Chapter 26 – Apa yang Kusadari
Kantor setelah kepergian Ewan.
Ruri yang memperhatikan ekspresi Ewan ketika dia berangkat, sekarang khawatir tentang Finn, dan dia melompat turun dari meja kerjanya Jade, dan berdiri di hadapan Finn yang masih berlutut.
“Finn, maaf. Kau tidak melakukan hal buruk apapun.” –Ruri
Ruri ingin meminta Jade untuk tidak menghukum Finn, tapi dia tidak bisa mengatakan apapun karena dia tidak mengetahui peraturan negeri itu sama sekali.
“Seperti yang dikatakan oleh Yang Mulia sebelumnya, itu adalah tanggung jawabku untuk menghentikan Ewan.” –Finn
Bahkan jika Finn mengatakannya seperti itu, Ruri berpikir bahwa Finn terlalu baik terhadap adiknya.
Joshua, seperti biasa, membuka mulutnya setelah melihat Ruri yang tertekan.
“Itu tidak masalah, Ruri. Meskipun itu adalah sebuah hukuman, itu juga bukanlah hukuman.” –Joshua
“Apa maksudmu?” –Ruri
“Kau tahu kita akan segera berperang dengan Nadarsia, kan?” –Joshua
“Ya.” –Ruri
“Sepertinya Yang Mulia ingin agar Finn memimpin tentara berperang melawan Nadarsia, karena dia bisa dipercaya. Tapi untuk menjadi komandan di tentara, ini diperlukan untuk membubarkannya dari pengawal yang mulia. Dia telah diturunkan dari Penjaga Raja untuk menjadi garis depan perang, itu akan berbahaya.” –Joshua
Bahkan jika dia mengatakan bahaya, sikap manusia bukanlah ancaman besar bagi suku naga. Dari penampilan Joshua ketika dia berbicara sambil tertawa mengenai perang, krisis yang akan terjadi tidak terasa. Itu sendiri membuat hati Ruri lebih ringan ketika dia memikirkan tentang perang.
Tapi ada satu hal lagi…
“Tapi Finn tidak bisa pergi ke distrik pertama.” –Ruri
“Dia akan sibuk untuk mempersiapkan peperangan, dan tidak punya waktu untuk datang ke distrik satu. Lalu, begitu perang berakhir, Finn akan kembali ke posisi awalnya di samping Yang Mulia, dengan sebuah penghargaan karena menghadiri perang. Mereka yang hadir akan berpikir bahwa penurunan Finn hanyalah pengukuran yang dibutuhkan untuk membuatnya dapat berpartisipasi dalam perang. Hanya Ewanlah yang berpikir bahwa dia dihukum karena sikap salahnya. Lebih baik untuk menghukum kakaknya dari pada Ewan sendiri. Dia bereaksi dan belajar lebih baik dengan cara seperti ini.” –Joshua
“Oooh.” –Ruri
Jade berpikir jauh ke depan, dan Ruri mengagumi Joshua yang segera mengerti. Namun, sepertinya hanya Ruri yang tidak menyadari tujuannya, dan dia menjadi sedikit tertekan dengan cara yang berbeda.
“Jadi, Ruri jangan khawatir.” –Finn
“Oke.” –Ruri
Finn menggaruk kepala Ruri dengan sedikit kasar.
“Bahkan sebuah hukuman yang lebih kuat tidak masalah. Aku hanya diberikan hukuman ringan sejauh ini karena Ruri telah menghentikannya. Begitulah.” –Finn
“Tapi . . . . . . . . . . .” –Ruri
Yang marah pada kalimat Ewan bukanlah Ruri sendiri, tapi para peri di sekelilingnya.
Ruri sendiri tidak merasakan kemarahan apapun terhadap Ewan.
Ruri tidak kepikiran karena sejak awal masa kanak-kanaknya, dia telah menaklukan sarkasme dan cemoohan, karena Asahi bersama dengannya dua puluh empat jam.
Dia yakin pada kemampuannya dalam menghiraukan orang-orang. Bahkan kebisingan seluruh kota.
Malah, Ruri hanya berpikir mengenai hubungan persaudaraan antara Ewan dan Finn.
Itu menyakiti kesadaran Ruri untuk menghukum korban bahkan jika Ewan tidak memikirkan apa yang dia katakan. Ruri tidak bermaksud membuatnya keluar kendali.
. . . . . . . . Berbicara tentang apa yang dikatakan Ewan, Euclase menyuarakan, “Kehidupan apa yang kau alami di sana?” Dan Ruri terdorong pada cerita yang memalukan dan tak kenal ampun.
Dari sana, Ruri berpindah pada ceritanya sendiri.
Joshua bermain peran yang aktif dalam membantunya.
Dari ruangan dimana Ruri dipanggil, hingga hutan dia diasingkan di mana dia bertemu dengan Chelsea, dia memberitahu Jade segalanya.
Joshua menambahkan informasi dari waktu ke waktu, informasi yang Ruri sendiri tidak tahu, alis Jade menurun ketika dia cemberut, Ruri ingat pada kemarahan yang dia miliki pada saat itu dan terkejut pada kemurkaan yang dia tahan.
Ruri kebetulan mendengar cerita dari sisi Joshua ketika dia dan Euclase mengetahui bahwa Ruri adalah manusia.
Tidak terpikirkan pada saat itu, tapi cerita itu tidak hanya di dengar oleh Euclase, tapi juga oleh Ewan.
“ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Baiklah, aku mengerti. Ruri bukanlah dari dunia ini.” –Jade
“Itu tidak biasa karena kau berwujud kucing.” –Agete
Agete mengikuti kalimat Jade mengangguk dengan wajah yang meyakinkan.
“Aku merasa ini cukup mengerikan, jika Ruri bukanlah Yang Dicintai, binatang buas di hutan pasti telah membunuhnya.” –Klaus
Alis Klaus menyatu, dia kelihatan marah.
Jade setuju dengan Klaus, dan dia mengalihkan matanya terhadap Finn sambil mengatakan, “Hukuman diperlukan untuk Raja dan pendeta,” Finn mengerti pandangannya dan mengangguk.
Ruri merasakan sesuatu yang hitam pada Jade, tapi dia memutuskan untuk tidak melihatnya.
“Raja dan pendeta tetap membantu Gadis Suci yang berpikir bahwa Ruri diculik oleh Kerajaan Naga. Apakah Ruri mengenal Gadis Suci itu?” –Jade
“Dia teman masa kecilku. Tapi jika kau bertanya apakah kami dekat, aku hanya bisa menjawabya satu-sisi.” –Ruri
Selanjutnya, Ruri akan memberitahu seberapa banyak kerugian yang Ruri derita karena Asahi di dunia lain.
Semua orang memiliki rasa kasihan di mata mereka, tapi Ruri tidak berhenti.
“ . . . Aku merasa bahwa . . . . . . . . . . . . di curangi dalam dihukum dan diasingkan membuatku secara halus merasa bahagia ketika aku berpikir bahwa aku bisa menjauh dari Asahi.” –Ruri
“Itu tidak sama tanpa hubungan kekeluargaan itu.” –Jade
Ekspresi Jade berubah serius, dan dia memanggil nama Ruri.
“Ruri, mulai dari sekarang kami akan berperang dengan Nadarsia. Tujuan perang adalah untuk mengusir rajanya yang sekarang, dan menciptakan ulang negeri itu. Gadis Suci menjadi sebuah bendera perang, dengan aktif memanggil persetujuan untuk peperangan. Karena para penduduk dan Gadis Suci terdorong oleh keserakahan Raja, aku tidak akan mengambil hidup mereka, tapi mereka juga akan menjalani kehidupan mereka dengan tenang di Nadarsia dibawah pengawasan kita atau mereka akan menerima beberapa hukuman. Jika mereka dibebaskan, mereka yang telah terpengaruh dimana dengan salah diyakinkan, dan itu juga adalah sebuah kebutuhan bagi mereka sendiri untuk belajar dari hal ini. Apakah kau keberatan?” –Jade
Ruri mengangguk dengan tenang.
“Aku ingin kau membantuku dalam perang melawan Nadarsia.” –Jade
“Aku tidak bisa bertempur dengan baik . . . . . . . . . . ” –Ruri
“Aku tidak akan membuatmu bertarung, aku ingin kau membantu Joshua di balik layar.” –Jade
“Jika begitu masalahnya . . . .” –Ruri
Dia pikir dia bisa melakukannya, Ruri mengangguk sembari merasa sedikit tidak tenang.
“Aku tidak bisa menghindari untuk memberikan hukuman pada Gadis Suci, tapi apakah ada sesutu yang kau harapkan? Kau adalah satu korbannya, aku akan melakukan sebanyak mungkin untukmu.” –Jade
Ruri berpikir sebentar.
“Seluruh barang pribadiku masih ada di kastil itu, aku ingin memilikinya kembali. Dan aku tidak sengaja mendengar Raja mengatakan bahwa dia akan memanggil orang lain dari dunia lain lagi jika diperlukan. Aku tidak ingin ada korban lain yang hampir sama. Itulah kenapa aku ingin menghapuskan metode pemanggilan itu dari dunia ini.” –Ruri
Ponsel pintar Ruri pasti kehabisan daya dan tidak akan bisa digunakan lagi. Ruri sedang berada di jalan menuju ke universitas ketika dia dipanggil, jadi dia tidak memiliki banyak barang miliknya, tapi itu semua adalah salah satu dari sedikit ingatannya tentang dunianya yang sebelumnya, dia ingin mendapatkannya kembali jika dia bisa.
Rin memberitahunya bahwa jalan di antara dunia-dunia akan terbuka dengan adil secara teratur, namun sebuah jalan berukuran manusia cukup langka, bahkan untuk para peri yang kesadaran terhadap waktunya tidak simetris.
Tidak mungkin untuk melakukan apapun mengenai orang-orang yang telah jatuh melaluinya, tapi metode pemanggilan bisa dihapuskan.
Jadi itu tidak akan digunakan di masa depan.
“Maka kau harus memukul Raja dan pendeta dalam sekali tembak.” –Ruri
Jade tersenyum pada Ruri, dia menaikkan matanya dan Jade mengepalkan tangannya.
“Mari pukul mereka sampai kau merasa lebih baik, jangan katakan dalam sekali tembak, kau bisa mencakar mereka dengan buruk menggunakan cakarmu.” –Jade
Memang itu adalah ide bagus, Ruri memutuskan untuk mempertajam cakarnya sampai pada batasnya sebelum pertarungan.
“ . . . . . . . . . . . . . . Ngomong-omong, bagaimana kau bertransformasi ke dalam wujud kucing?” –Jade
Jade secara umum mengubah pembicaraan.
Melihat ke seluruh tubuh Ruri, jade tidak yakin bagaimana dia berbeda dengan kucing, Ruri mengangkat tangannya yang bergelang.
“Jika kau memakai gelang ini, siapapun bisa menjadi kucing.” –Ruri
“Bahkan jenis naga?” –Jade
“Ya.” –Ruri
Ketika Ruri mencoba gelang itu, Chelsea memakainya dan ketika Ruri mengingat penampilan kucing Chelsea yang jelek, dia menggoyangkan ekornya mencoba untuk menghapus pemikiran itu dari ingatannya.
“Bisakah benda seperti itu ada?” –jade
Jade berguman mengagumi gelang itu, dia kemudian berkata, “Tolong tunjukan wujud manusia Ruri padaku.”
Pada saat itu, pandangan semua orang menusuk Ruri.
Joshua dan Euclase yang sudah tahu bagaimana penampilan Ruri, puas, tapi bagi ke empat mata lainnya yang tertarik . . . . . . . .
“ . . . . . . . . . Aku akan berada dalam wujud kucingku untuk sementara.” –Ruri
“Kenapa?” –Jade
“Ketika aku ditatap oleh begitu banyak orang, akan sulit untuk kembali ke wujud asliku.” –Ruri
“Baiklah, aku akan mencoba untuk tidak melihat.” –Jade
“Tidak.” –Ruri
Setelah itu, Ruri menyangkal permintaan Jade yang gigih, dan akhirnya berlari keluar dari kantor.
Ruri pikir dia telah kabur . . . . . . . . . ., tapi pada malam harinya Ruri berada di kamar Jade untuk beberapa alasan.
“Erm, Jade. Kenapa aku ada di kamarmu? . . . .” –Ruri
“Kenapa? Kau selalu tidur di kamar ini.” –Jade
Meskipun Jade yang membuatnya tidur di kamar ini, tapi itu adalah ketika Jade tidak tahu bahwa Ruri adalah manusia.
Sekarag berbeda.
“Karena meskipun aku adalah kucing, aku adalah manusia dan aku mengerti manusia, ku pikir seorang pria dan seorang wanita tidur di tempat yang sama, akan disalahpahami.” –Ruri
“Baik kau adalah kucing atau bukan, aku sudah sering tidur bersamamu, jadi itu tidak masalah. Disamping itu, Ruri sekarang berwujud kucing, bukan manusia.” –Jade
“Tidak, tapi ini . . . . . . . . .”–Ruri
“Apakah Ruri begitu membenci untuk bersamaku?” –Jade
“Uuu . . . . . . . .” –Ruri
Jangan bodoh. Jangan bodoh.
Pikir Ruri, tapi dia bimbang.
Ruri lemah pada ekspresi yang kadang-kadang ditunjukkan oleh Jade ketika dia mencoba untuk meninggalkan sisinya, Jade menurunkan alisnya dan memutar matanya ke bawah terlihat kesepian.
Jade baru-baru ini mempelajari hal itu, dan sepertinya menggunakannya demi keuntungannya di sini.
Ruri juga berpikir begitu, tapi bagi Jade untuk menunjukkan kelemahan dengan kepercayaan diri yang biasa dan wajah yang tak tergoyahkan, Ruri tidak punya pilihan lain kecuali mengatakan.
“ . . . . . . . . . . Aku tidak membencinya.” –Ruri
Begitu Ruri mengakui, Jade tersenyum dan sudut bibirnya terangkat secara dramatis, Ruri menghela nafas ketika wajah Jade menangkapnya.
“Ketika Jade punya isteri, kau harus sendirian di kamar ini.” –Ruri
“Kalau begitu, hal itu bisa menunggu.” –Jade
Jade tersenyum dengan puas dan meraih kepala Ruri.
Ruri pikir dia akan menggaruk kepala Ruri, tapi dia mengulurkan tangannya ke arah lengan yang menggunakan gelang seperti itu adalah perilaku normal.
. . . . . . . . . . Tapi, Ruri merasakan krisis dan secara insting menarik tangannya dengan cepat.
Kemajuan Jade terhindarkan, dan dia mendecakkan lidahnya.
“Aku tidak pernah kecolongan, tidak ada kesempatan.” –Ruri
“Suatu hari aku akan melihatnya, jadi mengapa kau tidak berpikir akan lebih baik untuk mengakhirinya dan menyelesaikannya?” –Jade
“Sungguh, itu sangat sulit untuk menunjukannya padamu ketika kau sangat bersemangat.” –Ruri
Tengah malam.
Jade tiba-tiba bangun, di sampingnya Ruri tertidur denga nyaman.
Ketika Ruri tertidur, para peri juga pergi, jadi hanya Ruri dan Jade di dalam ruangan itu.
Dengan kata lain, tidak ada yang akan mengganggu.
Sambil bernafas dengan hening, dia mendekati Ruri yang tidur di sisi seberang ruangan, dia dengan lembut menoel pipi Ruri ingin mengonfirmasi apakah dia tidur.
Meskipun kumisnya terpilin, Ruri tertidur pulas.
Ketika Jade mengonfirmasi bahwa dia tidak bangun, Jade meraih lengan Ruri.
Dan secara perlahan menarik gelang dari lengan kurus Ruri.
Lalu, Ruri yang gelangnya dilepas kembali ke wujud manusianya.
Sebuah senyum muncul di wajah Jade dengan alami ketika dia melihat penampilan manusia Ruri yang tengah tertidur.
Ruangan itu gelap dan warna rambutnya tak diketahui, tapi mata ras naga bagus di malam hari, jadi penampilan Ruri terlihat.
Dia lebih muda dari yang Jade pikir.
Jade lega melihat dia belum tua dan tidak memiliki penampilan yang mirip Chelsea.
Selanjutnya, Jade mencoba untuk melihat wajahnya, yang tersembunyi oleh rambut panjangnya. Dia memindahkan rambut itu, melihat wajahnya dan mengirup nafas.
Ruangan itu gelap dan tidak mungkin untuk melihat warna rambur halus yang sangat enak disentuh dan warna mata yang tertutup, tapi Jade tahu warnanya.
Rambutnya berwarna platina terang , matanya biru tua.
Gadis yang baru dia temui sekali.
Ini adalah gadis yang dicari oleh Agete dalam kekacauan.
Ini adalah gadis yang membuatnya kehilangan ketertarikan karena kehadiran Ruri dalam wujud kucing, tapi dia tidak melupakan wajahnya dengan warna mara dan rambutnya yang langka.
Tidak mungkin, dia adalah orang yang sama dengan Ruri . . . . . . . . .
Dia terkejut dan juga yakin.
Ruri mengunjungi Klaus, di hari setelah dia bertemu dengan gadis itu.
Pantas saja dia tidak bisa ditemukan.
Dia telah menjadi kucing selama ini.
Tiba-tiba Jade mengingat apa yang dikatakan Agete sebelumnya.
Itu karena ada sesuatu yang dipancarkan oleh Ruri, sesuatu yang menarikmu hanya dengan sedikit percakapan.
Suku Naga adalah makhluk yang bisa terpengaruh.
Itu sangat benar, pikir Jade.
Dia merasa bahwa emosinya terhadap Ruri telah berkembang sejak dia megetahui bahwa Ruri adalah manusia.
Tidak, bahkan ketika dia adalah kucing, mungkin Jade yang membatasi perasaannya.
Rasa kehilangan ketika Ruri tidak di sisinya, dan emosi yang dia rasakan ketika dia mendengar bahwa Ruri kabur dari rumah menunjukkan segalanya.
“Agete akan senang.” –Jade
Jade yakin bahwa Agete akan senang kau adalah pengantin dan isteri yang telah di carinya.
Jade mengambil sejumput rambut yang jatuh ke bibir Ruri.
Dan ketika Jade mengembalikan gelang ke lengan Ruri, dia jatuh tertidur di samping seperti tidak ada yang terjadi.
A/N : Heyoo! Jade bahagia banget. Akhirnya nemu calon isteri jua dia, muahahaha…