Chapter 27 – Kembali

“Aku akan mengatakannya lagi, aku bukanlah kucing, tapi manusia. Apakah kau mengerti?” –Ruri
“Oh, Aku paham, aku tahu.” –Jade
Jade mengatakannya dengan tersenyum sambil menggaruk Ruri.
Dia tidak mengerti sama sekali…
Sekarang ini Ruri berada di pangkuan Jade.
Sejak menjadinya dia sebagai manusia telah terungkap, Ruri telah memutuskan untuk tidak menunggangi lutut Jade seperti yang biasa dia lakukan, karena dia ragu dan malu.
Namun, sepertinya Jade tidak menyukai ketika dia berpisah darinya dan dia secara paksa meletakkan Ruri di lututnya.
Meskipun dia menolak, pada akhirnya Euclase berkata, “Menetap saja, karena Jade sedang tidak melakukan pekerjaannya,” Sepertinya Ruri menjalani hidup yang benar-benar tidak berubah dari saat semua orang berpikir bahwa dia adalah kucing.
Kenyataan bahwa Ruri adalah manusia bukannya kucing juga diketahui oleh mereka yang bekerja di kastil, tapi Ruri tidak berada dalam wujud manusianya dan masih berada pada wujudnya yang biasa mirip seperti hewan peliharaan.
Jika ada yang berubah, itu adalah sikap dan ekspresi wajah yang Jade tunjukkan padanya.
Sepertinya dia memanjakan dan menyukainya lebih daripada biasanya.
Hingga kini, Ruri telah berada di sisi Jade dengan sangat sering karena paksaannya, tapi setelah dia mengetahui Ruri adalah manusia, dia lebih gigih untuk membuat Ruri bersama dengannya.
Bahkan sekarang, ketika pekerjaannya telah berkurang, dan Ruri bersama dengan Jade sendirian, dia mengeluarkan gula-gula keluar dari sebuah laci.
Jade membuka tutup dan mengambil sebotol gula-gula itu keluar dengan jarinya, dan mengangkatnya sampai ke mulut Ruri.
“Lihatlah, Ruri.” –Jade
“Aku bisa makan sendiri.” –Ruri
Bahkan setelah dia menolak, Jade tetap mengangkat tangannya di depan mulut Ruri.
Dari senyum hening Jade, Ruri bisa mengatakan bahwa Jade tidak akan menariknya, dan jadi Ruri membuka mulutnya.
Itu seperti bola-bola permen yang keras, tapi ketika Ruri meletakannya ke dalam mulutnya, lapisan terluarnya pecah dan isinya lumer ke lidahnya, Ruri terkesan dengan rasa dan teksturnya karena dia tdak pernah merasakannya sebelumnya.
“Rasanya luar biasa!” –Ruri
“Ini adalah oleh-oleh yang didapat pada saat kami mengunjungi Kerajaan Roh. Aku berpikir untuk membeli sesutu untuk kucing, tapi aku pikir tidak akan masalah karena kau makan seperti manusia. Namun, karena wujud aslimu adalah manusia, tidak perlu untuk khawatir. Apakah kau mau lagi?” –Jade
“Ya!” –Ruri
Rasanya tidak menjadi tua, dan tanpa rasa malau Ruri memakannya satu demi satu ketika Jade dengan rajin menyuapinya.
Ruri, kalah dengan godaan manis diam tidak mengatakan apapun selama beberapa saat, dia melihat ke atas pada Jade.
Lalu, Jade tersenyum.
Sebuah senyum yang terisi dengan kasih sayang dan cinta.
Itu adalah senyum yang manis, berbeda dari senyuman yang akan diberikan pada hewan peliharaan.
Jade telah tersenyum seperti Ruri seperti itu cukup sering akhir-akhir ini.
Ruri ingin agar dia menghentikannya, sejujurnya.
Itu bisa membawa kesalahpahaman bahwa Jade menyukainya. Senyum Jade pastilah senyum untuk binatang peliharaan . . . . . . . .
Di sisi lain, Jade sangat bersikeras untuk melihat wujud manusia Ruri, Ruri berpikir dia akan tidak mempercayainya karena Jade belum pernah melihat wujud manusianya.
Dengan demikian, akhirnya Kotarou datang untuk menemui Ruri.
Dengan perang melawan Nadarsi sudah berada dekat di ujung tangan, Jade menjadi sangat sibuk dengan persiapan untuk memiliki waktu dihabiskan bersama dengan Ruri.
Ketika Ruri berjemur di taman distrik satu dengan para peri yang menemaninya, sebuh bayangan menimpanya, yang merupakan hal aneh karena taman distrik satu berada di atas awan.
Melihat ke atas dengan kebingungan, Ruri bisa melihat perut se ekor makhluk berambut putih, dan makhluk itu jatuh ke bawah dari atas.
“Oh nyo-ooo!”
Ruri berteriak.
Bump! Disamping kenyataan bahwa makhluk putih itu telah jatuh dari sebuah tempat yang tinggi, suaranya tidak keras seperti jika dia mendarat di taman.
Sebuah serigala berambut putih dan berkaki panjang.
Ruri menarik nafas panjang menatap serigala yang berukuran lebih besar dari manusia.
Ruri bingung, kenapa ada serigala di sini? Dan kenapa dia menggendong tas besar di punggungnya? Tapi rasa takut dimakan tertulis menutupi rasa bingungnya.
Ruri berjalan bolak-balik.
Serigala itu memiringkan kepalanya dengan rasa penasaran pada Ruri.
Untuk sebentar, dia berpikir bahwa itu imut, tapi lawannya adalah se ekor serigala. Jika kau menunjukkan kelemahan, kau akan diserang.
Namun, ketika Ruri berpikir bagaimana untuk melarikan diri dari situasi tersebut, Rin mendekati serigala itu, mengepakkan sayapnya.
“Rin, tidak!” –Ruri
“Oh, tidak masalah. Ini Kotarou.” –Rin
“……. Apa? Kotarou?” –Ruri
Ruri menatap serigala putih itu dengan ketidakpercayaan, dia menggoyangkan ekornya dengan bahagia.
“Um, aku Kotarou. Aku akhirnya bisa melihat Ruri.” –Kotarou
“Dia berbicara!” –Ruri
Ruri terkejut, Rin juga kaget.
“Oh ya, aku bisa bicara. Itu lebih aneh jika aku tidak bisa berbicara pada awalnya, kan?” –Kotarou
“Apakah itu karena kau menggunakan tubuh yang bukan atribut aslimu? Aku ingat kau memiliki tubuh beratribut bumi. Ini sangat mengejutkan. . . . . . . . .” –Ruri
Kotarou memiliki masalah berkomunikasi sebelumnya, dan hanya bisa menggonggong. Ruri akan terkejut jika dia tiba-tiba sangat fasih.
“Yeah, untuk sementara, Selamat datang kembali, Kotarou.” –Ruri
Ruri telah mendengar Kotarou berbicara, jadi dia tidak lagi takut.
Menatap ke atas pada Kotarou, perbedaan ukurannya besar, jadi Kotarou berbaring sehingga dia berada dalam garis pandang Ruri.
“Aku pulang, Ruri. Bagaimana dengan ini, aku mencoba untuk menemukan sebuah tubuh yang akan disukai Ruri setelah melihat kesekeliling dunia. Apakah kau menyukainya?” –Kotarou
Itu sudah hal yang baik dengan sebuah tubuh yang bisa Ruri gunakan untuk berbicara secara langsung dengan Kotarou, daripada membuat para peri menerjemahkannya untuknya, Ruri berjalan ke sekeliling Kotarou dan menatapnya.
Rambut putih alami itu panjang dan juga halus dan terlihat menyenangkan.
Ketika Ruri menyentuhnya, itu terasa seperti dia menyentuh rambut yang paling lembut dan halus.
Ruri tidak bisa menahannya, dan dia melompat ke atas tubuh Kotarou, jatuh ke dalam kelembutan
Tubuh Kotarou juga proporsi daging yang masuk akal jadi itu lembut tanpa menghantam tulang, itu adalah sebuah perasaan yang menyenangkan.
Ruri benar-benar berpikir ini akan menjadi tempatnya tidur yang baru.
Suhu tubuh Kotarou membawa kehangatan, dan dia berbaring terhadap Kotarou dan rasanya dia bisa tertidur.
“Aku sangat bahagia.” –Ruri
Karena Kotarou paham bahwa Ruri senang, dan suasana hatinya jua meningkat, hingga dia menggoyangkan ekornya ke kanan dan ke kiri.
“Aku melihat bahwa peri air bisa menemui Ruri” -Kotarou
“Aku tidak lagi dipanggil Peri Air. Namaku Rin.” –Rin
Sama seperti Kotarou yang sebelumnya menyombongkan  tentang nama yang Ruri berikan padanya, kali ini Rin dengan gembira mengumumkan namanya.
“Rin, itu adalah nama yang bagus.” –Kotarou
“Ku pikir . . . . . . . . .Ngomong-omong, tas besar apa itu yang kau gendong dipunggungmu?” –Ruri
Itu adalah sesuatu yang dia bingungkan sedari tadi.
Setelah pertanyaan Rin, Ruri juga melompat turun dari Kotarou dan mengalihkan tatapannya pada tas yang terbungkus pakaian.
“Ini adalah oleh-oleh untuk Ruri.” -Kotarou
Kotarou menurunkan tas itu dari punggungnya menggunakan kekuatan angin.
Setelah melihatnya sendiri dengan matanya, Ruri bisa mempercayai bahwa Kotarou adalah peri angin.
Meskipun Ruri tidak meragukan kata-kata Rin, dia tidak mempercayainya karena dia belum melihat Kotarou menggunakan kekuatannya.
Koper itu terbungkus dalam sebuah pakaian seperti furoshiki HYPERLINK “” \l “_ftn1” [1] yang besar, berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, dan lainnya berada di dalam tas.
“Kotarou, kau punya uang?” –Kotarou
Pastinya cukup banyak uang untuk membeli seluruh barang ini. Ruri tidak yakin apakah Chelsea memberinya sedikit uang.
“Tidak, begitu aku turun ke kota, penduduk kota memberiku semua barang ini sebagai atribut. Karena aku mendapatkannya banyak, ku pikir itu akan menjadi oleh-oleh yang bagus untukmu Ruri. Apakah kau senang?” –Kotarou
“Ya, terimakasih. Aku harus memberikan sesuatu dariku untukmu.” –Ruri
Kotarou menggoyangkan ekornya.
Dia pulang dengan membawa oleh-oleh, seperti anjing yang setia saja.
Setelah dia pulang dengan tubuh barunya, dia bahkan lebih seperti se ekor anjing yang setia.
“Yeah, lalu apa yang terjadi dengan tubuhmu yang sebelumnya?” –Ruri
“Aku meninggalkannya karena berada di jalan.” –Kotarou
“Kuharap itu tidak dimakan . . . . . . . . . .” –Ruri
Di dunia ini, binatang buas iblis itu bisa menjadi makanan gratis bagi satwa liar.
Ruri khawatir tentang tubuh lama Kotarou yang ditinggalkan akan dimakan.
Meskipun tubuh sebelumnya adalah binatang buas iblis, itu masih terasa menjijihkan bahwa sesuatu bisa memakan apa yang merupakan Kotarou.
Dia mengingat hal itu dalam pikirannya, jadi dia bisa bertanya pada Jade apa yang terjadi.
Ketika Ruri bermain bersama Kotarou, Joshua muncul.
“Hey, Ruri.” –Joshua
“Ada apa, Joshua? Bukankah kau sibuk dengan persiapan? Apakah kau membolos?” –Ruri
“Jika kau membolos, ayahku akan membunuhku. Meskipun aku juga menginginkannya. Sialan, apa itu? Itu adalah Binatang Buas Suci dari Kerajaan Roh.” –Joshua
Joshua terlihat terkejut ketika menatap Kotarou.
“Ini Kotarou. Kotarou, ini Joshua. Cucu lelakinya Chelsea.” –Ruri
“Oh, peri angin yang dulu, apakah kau datang untuk melihat Ruri?” –Joshua
“Hmm, cucunya Chelsea. Ruri berhutang padamu. Panggil aku Kotarou.” –Kotarou
“Oh ya . . . . . Kau seperti penjaganya Ruri. Yeah, aku di sini untuk berbicara pada Ruri tentang masa depan.” –Joshua
Joshua duduk bersila.
“Segera, tentara Nadarsia kan melewati perbatasan, menginvasi Kerajaan Naga. Aku telah mendengar bahwa Gadis Suci juga bergabung dalam tentara.” –Joshua
“Apa?! Kenapa. Tidak mungkin dia bisa bertarung.” –Ruri
Jika kau bisa menggunakan sihir secara bebasr dengan menggunakan para peri seperti yang bisa dilakukan Ruri, itu tidak akan masalah, tapi Asahi memiliki kemampuan yang lebih sedikit dengan para peri dan sihir dibandingkan  kebanyakan manusia lainnya, dia hanya bisa menggunakan sihir pesona.
Atau apakah sihir pesonanya menjadi berbuna?
Itu adalah hal yang nekat dengan menggunakannya. Mereka terbiasa hidup di dunia dimana perang tidaklah lebih dari sebuah saluran sejarah di TV. Tapi disinilah dia berdiri di sebuah tempat berbahaya dimana dia bisa terbunuh.
“Dia mungkin sedang dalam perjalanannya untuk mendapatkanmu kembali dari para penculik.” –Joshua
“Oh, si bodoh itu!” –Ruri
“Yeah, jangan khawatir. Ada sebuah perintah untuk menangkap Gadis Suci hidup-hidup. Yeah aku tidak tahu apakah perintah itu cukup memuaskan . . . . . . . .” –Joshua
Joshua memalingkan matanya.
“Apa, itu membuatku semakin gelisah.” –Ruri
“Karena, itu adalah manusia melawan ras naga. Pertama kemampuannya berbeda, ku pikir Ruri juga melihat latihannya, ras naga akan menggila ketika mereka bertarung. Mereka melupakan segala perasaan mereka dan meninju dengan liar sampai tidak ada yang berdiri. Tubuh manusia itu lemah.” –Joshua
Manusia tidak lemah, suku naga yang tidak normal.
Bagi manusia, itu menyakitkan jika mereka tertembak dengan anak panah atau sebuah lubang memotong menembus perut mereka. Suku naga tertawa dann menjeda latihan mereka sebentar.
Ruri khawatir ketika dia melihat Asahi nantinya dia sudah tidak berbentuk  . . . . . . . . . Dan Ruri menjadi tidak tenang sama sekali.
Mungkin itu akan seperti lebih dari apa yang dia pikirkan.
“Biarkan aku pergi juga.” –Ruri
Tidak seperti Asahi, Ruri tidak memiliki keberanian atau keinginan untuk bertarung, tapi dia memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi diri sendiri.
Tapi, Joshua menghentikannya.
“Itu tidak baik, kau seharusnya juga datang ke kastil Nadarsia bersamaku.” –Joshua
“Kenapa kita pergi ke kastil?” –Ruri
“Karena mereka telah mengirimkan tentara untuk menginvasi Kerajaan Naga, pertahanan kastil telah berkurang, dan karena Raja itu sedang meghancurkan Kerajaan Naga di seluruh tempat yang telah dia kirimi beberapa tentara. Pada saat itu kita akan menagkap raja dan pendeta. Setelah itu, kita akan melakukan apa yang kau minta dan mengambil kopermu dan menghancurkan sihir pemanggilan.” –Joshua
“Tapi aku tidak tahu dimana koperku atau apapun tentang bagaimana mereka memanggilku.” –Ruri
“Itulah apa yang sekarang ini aku temukan, kau bisa pergi bersamaku.” –Joshua
“Oh, Ruri petugas intelejen.” –Ruri
Ruri menatap Joshua dengan rasa hormat.
“Apakah kau ingin menendang raja dan pendeta?” –Joshua
“Ya. Tapi sekarang, aku punya sebuah rencana menajamkan kukuku.” –Ruri
Tangan Ruri sekarang ini, seperti cakar yang tajam.
“Oh, jangan mencakar dirimu sendiri secara tidak sengaja.” –Joshua
Setelah setengah bulan laporan datang, bahwa tentara Nadarsia telah melewati perbatasan dan melaju ke Kerajaan Naga.
“Fufufu, bersiaplah, Raja dan Pendeta!!”
HYPERLINK “” \l “_ftnref1” [1] Sebuah jenis alat pembungkus Jepang yang biasaya dipakai untuk membawa busana, hadiah, atau barang lainnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset