Dalam kejauhan di hadapan Finn, bertempatlah tentara Nadarsia.

Jumlah mereka sekitar sepuluh ribu.

Sejauh kau bisa memandang, kaki langit dipenuhi oleh orang-orang, bendera Nadarsia dijunjung tinggi.

Hanya seribu pasukan Naga yang berdiri melawan mereka.

Namun, ekspresi para pasukan penuh dengan semangat, bukannya putus asa.

Para pasukan Nadarsia takut dan ngeri, bukan hanya mereka telah berjalan melewati jalan yang panjang untuk sampai ke Kerajaan Naga yang menguras energi fisik mereka, mereka lelah secara mental mengetahui bahwa mereka harus bertempur melawan suku Naga, ada banyak tentara yang berada di ambang ketumbangan, keadaan mereka sepenuhnya berlawanan dengan pasukan Naga.

Pasukan Naga malah bersemangat.

Finn berpikir bahwa itu adalah hal yang buruk karena pasukan naga sangat bersemangat dan menaikkan suaranya pada pasukan di garis depan.

“Oke! Jangan berlebihan. Sebagian besar dari pasukan itu adalah penduduk umum yang tidak memiliki kekuatan dan dipaksa ke sini oleh perintah negara. Banyak pasukan yang datang ke sini setelah dipengaruhi. Dan, perhatikanlah gadis yang dipanggil Gadis Suci, dia akan ditemani oleh pangeran jadi jangan dekati mereka, hentikan saja mereka di tempat dan laporkan lokasi mereka. Aku akan mengirimkan unit kedua, karena kalian mungkin membunuh mereka.” –Finn

Kemudian Finn akhirnya mengakhiri pidatonya dengan, “Jangan berlebihan!” dan kemudian dia meneriakan teriakan perang dan mengangkat tinjunya, semua pasukan mengangkat tinju mereka juga dan jantung mereka berpacu dengan rasa semangat, tapi melihat pada ekspresi mereka, mereka gelisah karena pidato yang mereka dengar.

“Aku gelisah ………….” –Finn

Pasukan di garis depan adalah suku Naga.

Sebenarnya, suku Naga dimundurkan dari garis depan, tapi itu ditentang oleh penduduk yang bukan suku naga, dan pasukan Naga memprotes dengan mengatakan, “Biarkan kami bertempur!” Ada pendapat yang bertentangan, beberapa mengatakan akan berbahaya untuk melepaskan kerusuhan pertarungan suku naga melawan manusia, tapi banyak para politikus dan petinggi negeri yang merupakan suku Naga dan itu adalah hal yang sulit untuk menetang perintah mereka untuk meletakkan suku Naga di garis depan. Jadi, Jade mengirim Finn ke garis depan. Jika Finn memiliki kekuatan untuk menggantikan Raja Naga, bahkan jika kepalanya terisi dengan pertarungan, dia masih harus bisa menghentikan Naga yang suka memberontak.

Untuk berperang melawan Nadarsia, merupakan hal yang menyedihkan dalam rangka untuk menghentikan persekutuan mereka, se orang Naga yang kuat seperti Finn atau Jade harus mengawasi untuk memastikan suku Naga tidak mengamuk.

Peperangan dimulai, dengan kegelisahan yang masih melayang di kepala para tentara.

Hasil dari perang membuat frustasi.

Pertama perbedaan jumlah pasukan besar, dan pasukan Nadarsia berlari ke depan memperoleh momentum, tapi untuk meluluhkan tentara, kau hanya harus menyerang tengah dan kau akan merusak seluruh pusat tentara Nadarsia dalam sekali.

Bahkan ketika tentara Nadarsia melemparkan batu besar, mereka di tabrak oleh kepalan tangan pasukan Naga. Bahkan ketika mereka melepaskan serangan sihir, suku Naga berlari melewatinya tanpa pertahanan. Bahkan ketika mereka melemparkan tombak, Suku naga memanipulasinya dengan sihir untuk menembaknya balik.

Suku Naga yang bisa menerbangkan sepuluh orang dengan sekali sapuan dan bisa menggunakan sihir tanpa usaha, sepertinya tidak ada perbedaan dalam jumlah orangnya.

Bayak tentara Nadarsia yang mati dalam perang karena intensitas suku Naga.

Ini adalah pembantaian satu-sisi.

Tapi, tentara mereka terlalu lemah untuk menjadi manusia, gemetar seperti rusa yang baru lahir, hanya tentara yang maju ke depan yang berbeda, pasukan Naga bertarung dengan relative tenang, dan tidak kehilangan diri ke dalam kesenangan bertempur.

Naga yang melakukan bantuan di belakang, memanggil tentara Nadarsia untuk menyerah sambil berputar di langit.

Setelah kalimat itu yang menjanjikan jaminan untuk hidup, mereka yang awalnya berpikir untuk bahwa berperang adalah hal yang tidak dapat disetujui, melemparkan senjata mereka mengakui kekalahan negeri.

Finn sudah memperkirakan siapa yang akan menang.

Ketika dia melihat ke seluruh tanah, dia menghela nafas dalam.

“Ini sangat bodoh…………. Apakah Raja Nadarsia benar-benar berpikir bahwa dia bisa memenangkan perang?” –Finn

Mereka memenangkan perang dengan sangat mudah hingga dia meragukan apakah ada alasan lain untuk melaksanakan perang.

Sebagai hasilnya, pasukan Naga yang telah sangat patuh mulai merasa tidak puas dan marah dan mulai memperjuangkan persekutuan mereka.

Ketika pertarungan mulai di sana sini, Finn menghela nafas dengan dalam lagi.

Pertarungan mereka sama seperti latihan biasa, bahkan lebih realistik daripada latihan, kemudian laporan mengatakan bahwa Gadis Suci dan pangeran telah ditemukan, dan Finn pergi menemui mereka dengan segera.

Ketika Finn tiba dengan terbang di ketinggian-rendah sebagai se ekor naga, dia melihat ruang terbuka.

Ada beberapa orang di tengah dan yang mengelilinginya adalah pasukan Kerajaan Naga.

Finn mendarat di suatu tempat dan berubah ke wujud manusianya.

Seorang pria yang berpakaian-bagus gemetar. Mungkin itu adalah pangeran Nadarsia, begitu pertimbangan Finn.

Dan di sampingnya, adalah seorang gadis yang berumur antara seorang gadis dan seorang wanita yang menatap sekelilingnya.

Wanita itu tidak memakai pakaian yang cocok untuk pertarungan, dia memakai baju berkualitas tinggi yang berkibar dalam angin.

Di belakang pangeran ada beberapa pria dan wanita yang sepertinya bukan seorang petarung, yang memiliki ekspresi ketakutan yang sama dengan pangeran.

“Siapa yang merupakan Gadis Suci?” –Finn

Ketika pertanyaan itu ditanyakan oleh Finn, seorang gadis yang menatap semua orang melangkah ke depan.

“Kalian, kalian adalah penculik yang mengambil Ruri-chan. Kembalikan Ruri-chan!” –Asahi

Mendengar kecurigaan penculikan membuat pasukan Kerajaan Naga tidak tenang dan sedikit keributan berlari melalui keramaian.

Itu bukanlah hal kecil untuk mengklaim penculikan Yang Dicintai.

Namun, begitu Asahi mengklaim bahwa Yang Dicintai mereka diculik, Finn berdiri menentang kalimatnya.

“Kami tidak menculiknya.” –Finn

“Kau berbohong.” –Asahi

“Ruri tidak diculik tapi dilempar oleh Nadarsia yang berpikir bahwa Ruri adalah penghalang, dan kami hanya melindunginya.” –Finn

“Aku tidak akan bisa diyakinkan denga kata-kata seperti itu!” –Asahi

Finn ingin berbicara padanya agar dia mengerti, tapi itu bukanlah saatnya untuk cerita.

Pertama, Asahi tidak memiliki niat untuk mendengarkan, dia sudah memutuskan bahwa Kerajaan Naga adalah iblis.

Sebelum perang, Finn ingat Ruri berkata, “Asahi tidak mendengarkan orang lain karena dia berpikir bahwa dia selalu benar, ku pikir tidak mungkin untuk mempengaruhinya,” Finn menghela nafas.

Itu sangat benar.

Jika itu benar, artinya Asahi sadar bahwa dia ditipu, Asahi harus datang ke Kerajaan naga melawan keinginannya, Finn menilai bahwa dia tidak bisa meyakinkan Asahi tentag kebenarannya.

Finn memerintahkan pasukan di sekitar untuk “menangkap”.

Mengikuti perintah Finn, pasukan yang berada di sekitar akhirnya mendekat.

Sihir yang tidak kuat. Tubuh tanpa senjata. Setelah pasukan yang berada di sekeliling mereka memutuskan untuk menangkap mereka, mereka tidak punya perlindungan.

Jadi, Finn tidak berhati-hati. Bahkan jika itu tidak signifikan, mereka melawan.

Asahi mengeluarkan sesuatu dari tasnya yang dia ikatkan dipinggangnya, dan melemparkannya pada Finn dengan usaha yang besar.

Itu adalah batu transparan yang berukuran lebih kecil daripada telapak tangan.

Apakah ini adalah perlawanan terakhir? Namun, Finn tidak tahu batu apa itu, jadi dia bertahan menggunakan sihir penghalang.

Batu itu ditangkis oleh penghalang Finn. Semua orang tidak yakin apa itu. Ketika batu itu menghantam penghalang, penghalag itu menghilang seperti jika itu terserap ke dalam batu.

“Yeah!!” –Finn

Finn terlihat takjub.

Segera, sebuah ledakan besar itu terjadi dengan begitu besar hingga bisa dengan mudah sampai pada pasukan yang berada di belakang rombongan.

Pasir dan batu bertiup, pandangan mereka berwarna putih.

***

Sedangkan Ruri pada saat yang sama.

Dia menyusup ke dalam kastil Nadarsia seperti yang direncanakan.

Ruri dan Joshua berbicara sambil bersembunyi di semak-semak di luar kastil dimana tidak ada orang yang datang.

“Oke, Ruri tunggu di sini.” –Joshua

“Ehhh. Aku ingin pergi juga.” –Ruri

“Itu tidak berguna. Jika terjadi sesuatu padamu, aku akan dibunuh.” –Joshua

Setelah mengataka itu, Joshua menatap Kotarou dan para peri yang berada di sekitar Ruri.

“Jadi, Ruri harus dewasa. Kau tidak bisa bertarung, kan? Serahkan itu pada kami.” –Joshua

“Ya.” –Ruri

Dengan tidak rela, Ruri mematuhi dalam diam.

Dia akan membuat kukunya sempurna untuk raja dan pendeta.

Namun, Ruri merasa bahwa dia telah dibodohi dalam bagian yang menyenagkan.

Joshua memberi perintah pada tentara lain di samping Ruri.

Ruri pikir bahwa hanya akan ada dia dan Joshua saja yang menyusup ke dalam kastil, tapi dia terkejut pada betapa banyaknya orang di sini untuk mengambil alih kastil.

Sejumlah agen intelijen telah memasuki kastil Nadarsia, dan setelah mengarahkan para tentara ke tempat yang tepat, semua orang menunggu di luar, menunggu sinyal untuk masuk.

“Hmm, terdengar sedikit membingungkan.” –Kotarou

Kotarou, yang matanya tertutup dengan hening, membuka matanya.

“Apa yang bisa kau lihat?” –Ruri

“Aku adalah peri angin. Mataku bisa mencapai segalanya di udara.” –Kotarou

“Oh, Kotarou luar biasa. Bagaimana situasinya sekarang?” –Ruri

Kotarou senang bahwa dia disanjung oleh Ruri, dan mulai berbicara dengan suara yang bagga.

“Ada beberapa tentara di kastil, dengan pasti. Raja berada di takhtanya. Orang-orang Kerajaan Nagalah yang bergerak di sekitar. Tiba-tiba, sebuah pengaturan besar telah diputuskan, dan raja dilindungi. Agen intelijen sibuk mengganti rencana kita yang menyesuaikan dengan pengaturan itu. Namun, itu berjalan seperti yag dijadwalkan.” –Kotarou

Sambil mendengarkan cerita Kotarou, Joshua datang untuk mendengar, dan para tentara lain juga menatap mereka dan mendengarka cerita.

“Hey, apakah kalian semua mendengarnya? Semua orang bersiap untuk masuk.” –Joshua

Meskipun sebuah rencana telah dibuat, itu tidak berjalan seperti yang telah direncanakan.

Waktu yang kita rencanakan untuk masuk terlalu terlambat, dan dengan rencana sebelumnya Ruri juga tidak bisa masuk.

Setelah memeriksa keadaan di dalam kastil, Kotarou merasa ragu untuk masuk ke dalam kastil dengan beberapa alasan.

Di dalam situasi dimana dia tidak memiliki pilihan kecuali untuk mempercayai agen intelijen, atmosfir yang telah terganggu dengan ketidaktenangan dan ketidaksabaran setelah lama menunggu, berubah menjadi lega ketika semua orang bisa melaksanakan strategi dengan tepat, ekspresi wajah teguh ketika mereka bersiap dengan segera.

“Hmm?” –Kotarou

“Ada apa, Kotarou?” –Ruri

“Pendeta tidak berada di dalam kastil, tubuhnya tidak bisa terlihat.” –Kotarou

“Jika begitu, apakah dia berada di kuil?” –Joshua

Joshua menunjuk bangungan di sebelah kastil.

Kotarou mengkonsenterasikan kesadarannya dalam bangungan, tapi disana haya ada pendeta tingkat-rendah dan tidak ada pendeta kelas atas di sana.

“Ada pendeta tingkat-rendah di sana. Aku tidak bisa melihat pendeta kelas atas Nadarsia satupun.” –Kotarou

“Oh! Apa maksudmu, mereka kabur? Tidak, kita belum mendapat laporan seperti itu…” –Joshua

Joshua berteriak pada semua orang untuk bergegas, pendeta dan raja sangat penting.

Penting untuk mempertimbangkan ulang apakah akan menjalankan strategi seperti seharusnya. Dan jika dia kabur, streteginya perlu dibatalkan.

Jika dia sudah tidak berada di Nadarsia, itu tidak akan mungkin.

“Tenanglah. Aku tidak mengatakan itu, aku hanya berkata bahwa aku tidak bisa melihatnya.” –Kotarou

Joshua dan Ruri bingung dengan kalimatnya.

“Aku tidak mengerti, apa yang kau katakan?” –Ruri

“Ada tempat di kastil yang tidak bisa kulihat. Itu tanda yang tidak menyenangkan. Ini ………..” –Kotarou

Pada saat itu, sinyal yang mereka tunggu muncul.

Joshua peduli pada apa yang dikatakan oleh Kotaou, tapi sekarang dia harus memprioritaskan strategi.

“Oke, masuk!” –Joshua

Dengan teriakan Joshua, para tentara memasuki kastil beberengan.

Namun, Ruri ditinggalkan di belakang bersama Kotarou di tempat yang sama.

Ketika Ruri akhirnya memasuki kastil, tentara pelindung telah dikalahkan dan rajanya ditangkap dan semua itu berakhir.

Namun, pendeta masih menghilang.

“Joshua, apa yang harus kita lakukan sekarang?” –Ruri

“Pertama-tama, kita harus mengamankan koper Ruri dan menghancurkan sihir pemaggilan mereka. . . . . . . . . . Juga, ada tempat yang sulit dilihat oleh Kotarou yang dia katakan sebelumnya. ” –Joshua

Joshua menatap Kotarou.

“Tempat itu adalah bawah tanah. Untuk beberapa alasan, sulit untuk menjangkaunya dengan kekuatan peri.” –Kotarou

Segera, pandangan Joshua menjadi tajam, dan dia memberengut.

“Apakah ada sesuatu di sana?” –Ruri

“Oh, tempat dimana Ruri dipanggil juga tempat yang kita tuju.” –Joshua

Ketika Ruri mengingat pada saat itu, keraguan muncul.

“Ruangan itu? Tapi bukankah ruangan dimana kami dipanggil didalamnya adalah ruang bawah tanah?” –Ruri

“Di bawah ruangan itu ada kotak sihir pemanggilan. Hey, itu sulit bagi kekuatan peri untuk menjagkaunya, apakah itu berhubungan dengan kau yang ragu untuk masuk ke dalam kastil? Kenapa itu tempat yang sulit dituju? Apakah itu mungkin?” –Joshua

“Tidak mungkin. Tidak ada tempat dimana para peri tidak ada, tidak ada tempat yang tidak bisa dituju oleh para peri.” –Kotarou

Ketika berjalan ke dalam ruangan dimana Ruri dipanggil untuk pertama kalinya, para peri selain Kotarou berhenti mengikuti. Ruri memutuskan untuk tidak pergi lebih jauh.

“Ada apa, semuanya?” –Ruri

“Tidak mungkin tidak mungkin”

“Kekuatannya keluar”

Ruri tidak mengerti maksud mereka, dia menatap Kotarou.

“Kalian tetap disinilah.” –Kotarou

Para peri mencoba untuk menemani Ruri, tapi kelihatannya mereka tidak bisa lajut lebih jauh lagi, jadi dengan rasa sesal mereka melihat Ruri berjalan lebih jauh.

Kotarou mulai berkata sedikit sambil berjalan lebih cepat.

“Sihir menaggil bantuan dari para peri. Ada sihir seperti penguatan dan pesona tubuh fisik yang haya bisa digunakan oleh orang yang memiliki kekuatan sihir, tapi jika kau menginginka sihir yang kuat, kau tidak bisa mengembangkannya tanpa bantuan para peri. Hanya ada beberapa manusia yang bisa melihat para peri, dan banyak manusia yang tidak mempercayai para peri. Kami tidak akan membantu mereka yang tidak mempercayai kami. Dulu para manusia memikirkan cara untuk secara paksa mengambil sihir dari dunia.” –Kotarou

Mendengarkan pembicaraan Kotarou, Joshua berpikir, mengingat seseorang memberitahunya sesuatu.

“Aku telah mendengarnya . . . . . . . . Sihir Pembunuh Peri . . . . . . .” –Joshua

“Pembunuh para peri. . . . . . . .” –Ruri

Sihir dengan nama yang mengganggu, wajah Ruri kaku.

“Para peri menanggapi permintaan seseorang dan meminjamkan kekuatan setara dengan kekuatan sihir yang dimiliki mereka. Namun, manusia memiliki kekuatan sihir yang lebih sedikit, dan sihir Pembunuh Peri memeras keluar kekuatan sihir itu dari dunia melalui peri. Kekuatan itu terserap, dan para peri menjadi lemah dan menghilang. Maka dari itu, disebut Pembunuh Peri. Sihir ini katanya adalah cara jahat dimana manusia dengan sihir lemah bisa mengumpulkan kekuatan. Ku pikir bahwa sihir ini yang menghiraukan keinginan para peri sudah menghilang dengan berjalannya waktu. Tapi seseorang pasti telah menemukan sebuah buku dari masa lalu.” –Kotarou

“Kalau begitu, Kotarou harus menjauh! Kotarou bisa menghilang.” –Ruri

“Aku baik-baik saja. Ada batasan bagi sihir yang bisa ditanggung oleh tubuh manusia. Meskipun roh lemah bisa merampas kekuatan, tidak ada sihir yang bisa merampasku dari kekuatan tertinggiku.” –Kotarou

Setelah mendengar itu, Ruri lega.

Kotarou menatap Joshua.

“Aku merasakan kekuata yang lebih besar seperti yang kuperkirakan. Adalah ide yang bagus untuk meningkatka kekuatan orang-orang. Kenyataan bahwa para peri tidak bisa mendekat berarti bahwa sihirnya sedang digunakan sekarang ini. Karena para peri dan sihir terserap dalam      matera itu, kau tidak bisa menggunakan sihir.” –Kotarou

“Sungguh!?” –Joshua

“Karena aku melindungi Ruri, mungkin aku tidak bisa memperhatikanmu.” -Kotarou

Joshua memperkuat tentaranya dengan segera.

Kenyataan bahwa sihir tidak bisa digunakan berarti seseorang sedang menggunakan sihir yang tabu.

Setelah mengumpulkan tenaga yang memadai, mereka membuka pintu ruangan dimana Ruri pertama kali tiba di dunia ini.

Tidak ada seorangpun di sana, berkebalikan dengan perkiraan.

Ada jeda sedikit ketika mereka melihat ke sekeliling ruangan, Ruri menyadari ada retakan di salah satu dinding.

Joshua menendang dinding itu tanpa berusaha menggunakan kekuatan suku naga, dan dinding itu ambruk memperlihatkan tangga yang berlanjut ke ruang bawah tanah.

“Oh, tangga tersembunyi.” –Ruri

Seperti mekanisme di rumah ninja, Ruri berpikir secara tak terduga.

“Oke, ayo. Bagaimana dengan Ruri?” –Joshua

“Tentu saja aku akan ikut!” –Ruri

Mungkin lebih aman untuk menunggu, tapi dia tidak ingin ditinggalka di belakang setelah pergi sejauh ini.

Joshua tersenyum pahit mengetahui bahwa dia tidak punya pilihan, karena dia tahu apa jawaban Ruri.

Hanya untuk keamanan, Ruri berjalan di tengah kelompok, ketika mereka berjalan lapu obor menyinari tangga yang redup.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset