Chapter 30 – Reuni

Di hadapan Ruri, sejumlah sangkar burung yang besar telah disiapkan, cukup besar bagi Ruri sebagai manusia untuk berdiri di dalamnya.

“Apa ini?” -Ruri

“Sangkar-sangkar itu untuk mengiring raja dan pendeta kembali ke Kerajaan Naga.” -Joshua

Begitu Joshua menjelaskan, raja dan pendeta yang telah diikat dibawa ke luar, dan dimuat satu per satu ke dalam sangkar burung yang besar.

Seorang tentara yang telah berubah ke wujud naganya menyambar sangkar itu dengan kakinya dan terbang menuju Kerajaan Naga.  Sepertinya lebih mudah untuk mengirimkan musuh dengan terbang dan membawanya daripada menempuh jalur darat.

Namun, jika musuh takut dengan ketinggian, waktu perjalanan mereka akan penuh dengan ketakutan. Akan lebih baik jika begitu, pikir Ruri secara diam-diam.

“Oke, Ruri. Bagasi yang terpanggil dari dunia lain telah terkumpul, jadi silahkan periksalah.” -Joshua

Joshua menunjuk hadapannya, dimana koper-koper yang telah dibawa dari kastil terkumpul, menumpuk memenuhi kotak kayu dimana koper Ruri dan Asahi disimpan.

Itu merupakan hal yang bagus karena Ruri telah mendengar dari raja bahwa Asahi menyimpan kopernya. Tapi sepertinya tidak ada yang tahu yang mana kopernya, jadi mereka membawa seluruh isi kamar Asahi.

Bukan hanya Ruri harus menemukan tas yang dibawanya ketika dalam perjalanan menuju universitas, dia juga harus menemukan tas kecil yang telah dia simpan di dalam tas itu.

Meskipun begitu, tidak ada banyak jumlah koper yang terkumpul, dan ketika Ruri melihat ke dalamnya, dia bisa menemukan kopernya dengan segera.

Ruri membuka tas itu untuk memeriksa isi di dalamnya dan dia membangkitkan kenangan beberapa tahun yang lalu.

Buku tulis dan catatan yang hanya digunakan sedikit. Dia merasakan nostalgia dan rasa semangat ketika dia menemukan jam saku yang diberikan otangtuanya pada Ruri sebagai hadiah masuk universitas. Hanya dua tahun lalu. Ruri telah merasa bahagia ketika masuk universitas.

Dia datang ke sebuah tempat yang jauh.

Ruri menutup matanya rapat-rapat mencoba untuk mengendalikan emosinya yang kuat, kemudian dia merasakan sesuatu yang lembut di pipinya.

Ketika dia membuka matanya, wajah Kotarou berada di hadapannya, dan dia menggosokkan dahinya ke dahi Ruri lagi.

Ruri merasakan bahwa Kotarou gelisah, dan dia menggaruk kepala Kotarou dan memberitahunya bahwa dia baik-baik saja, dan dia melanjutkan memeriksa isi tasnya.

Sementara itu, Kotarou duduk membungkuskan tubuhnya di sekeliling Ruri.

Alat tulis dan catatan di bukunya. Sepertinya tidak ada masalah dengan hal itu, tapi dia mengeluarkan kantung yang berisi make up dan obat-obatan dan sedikit khawatir.

(Persediaan make up . . . . . . . . .  Entah bagaimana baik-baik saja, berdasarkan pada barang-barang tersebut. Tapi obat-obatan, . . . . . . . Itu berbahaya untuk membawanya ke sini,kan?) -Ruri

Kemudian Ruri mengeluarkan ponsel pintarnya dan dengan segera menurunkan bahunya merasa tidak semangat.

“Katakanlah. Ini tidak punya daya sedikitpun . . . . . . . . haha” -Ruri

Jam sakunya adalah tipe yang keras jadi tidak ada masalah, tapi sebuah ponsel pintar tidak bisa menjaga dayanya selama bertahun-tahun.

Tidak mungkin mengisi daya ponsel di dunia ini tanpa listrik.

Dengan ponsel matinya di satu tangan, Ruri menghela nafas dan menyerah. . . . . . . . . . . Pikir Ruri, tapi salah satu peri yang telah bersamanya paling lama, memanggil Ruri.

“Ruri. Aku bisa mengisi daya ponselmu,” -Peri

“Ya ya terimakasih, tapi… perasaan saja tidak cukup. ” -Ruri

“Aku benar-benar bisa mengisi dayanya.” -Peri

Ruri tidak memercayai kalimat peri itu, tapi si peri meletakkan tangannya pada ponsel pintar Ruri tanpa pertanyaan.

Dengan senyum kecil, dia berkata “aku menyelesaikannya,” dan Ruri mencoba menghidupkan ponselnya masih ragu.

Ponsel itu dayanya penuh dan mata Ruri membelalak.

“Ini bekerja! Bagaimana?!” -Ruri

“Ehehe. ‘Karena aku adalah peri petir.’ Aku telah bisa banyak mempraktikkannya. Pujilah aku!” -Peri

Peri itu meletakkan tangan di pingganya dan berlagak.

Ruri memutuskan untuk memujinya, tapi keterkejutan masih belum pergi.

“Mempraktikkan, tapi tidak ada alat di dunia ini yang bisa digunakan untuk praktik.” -Ruri

“Karena aku adalah peri yang berasal dari dunia asli Ruri, aku tahu ponsel dan juga PCs.” -Peri

“Apa maksudmu!?” -Ruri

Fakta ini mengejutkan. Apalagi, ini bukan hanya peri petir, tapi juga banyak peri lainnya yang telah berada di sisi Ruri untuk jangka waktu yang lama, karena dia juga bisa melihat para peri, dan mereka mengangkat tangan mereka satu per satu.

“Kami semua ada di sekitar Ruri dan kami terbawa bersama Ruri ketika kau dipanggil. ” -Peri

“Benar- ” -Se orang peri

“Benar- ” -Se orang peri yang berbeda

“Ehh! Selalu?” -Ruri

“Ya, sepanjang waktu.” -Peri

“Sejak kau lahir.” -Peri

Ruri tidak bisa berkata-kata, dan dia menatap para peri, tertegun.

Ruri terkejut ketika dia mendengar bahwa mereka telah bersamanya sejak dia lahir, Joshua mengajukan pertanyaan dari sampingnya.

“Jika kalian bersama Ruri ketika dia dipanggil, kalian seharusnya bisa membantu untuk menghentikan Ruri datang ke sini?” -Joshua

Ruri menatap mereka kaku.

“Yeah, Ricia berkata bahwa pendidikan Ruri seharusnya tidak boleh terganggu. Kami hanya diizinkan untuk membantu ketika hidup Ruri berada dalam bahaya. Kami tidak bisa mencegah bahaya jika kami tidak bisa melihat bahaya itu datang. ” -Peri

“Ricia?” -Joshua

Ketika Joshua menatap Ruri, dia sedang menangkup wajah di tangannya dan mengutarakan,

“. .  . . . . . . . ibuku” -Ruri

Perkiraan bahwa ibunya bisa melihat peri telah ditegaskan.

Namun, itu bukanlah sebuah keterkejutan besar karena Ruri telah memperkirakannya hingga ke tahap itu.

“Mengapa kalian tidak memberitahuku hingga kini?” -Ruri

“Karena Ruri tidak ingin membicarakan tentang dunia lain. Sakit untuk mengingatnya.” -Peri

“Benar- ” -Peri

Apakah itu adalah sesuatu yang Ruri inginkan? Ruri tidak bisa pulang ke rumah, jadi para peri tidak membicarakannya -takut memberitahunya.

Jika dia telah mendengarkan mereka dan tidak menghiraukan mereka selamanya, dia mungkin bisa berhubungan dengan ibunya lebih cepat…………. .

Ruri bisa melihat para peri sekarang, dan mereka baik padanya. Jika itu adalah harapan Ruri, mereka akan mencoba untuk mewujudkannya sebaik mungkin.

Pastinya, ibunya telah melihat Asahi yang dikelilingi orang menjaganya, dan dia khawatir pada masa depan Ruri, dan memberitahu para peri untuk tidak memanjakannya.

Asahi dimanja dengan perhatian dan dia tumbuh dalam keadaan dimana seluruh keinginannya terwujud, dan tumbuh menjadi keras kepala dan tidak bisa diatur.

Ruri menghargai ibunya.

Ibunya tidak akan pernah berpikir bahwa Ruri akan dipanggil. Maka dari itu, para peri yang menilai bahwa tidak ada bahaya bagi hidupnya tidak membantu Ruri, dan dipanggil bersamanya.

. . . . . . . . . . Mereka bernasib buruk.

Para peri yang memiliki kekuatan untuk mengelak dipanggil, semuanya telah datang ke sisi ini, paling tidak itu adalah nasib buruk.

“Aku tidak tah apa-apa, tapi lakukan itu, Ruri.” -Joshua

Joshua menenangkan Ruri ketika dia depresi dan meletakkan tas yang dia periksa ke dalam ruang dimensinya.

Kemudian Joshua meletakkan tas yang akan dikirim ke Kerajaan Naga ke dalam ruang dimensinya, lalu dia berubah ke dalam wujud naganya dan terbang ke angkasa.

Ruri tidak kembali ke wujud kucingnya, dan dia menjangkangi punggung Kotarou, dan Kotarou mengikuti Joshua ke angkasa.

“Haa … ini sangat halus… aku akan sembuh.” -Ruri

“Jangan terjatuh.” -Kotarou

“Aku menancap , jadi tidak masalah.” -Ruri

Ruri menjangkangipunggung Kotarou, menempel padanya dengan tubuh bagian atasnya, dan menggosokkan wajahnya terhadap bulu lembut Kotarou.

Suara Joshua dari samping mereka terdengar kaget.

Setelah mereka terbang selama beberapa saat, Joshua berterimakasih pada Ruri.

“Oh itu dia, Ruri. Terimakasih.” -Joshua

“Untuk apa?” -Ruri

“Kau memberitahu Rin untuk membantu Finn di medan perang. Berkat dia, Finn dan tentara lainnya tidak terluka. ” -Joshua

“Oh, bagus. Tapi aku tidak memintanya untuk melakukan apapun. Rinlah yang membantu Finn. Aku tidak meminta Rin, tapi aku ingin dia membantu setelah aku mempelajari hal buruk yang telah dilakukan oleh raja dan pendeta tingkat tinggi, aku beruntung.” -Ruri

“Ruri memiliki kontrak dengan peri terkuat dan tidak berdiri melawan Raja Naga. Para peri netral dan tidak memberikan bantuan terhadap kedua sisi. Lebih jauh lagi, karena sihir Pembunuh Peri, para peri yang lebih lemah tidak berada dalam keadaan untuk meminjamkan kekuatannya. Itu benar-benar berkat Ruri bahwa kami bisa meminjam kekuatan dari salah satu peri terkuat.” -Joshua

“Aku menerima rasa terimakasihmu, tapi berterimakasihlah pada Rin karena telah bekerja keras.” -Ruri

“Itu tentu saja. . . .  . . . . . . . Meskipun begitu, mereka benar-benar orang yang tidak baik.” -Joshua

Ruri segera menyadari bahwa Joshua sedang membicarakan raja dan pendeta tingkat tinggi, dan dia mengangguk.

Sang raja tidak menyerbu Kerajaan Naga tanpa berpikir, dia berpikir bahwa sihir Pembunuh Peri akan bisa menentang suku naga.

Jika tidak ada Rin di sana, tentara naga pasti sudah akan terpukul keras, jadi sang raja tidak bertindak dengan nekat.

Tapi, cara bertarung yang seperti itu adalah yang paling buruk.

Banyak dari tentara yang menyerbu Kerajaan Naga adalah mantan tentara bangsawan.

Raja memberitahu para bangsawan yang telah kehilangan kekuatan untuk mengirimkan tentaranya untuk berperang, dan dalam melakukan itu para bangsawan menghindari pembuangan. Namun Raja tidak memberitahu para tentara bagaimana batu itu dibuat dan penggynaannya.

Dan setelah batu milik Asahi diaktifkan, itu mengakibatkan yang lainnya terpicu secara beraturan.

Kau bisa membayangkan apa yang terjadi pada mereka yang memiliki batu.

Tujuan Asahi adalah untuk memimpin para tentara ke dalam Kerajaan Naga sejauh yang dia bisa.

Itu diperkirakan bahwa jika mereka bisa menyebabkan kerusakan pada Kerajaan Naga, dan tentaranya menggunakan ledakan, para bangsawan bisa meninggalkan tentara mereka dan membangun ulang rumah mereka. Menelantarkan puteranya, si pangeran, dan Asahi.

Para pendeta mengaktifkan sihir pemanggilan untuk memanggil pengganti Gadis Suci yang menghilang dalam perang.

Sepertinya ini adalah alasan yang dibutuhkan bagi petugas intelijen untuk mengatur ulang serangan terhadap kastil.

Namun, dengan Ruri yang bisa mengendalikan peri terkuat melawan mereka, rencana mereka hancur.

Bagi raja dan Pendeta Tingkat Tinggi, tidak akan ada lagi pembalasan dendam.

Mereka kembali ke kastil Kerajaan Naga dan mendarat pada …

Ada sangkar burung besar yang berisi raja dan pendeta tingkat tinggi, dan ada banyak tentara.

Para tentara yang membawa sangkar menunggu tentara baru yang akan mengambil alih, yang sedang terlihat sibuk membersihkan sangkar, tapi ketika mereka melihat Ruri, mata mereka tidak bisa meninggalkannya. Jika kau harus menggambarkan ekspresi mereka, maka itu adalah ‘siapa?’

Bagi mereka, ketika para tentara yang kembali dari Nadarsia mereka mendengar cerita darinya, tapi mereka melihat Ruri seperti jika mereka terkejut.

“Aku berasa seperti hewan langka.” -Ruri

“Se orang Yang Dicintai lebih langka dari pada hewan langka.” -Joshua

Di samping mereka, berdirilah Binatang Buas Suci dari Kerajaan Roh, itu bahkan lebih mengejutkan.

“Hey, apakah Yang Mulia ada di kantor?” -Joshua

Joshua memanggil seorang tentara yang berada di dekatnya.

“Tidak, mereka berbicara pada Gadis Suci itu di distrik enam.” -Tentara

Distrik enam bertempat di bawah lapangan pelatihan militer dan merupakan sebuah distrik yang memonitor para kriminal dan mereka yang telah bersalah.

Ketika Joshua menuju ke sana, Ruri memutuskan untuk mengikutinya.

“Ruri, kau datang untuk menemui Asahi? Ku pikir kau tidak mau melihatnya.” -Joshua

“Ya, tapi aku ingin tahu secepat mungkin bagaimana situasi setelah perang. Jadi, aku tidak yakin apakah aku bisa menyembunyikan diri sampai mereka selesai memberitahukan segalanya pada Asahi?” -Ruri

“Jika begitu, kau bisa menunggu di ruang sebelah? Aku akan memanggilmu ketika pembicaraannya berakhir.” -Joshua

“Tolong lakukanlah, terimakasih.” -Ruri

***

Pria dan wanita yang terpanggil, termasuk Asahi, dibawa ke ruangan di distrik enam.

Selain Asahi, sepertinya semua orang terdiam dan takut pada keadaan itu, mereka tidak tenang mengenai masa depan mereka.

Di hadapan mereka, adalah Jade dan petugasnya yang berekspresi tegang; Euclase, Finn, Klaus, dan Agete.

Jade sakit kepala.

Meskipun dia telah mendengar tentang Asahi dari Ruri dan Joshua, dia ingin mendengarkan cerita Asahi, dan dia mengatur sebuah tempat supaya mereka bisa berbicara, namun dia tetap ditanyai, “Di mana Ruri?” “Tolong kembalikan Ruri-chan,” dan cerita Asahi tidak berkemajuan sama sekali.

Jade ingin berbicara pada Asahi tentang apa yang terjadi di dalam kastil dengan Joshua, tapi Asahi tidak mempercayainya dan tetap berpikir bahwa dia telah ditipu, berpikir bahwa Ruri telah diculik bukan diasingkan.

Sepertinya Nadarsia telah memperlakukan mereka dengan baik, dan Jade bisa memahami perasaan mereka seperti mereka tidak ingin mempercayainya, tapi mereka tidak tahu kebenarannya akan kejam.

Empat orang lainnya yang terpanggil sepertinya meragukan Nadarsia, tapi Asahi tidak goyah.

Reaksi Asahi membuktikan bahwa dia pikir tidak akan ada yang bisa menentangnya.

Reaksinya akan sama untuk siapapun, tanpa mendengarkan cerita dia ingin agar harapannya bertemu Ruri terpenuhi, sikapnya tidak alami.

Itu adalah hal yang tak terhindarkan bahwa ekspresi Jade akhirnya berubah menjadi tegang. Petugasnya juga merasakan hal yang mirip bahkan jika itu tidak muncul di wajahnya.

“. .  .  . . . . . . . . . Apakah Anda baik-baik saja, Yang Mulia?”

“Aku setuju denganmu. Tidak ada lagi omong kosong. Karena kemarahanmu melawan kami masih tetap ada, kenapa kau tidak menanyakan cerita itu pada yang lainnya yang terpanggil bersamamu ketika ketertarikanmu pada Ruri telah kadarluarsa?” -Euclase

Euclase menasihati, Klaus setuju.

“Ya, Finn bawa mereka pergi.” -Jade

Jade menilai bahwa dia tidak akan bisa menahannya lagi dan menatap Finn.

Finn menanggapi dengan segera, dengan sebuah wajah lega karena mereka terbebas dari Asahi, dia mendekati Asahi. Tapi . . . .

“Tunggu, Ruri-chan?!” -Asahi

“Kau tidak mempercayai cerita kami. Bagimu, suku naga adalah penjahat. Aku tidak tahu kenapa kau akan berpikir seorang penjahat akan mengabulkan permintaanmu?” -Euclase

Euclase berbicara dengan sarkatik, Asahi terkejut dan kemudian membuat Euclase berada dalam kemarahan.

“Maka akui kalau kau menculiknya!” -Asahi

Hembusan nafas dalam keluar dari Raja dan petugasnya.

“Aku paham mengapa Ruri tidak ingin melihatmu.” -Euclase

Euclase menggelengkan kepala dengan kepalanya bersandar pada tangannya.

“Ruri tidak ingin menemuiku? Ruri dan aku adalah sahabat. Tidak melihatnya adalah bukti bahwa kau menculik Ruri-chan! Kau pasti membatasinya di suatu tempat!” -Asahi

Pada saat itu, pintu ruangan tersebut terbuka dengan suara yang intens.

Semua orang di dalam ruangan teralihkan perhatiannya dari Asahi dan mata mereka menatap pintu. Di sana ada  Ruri dengan wajah yang penuh kemarahan.

“Kalau begitu aku akan menjelaskannya padamu, kau gadis bodoh!” -Ruri

A/N : morning all… entah kenapa pas pertama kali aku baca chapter ini tuh penasaran banget sama responsnya Finn. ehehe…

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset