Chapter 13 – Pelayan Kastil
Aku sekarang ini sendirian di rumah Klaus. Karena kelebihan jumlah… tidak melakukan apa-apa, Aku menguap lagi.
Setelah beberapa saat, para peri kembali.
[Ruri, kami kembali-]
[Selamat datang kembali, kemana kalian semua pergi?] –Ruri
[Lidya-sama menyuruh kami menjalankan tugas untuknya-]
[‘Pergi berilah seseorang bola mata berbulu mewakiliku’ katanya.]
[Kami berusaha keras untuk menjalankan misi bola-mata-berbulu kami.]
[Aku mengerti… Hanya saja dimana Lidya mempelajari kata-kata vulgar seperti bola-mata-berbulu… dan siapa yang kalian beri bola-mata itu?] –Ruri
Lidya dengan lidah tajamnya sesekali.
Sepertinya karena pengaruh pengontraknya sebelumnya, dia kadang-kadang mengatakan kata-kata yang tidak seperti wanita.
[Ngomong-omong, berapa lama Ruri akan berada dalam wujud kucing?]
[Hm, aku benar-benar ingin berubah kembali ke wujud manusiaku sekarang ini. Namun, Klaus akan terkejut jika dia kembali dan melihat seorang manusia bukannya kucing yang menunggunya, kan? Itulah kenapa aku akan melakukannya nanti setelah dia kembali.] –Ruri
Berbicara tentang setan, pintu terbuka dan Klaus memasuki ruangan. Seorang lelaki dengan rambut pendek berwarna biru dan mata hijau zamrud mengikuti di belakangnya. Dibandingkan dengan Klaus, lelaki itu memiliki aura lelaki militer padanya yang membuat dia lebih menonjol dengan kentara.
Dia memberikan kesan tenang ketika dia mengarahkan pandangannya padaku.
[Dan siapa orang yang ada di sana?] –Ruri
“Orang ini adalah penjaga Raja Naga, Finn.” –Klaus
Setelah Klaus memperkenalkannya padaku, Finn membungkuk padaku tanpa kata.
(Seseorang yang luar biasa telah hadir-!)
Ketika aku mencoba untuk mengolah informasi, Klaus berlutut di depan sofa dan menatapku.
“Setelah mendiskusikannya dengan yang mulia, akan menjadi kegembiraan kami untuk memilikimu di kastil kerajaan. Jika ini tidak terlalu merepotkan, maukah kau memberkati kami dengan kehadiranmu? ” –Klaus
[Bagaimana jika aku tidak mau? Apa yang akan kau lakukan kalau begitu?] –Ruri
Aku mangatakannya sambil memiringkan sedikit kepalaku. Ini mungkin hanya imajinasiku saja, tapi kurasa Klaus entah bagaimana lebih sopan dalam penggunaan katanya dan perlakuannya terhadapku.
“Jika itu keinginanmu, kau bisa tinggal di sini seperti sekarang. Finn di sini akan menjagamu selama waktu tinggalmu.” –Klaus
[Eh? Bukankah dia adalah penjaga Raja Naga?] –Ruri
“Ini adalah perintah yang mulia bahwa keinginanmu adalah yang paling utama. Jika kau merasa ragu dengan ide mengunjungi kastil kerajaan, kami tidak bermaksud untuk memaksamu.” –Klaus
Dengan kata lain, penjaga raja akan mengikutiku.
Mengapa orang-orang penting seperti itu diberikan padaku, aku tidak bisa membungkusnya dalam kepalaku seluruhnya.
Aku merasa waspada ketika aku mengingat peringatan Chelsea tentang kemungkinan aku dimanfaatkan sebagai pion masalah politik kerajaan.
[Jika aku pergi ke kastil kerajaan, apa yang harus ku lakukan? Contohnya, apakah aku diminta untuk melakukan sesuatu?…] –Ruri
“Tidak seperti itu. Kau bebas melakukan apa yang kau suka. Satu-satunya hal yang berbeda adalah ruang tinggalmu. Bukannya di rumahku, tapi kau akan tinggal di kastil kerajaan. Pergerakanmu tidak akan dibatasi dalam hal apapun. Tidak perlu disebutkan, ibuku secara khusus memintaku untuk menjagamu.” –Klaus
Secara pribadi, aku ingin menolak tawaran itu. Jika alasan yang diberikan dengan sombong, aku akan dengan mudah menolak dalilnya. Namun ditanyai dalam sikap yang sopan seperti itu, aku tidak bisa membawa diriku untuk mengatakan tidak.
Selanjutnya, aku tidak boleh merepotkan orang yang menjagaku dengan keegoisanku.
Klaus adalah orang yang diberi amanah untuk menjagaku oleh Chelsea yang terpercaya. Jika ini keinginannya agar aku pergi ke kastil kerajaan, aku yakin tidak akan ada hal buruk yang terjadi.
[Mengerti.] –Ruri
“Terimakasih atas pengertianmu.” -Klaus
Klaus terlihat lega setelah mendengar jawabanku yang menguntungkan.
Ketika aku memutuskan tentang posisi Klaus pada masalah ini, dengan maksud agar dia menjaga kesseimbangan antara memenuhi perintah Raja dan keinginan ibunya terhadapnya, aku merasa sedikit kasihan terhadapnya.
Tak diketahui olehku, kelegaan yang Klaus rasakan sebenarnya adalah hasil dari keberhasilan permohonannya untuk membujukku mengunjungi kastil kerajaan tanpa menyebabka para peri murka.
“kalau begitu, haruskah kita berangkat?” –Klaus
Dengan kereta kuda yang telah dipersiapkan, kami bertiga berangkat menuju kastil kerajaan.
Sedangkan untuk para peri, mereka terbang disekitar luaran kereta.
Sepertinya mereka tidak sesuka itu dengan ruangan yang sempit.
“Uh… bolehkah aku tahu sampai pada tingkat berapa para peri mendengarkanmu, jika kau tak masalah.” –Klaus
[Mereka tidak pernah menolak apapun yang kuminta dari mereka.] –Ruri
“Coontohnya, jika kau dilukai oleh seseorang, tantu saja tanpa sengaja, dan para peri menyerang untuk membalas dendam. Jika kau meminta mereka untuk berhenti, akankah mereka mendengarkanmu?” –Klaus
[Ah, kadang-kadang itu terjadi. Ketika itu terjadi, aku akan menghentikan mereka, dan mereka akn menhentikan agresi mereka.] –Ruri
Pertanyaan demi pertanyaan datang selama perjalanan kami menuju kastil kerajaan. Pertanyaan kebanyakan mengenai para peri.
Itu adalah topik yang meringankan hati untukku. Namun, Klaus dan Finn tidak berbagi perasaan yang sama.
Mereka mencari-cari sekitar untuk mengetahui orang yang seperti apa aku, sebelum bertemu dengan Raja Naga.
Agar tidak membuat para peri marah, topik seperti apa yang tidak boleh disentuh oleh Raja Naga, tingkat kedekatan berapakah yang dianggap dapat diterima, dan yang lebih banyak dihitung oleh mereka melalui percakapan kami.
Ini adalah langkah penting yang perlu diambil sebelum membiarkanku tinggal di kastil kerajaan. Itu tidak akan melebih-lebihkan untuk mengatakan bahwa hidup mereka berdasarkan pada hal itu.
Aku, tentu saja, tidak menyadarinya sama sekali.
Namun, dari percakapan kami, mereka memiliki kesan bahwanaku adalah se ekor kucing dengan penalaran dan pandangan dunia yang biasa.
Klaus menyimpulkan bahwa ini semua karena pelajaran yang ibunya berikan padaku.
Aku menatap pada Klaus ketika dia menunjukkan wajah lega. Merasa sepertinya ini adalah waktu yang tepat, aku baru saja akan menyentuh topik mengenai gelangku.
Itu tidak membuahkan hasil karena aku membeku setelah mendengar kalimat selanjutnya dari Klaus.
“Ini adalah hal baik karenna kau bukan manusia.” –Klaus
Dia mengatakannya dengan nada yang dingin. Finn menunjukkan persetujuannya tanpa mengatakan apapun.
[…Akankah itu buruk jika aku adalah manusia?] –Ruri
Aku senang karena aku bisa berkomunikasi dengan telepati. Kalau tidak, aku tidak yakin aku bahkan bisa bertanya pertanyaan itu secara verbal.
“Makhluk manusia dengan mudah menyerah pada godaan kekuatan. Tidak perlu disebutkan, keinginan mereka tak derdasar. Tidak puas dengan apa yang mereka punya di tangan, mereka dengan segera mendambakan lebih, dan mau melakukan apapun, bagaimanapun konsekuensi untuk mendapatkannya.” –Finn
“Seorang manusia pernah terpilih sebagai Yang Dicintai dulu. Dia menyalahgunakan kekuatannya, melakukan apapun yang diinginkan hatinya.” –Klaus
“Itu benar. Hanya pemikiran bahwa manusia memiliki tingkat kekuatan sihirmu sudah menakutkan.” –Finn
Finn akhirnya berbicara.
Itu termasuk pembicaraan tentang Yang Dicintai.
Seperti aku bisa merasakan kebencian mereka terhadap manusia dari percakapan itu, bahwa aku akhirnya berkeringat dingin.
Jika aku tidak dalam wujud kucingku, aku mungkin akan menunjukkan ekspresi yang sangat buruk yang jelas di mana aku berdiri di percakapan ini.
(Aneh. Aku pikir Kerajaan Naga adalah negeri di amna manusia dan banyak suku berbeda lainnya tinggal bersama dalam kerukunan…)
Bertentangan dengan apa yang kupercayai bagaimana negeri ini beejalan, sepertinya ada beberapa ketidakcocokan di antara orang-orangnya.
Aku berhenti mengatakan pada mereka siapa aku sebenarnya.
(A-aku pikir akan lebih baik untuk bertindak seperti aku adalah kucing untuk sementara…)
Hal baiknya adalah bahwa Klaus dan Finn kelihatanyya bahkan tidak meragukan identitasku sebagai kucing.
Jika aku menguak kebenaran tentang aku yang menjadi manusia setelah mendengar begitu banyak dari mereka, bagaimana mereka akan memperlakukanku, aku tidak yakin.
Hanya berpikir mengenai itu membuatku cemas. Aku tidak bisa tahu dengan pasti bagaimana yang benar-benar mereka rasakan tentang masalah itu, tapi aku akan membuat cadanagn untuk keputusanku untuk memberitahu mereka kebenarannya setelah melihat bagaimana hal-hal berjalan.
Begitu kami sampai di kastil kerajaan, aku dipimpin menuju kantor oval tanpa jalan memutar.
Kami melewati banyak orang di jalan kami menuju ke sana. Dan setiap kali, tanpa kegagalan, mereka akan berhenti dan menggosok mata mereka seperti untuk meyakinkan bahwa mata mereka tidak mempermainkan mereka ketika mereka melihat begitu banyak peri mengapung di sampingku.
Alasan mereka tidak menghampiriku dari rasa penasaran mereka adalah karena Klaus dan Finn, yang berdiri di depan dan di belakngku, menembakkan tatapan mengancam kepada penonton.
Agete mondar-mandir di depan kantor oval.
Dia dia tidak bisa tetap diam, khawatir sekali bahwa mungkin seseorang telah atau akan membuat suasana hati Ruri masam.
Begitu Agete menyadari sosok Klaus dan sisanya, kerutan dahinya entah bagaimana jadi sedikit halus.
“Oh, ini dia Yang Dicintai! Namaku Agete, penasihat yang mulia.” –Agete
[S-senang bertemu denganmu. Aku Ruri…] –Ruri
Agete terlihat lebih tua dari Chelsea.
Matanya berwarna merah. Dan meskipun umurnya dia memiliki rambut putih panjang yang membuatnya terlihat seperti petapa gunung.
Dan di ujung rambut panjangnya yang luwes, adalah…. pita.
Ya, sebuah pita, dengan desain gelembung merah muda dan putih berada di atasnya. Sungguh pilihan imut yang dibuat.
Aku mencoba usaha terbaikku untuk menahan tawa dibawa ekspektasi besar yang berbeda.
Karena itu adalah kasar untuk tertawa pada orang yang baru saja kau temui, aku bisa mengatakan bahwa ini pastinya adalah usaha terbaik yang pernah ku buat untuk menahan tawaku.
Tanpa menyadari ekspresiku, Agete memimpinku ke dalam kantor oval.
Di dalam ruangan adalah meja yang penuh dengan berkas, dan Raja Naga yang melihat sepanjang berkas.
Dia menghentikan apa yang dia lakukan dan menatapku.
Aku sesak nafas (kiasan) ketika mata kami bertemu.
(Woah, sungguh lelaki gagah yang cantik.)
Matanya yang bercelah, rambut hitam legamnya. Rambut panjangnya sedang, tapi tidak sampai sepanjang di mana dia bisa menggantung rambutnya di atas bahunya. Memiliki poni.
Mata hijau yang dalam terlihat menelan Ruri. Ruri merasakan deja vu tapi melewatkannya setelah melihat wajah Raja Naga yang terlihat cermat mmebuatnya seperti makhluk tuhan yang sempurna.
Dia terlihat sangatlah sempurna seperti dia bukanlah manusia.
Klaus dan Finn terlihat tampan juga.
Sepertinya orang-orang dari suku naga umumnya berwajah tampan dan cantik. Aku tidak bisa mengatakan lebih banyak mengenai penampilan mereka sekarang, tapi Agete dan Chelsea memiliki penampilan cukup menarik juga ketika mereka muda.
Karena pekerjaan ibuku, aku sudah memiliki kesenangan untuk bertemu dengan orang-orang yang terlihat cantik. Namun, spesies paling sempurna dihadapanku benar-benar membuatku meniup jauh perkiraan dan definisiku mengenai kata ‘cantik/indah’.
Raja naga cemberut untuk merespon suasana aneh yang ada di dalam ruangan. Meskipun Raja Naga tidak bisa menemukan wajah jelek yang kubuat sekarang ini, kurangya gerakanku dan tatapan konstanku membuatnya merasa gelisah.
“Apakah ada sesutau di wajahku?” –Raja Naga
Dengan satu kalimat itu, aku kembali ke akal sehatku dan menggelengkan kepala.
[Oh tidak, tidak ada apa-apa.] –Ruri
“Aku senang mendengarnya.” –Rajan Naga
Raja Naga berdiri dari tempat duduk kerjanya dan menuju ke arahku di sofa.
Dia membuat sebuah gerakan, memintaku untuk duduk.
Pada awalnya, aku tidak bisa fokus pada apapun kecuali wajahnya. Namun, aku dengan segera melihat melalui nuansa dan menyadari sosok bangsawannya. Aku mulai merasa tertekah hanya dengan kehadirannya sendiri.
Wajah tampannya hanya memperburuk masalah.
Klaus dan sisanya berdiri di sela-sela menjadi penonton, melihat interaksiku dengan orang yang memiliki tingkat tertinggi negeri ini.
Namun, karena sangat terasa lebih seperti aku diinterogasi, aku sedikit tidak nyaman.
Para peri yang menempel di sekitar Ruri, mengamati setiap pergerakan kecilnya, mengeluarkan tatapan mengancam pada orang-orang di sekitarnya. Pesan yang dikirimkan jelas, ‘Jangan kau berani untuk mengganggu Ruri!’.
Klaus dan sisanya mengerti akan situasi dan panik dalam keheningan, melihat ke sekitar dengan gugup mencoba untuk menyelamatkan situasi.
Raja Naga kemudian berbicara bukan pada Ruri, melainkan pada Klaus dan petugasnya yang lain.
“Bisakah kalian mengosongkan ruangan?” –Raja Naga
“Huh? Tapi yang mulia…” –Agete
Tidak yakin apakah aman untuk Raja Naga berada sendirian dengan Ruri, Agete ragu untuk mematuhi perintah itu. Tapi setelah dibungkam oleh tatapan Raja Naga, seluruh petugasnya meninggalkan ruangan.
“Aku minta maaf. Sejujurnya, mereka semua sama gugupnya denganmu. Itu karena sudah beberapa generasi sejak Kerajaan Naga memiliki Yang Dicintai.” –Raja Naga
Sekarang ini hanya ada aku, Raja Naga, dan para peri. Aku merasa jauh lebih tenang ketika tiba-tiba Raja Naga memulai percakapan dengan nada yang bersahabat dan lembut.
[Tidak perlu meminta maaf. Tidak bia menyalahkan mereka untuk menjadi waspada dengan kehadiranku yang tiba-tiba.] –Ruri
“Aku senang karena kau berpikir seperti itu. Mengenai masalah rencanamu, apa yang kau rencanakan untuk dilakukan di ibu kota? Aku mendengar kau dikirim kemari kepada Klaus oleh Chelsea. Apakah kau memiliki tujuan lain dalam pikiranmu?” –Raja Naga
[Aku tidak benar-benar memiliki tujuan semacam itu…. Salah satu alasan aku datang ke sini karena aku ingin belajar lebih banyak tentang dunia ini dan orang-orang di dalamnya. Bagaimana cara mereka menjalani kehidupan, sesuatu seperti itu. Chelsea bilang bahwa setelah aku memiliki ide kasar, aku akan bisa menggunakannya sebagai referensi pada bagimana aku harus menjalani kehidupanku mulai dari sekarang.] –Ruri
“Kau tidak terdengar setertantang itu mengenai hal ini.” –Raja Naga
[……] –Ruri
Karena aku masih ingin kembali ke dunia lamaku, itu tidak melayaniku dengan tujuan apapun dalam mengumpulkan pengetahuan mengenai dunia ini.
Menyadari sedikit ketidakpuasan dari caraku mengungkapkan jawabanku, Raja Naga mengeksekusi pukulan kritis.
Aku tidak bisa menjawabnya.
Raja Naga dengan cerdas mengerti situasi dan tidak mencari-cari lebih banyak terhadap masalah itu.
“Jangan khawatir, aku tidak bermaksud untuk ikut campur dalam masalahmu. Aku adalah orang yang meminta Klaus untuk membawamu ke kastil ini, jadi jangan merasa bahwa kau diwajibkan atau apapun. Pakaian dan makanan disediakan oleh kami. Jika ada sesuatu yang kau butuhkan, katakan saja.” –Raja Naga
[Terimakasih banyak.] –Ruri
“Aku bisa memperkerjakan seorang guru untukmu jika kau ingin tahu lebih banyak tentang dunia ini. Kau bebas untuk bergerak tanpa ada larangan apapun. Namun, akan jadi bantuan yang bagus jika kau memberitahu seseorang sebelum meninggalkan kastil.” –Raja Naga
[Oke.] –Ruri
Aku diberi sambutan yang sangat hangat. Meninggalkan pesan sebelum aku pergi adalah suatu janji yang ingin kubuat.
“Sebagai gantinya, aku ingin meminta bantuanmu. Jika nanti datang sebuah situasi dimana kau terluka atau diperlakukan secara tidak adil, tolong beri tahu aku tanpa ragu. Aku akan menangani sendiri masalah itu. Jadi, tolong hentikan amukan para peri.” –Raja Naga
Raja Naga memandang sekilas pada para peri.
Akan menjadi ketidakmungkinann bahkan jika Raja Naga ingin menghentikan kemurkaan para peri.
Bahkan sekarang ini, para peri bertindak seperti penghalang mutlak, melindungiku. Ini adalah satu-satunya bantuan yang bisa diminta oleh Raja Naga padaku.
Untuk sebuah negeri yang tidak memiliki Yang Dicintai untuk jangka waktu yang lama, Raja Naga menjelajahi kembali zona batas dalam hubungan ini.
Keputusan permohonan Raja Naga dibenarkan dengan baik.
[Aku akan menyuruh para peri untuk tidak bertindak yang tidak diperlukan. Kalian, bahkan jika aku diserang, dilarang untuk membalas dendam, oke?] –Ruri
Aku mengalihkan pandanganku dari Raja Naga dan melihat ke arah para peri sambil mengatakannya. Para peri menjawab dalam semangat tinggi.
[O-ke]
[Baiklah-]
Raja Naga tenang setelah melihat sikapku yang bersahabat dan pemandangan para peri mengatakan bahwa mereka akan mengikuti perintahku. Meskipun tidak yakin apakah para peri serius atau tidak.
“… Ada permintaan terakhir yang ingin aku minta darimu.” –Raja Naga
[Dan apakah itu?] –Ruri
“Umm… Apakah baik-baik saja jika aku menepuk-nepuk kepalamu?” –Raja Naga
[Maafkan?] –Ruri
Aku menyipitkan mataku saat meminta Raja Naga mengulangi pertanyaannya.
Raja Naga, malu sendiri dengan pertanyaannya memalingkan wajah dariku.
Wajahnya memerah.
“Y-Yeah, kau tahu… orang-orang dari suku naga sangatlah kuat. Bahkan lebih-lebih untuk Raja Naga, yang dipilih berdasarkan kekuatannya yang paling kuat. Aku mencintai binatang seperti kucing dan anjing. Aku sudah sering berusaha untuk memelihara mereka, namun karena insting binatang mereka takut padaku, mereka selalu menjadi gila dan melarikan diri dariku. Itulah mengapa aku masih belum pernah menyentuh binatang kecil apapun…” –Raja Naga
Ah, kita punya orang imut di sini.
Bertentangan dengan tampang dinginnya, celah antara penampilan luarnya dan karakter batinnya sangat lebar.
“Aku tidak akan memaksamu jika kau tidak mau.” –Raja Naga
[Lakukanlah, tidak apa-apa-] –Ruri
Aku disediakan kebutuhan sehari-harinya. Sesuatu seperti ditepuk kepalanya adalah harga kecil untuk dibayar.
Setelah mendengar jawabanku, Raja Naga tersenyum lebar dan mulai menepuk kepalaku dengan gugup.
Dia sepertinya khawatir jika aku takut atau apa. Tapi setelah merasakan bahwa aku tidak akan pergi kemanapun dengan segera, dia mulai menepuk kepalaku dengan bersungguh-sungguh.
Merasa nyaman dengan cara Raja Naga menepukku seperti aku adalah benda rapuh, aku menutup mataku dan menikmati sensasi baik yang sekarang ini menggaruk seluruh kepalaku.
Karena ini adalah pertama kalinya dia berkesempatan bermain dengan se ekor kucing, sepertinya tepukannya tidak akan berakhir dengan segera… Namun, khawatir karena mereka disuruh pergi, dan tidak dipanggil masuk setelah waktu lama telah terlewat, Agete dan lainnya bergegas masuk ke ruangan.
Karena waktu diberkatinya terinterupsi, Raja Naga memberikan pandangan kebencian pada Agete…