungkinkan.
Jade menunjukkan pandangan yang sepenuhnya lega setelah jawaban dari Ruri, dan Ruri tertawa terkikik.
“Itu adalah apa yang kau katakan untuk dilakukan.” -Ruri
“Tak ada pilihan. Aku tidak bisa menghalangi keputusanmu, dan aku tidak bisa meyakinkanmu untuk berada disini jika kau tidak ingin berada disini. Pertama, kau tidak bisa membatasi perilaku Yang Dicintai. Berkat hal itu, Raja Binatang Buas memiliki waktu yang sulit. . . .” -Jade
“Ada seorang Yang Dicintai di Kerajaan Binatang Buas, orang yang seperti apa dia itu?” -Ruri
Meskipun itu adalah pertanyaan yang sangat sepele, jawaban dari Jade tidak datang, dan Ruri menatap wajah Jade.
Jade membuat ekspresi yang tidak komprehensif dan setelah berpikir sejenak tentang kata-katanya, dia menghela nafas dengan keras.
” . . . . . Jika kau berada di negeri mereka, kau akan melihatnya cepat atau lambat.” -Jade
“Ohh . . . . .” -Ruri
“Mari tinggalkan cerita itu di belakang, aku sedang memikirkan tentang bagaimana cara menghentikanmu jika kau memutuskan untuk pergi, tapi aku lega hal itu sudah tidak diperlukan lagi.” -Jade
“Kau pikir bagaimana cara menghentikanku?” -Ruri
“Oh, pada awalnya aku berpikir untuk menyiapkan pakaian dan perhiasan yang disukai Ruri dan manisan yang disukainya, tapi itu adalah hal yang tidak mungkin untuk mempersiapkan segalanya di Kerajaan Naga. Aku akhirnya menyimpulkan bahwa aku akan menyerahkannya pada Chelsea.” -Jade
“Chelsea itu seperti orang tua bagiku. Ku pikir aku tidak bisa pergi jika Chelsea memintaku untuk tidak pergi. Bolehkah sesekali aku pergi menemui Chelsea?” -Ruri
“Oh, aku tidak keberatan. Namun, tolong bicaralah padaku dengan benar sebelum pergi lain kali. Dan berjanjilah untuk kembali ke kastil dengan benar.” -Jade
Ruri ingat bahwa dia pernah kabur dari rumah, Jade menaikkan alisnya, dan Ruri menyetujui sambil tertawa.
“Oh, tapi jika aku menikah, kami akan meninggalkan kastil. Kemudian aku harus menemukan sebuah rumah di suatu tempat di kerajaan.” -Ruri
“Kau tidak perlu khawatir mengenai hal itu.” -Jade
Mengapa? pikir Ruri, tapi karena hal itu tidak akan terjadi dengan segera, dia memutuskan bahwa dia bisa memikirkan hal itu setelah menemukan pasangan.
Beberapa hari kemudian, Asahi dan teman sekelasnya pergi ke Idoclase.
Dan gadis pelayan yang membantu Asahi melarikan diri, diberi hukuman yang pantas.
T/N : entah kenapa pas kalimat ‘mereka tidak akan pernah bertemu lagi’ aku tuh jadi sedih… mungkin karena aku udah lupa sama cerita di chapter2 sebelumnya dimana mereka pada jahat ke Ruri. Wkwk :v