“Sepertinya kamu akhir-akhir ini membeli lebih banyak sayuran. Ada apa?”
Hari ini adalah hari libur, sebulan setelah pertama kali kumulai membuatkan makan malam untuk Hino-kun. Ketika penjaga toko di penjual sayuran menghitung total belanjaanku, Miya-chan berdiri di sampingnya dan memiringkan kepala.
Benar bahwa jumlah sayuran… atau lebih tepatnya, jumlah bahan-bahan yang kubeli berubah dua kali lipat.
Aku merubah pembelian untuk satu orang menjadi untuk dua orang karena Hino-kun, tapi Aku tidak bisa saja mengatakan, “Aku memasak makan siang dan makan malam untuk seorang lelaki di kelasku.” Aku tidak bisa menjawab jika dia bertanya alasannya padaku.
Juga, ini akan segera liburan musim panas. Aku masih belun bertanya pada Hino-kun apa yang akan ia makan untuk makan siang dan makan malam selama liburan.
Aku biasanya memberinya makanan beku yang kubuat di akhir pekan dan menjelaskan bagaimana mempersiapkannya melalui ponsel, tapi ini akan sulit untuk melakukan itu setiap harinya. Suhunya juga akan lebih panas.
Tapi Aku tidak bisa saja bertanya padanya apakah kami bisa bertemu agar aku bisa memberinya bekal miliknya. Aku akan merasa tidak enak jika dia berpikir bahwa Aku mencari-cari alasan untuk menemuinya saat liburan.
“Um, ini untuk latihan ku kira?”
“I see. I was just thinking that you were buying a ton of vegetables. I thought you were making smoothies.”
“Baiklah. Aku hanya berpikir bahwa kamu membeli banyak sayuran. Kupikir kamu membuat smoothies”
“Smoothies…”
Minum lebih mudah dari pada makan, dan itu adalah cara bagus untuk melengkapi kekurangan gizi.
Tapi, lebih lebih kepada melengkapi nutrisi yang kurang dalam diet harianmu. Aku tidak tahu apakah itu akan bagus untuknya jika dia memang tidak bisa makan…
Model pada umumnya kelihatannya tidak banyak makan, tapi Hino-kun banyak makan.
Sebenarnya, dia ramping dan lengannya serta kakinya semampai, jadi Aku bertanya-tanya pergi ke mana semua makanan itu. Sebelumnya dia berkata, “Aku mencerna makanan dengan cepat jadi Aku cepat lapar,” dan itu membuatku tidak yakin apakah cairan cepat dicerna seperti smoothies akan cocok untuknya.
“Oh, benar. Dengarkan ini, Mizuka-chan.”
“Hm?”
“Yousuke ditanya dalam sebuah wawancara tentang perempuan idealnya, tapi lihatlah ini! Dia mengatakan tipe kesukaannya!”
Miya-chan mengeluarkan sebuah majalah dari bawah buku pendataan dan membentangkannya. Sepertinya dia membacanya ketika tidak ada pembeli. Dalam teks kuning dan merah muda ceria, pada atas halaman terbaca, “Pandangan Hino Yousuke terhadap Cinta” dan di bawahnya adalah jawabannya dalam format Q&A.
“Tipe favoritnya adalah ‘Gadis paling imut di dunia’…! Yousuke pasti punya pacar, kan? Dia nggak akan berwajah seperti itu kalau dia nggak punya pacar. Dia benar-benar memanfaatkan majalah untuk membicarakan kekasihnya. Ini, lihatlah dimana mereka bertanya padanya apa yang ingin ia lakukan bersama orang yang dia cinta. Dia bilang dia ingin menikmati makan santai bersama. Bukankah mereka terlihat seperti tinggal bersama? Aku sangat iri! Wawancara itu tentang bagaimana mereka akan syuting sebuah adegan berciuman di musim panas dan Aku seperti, wow! Tapi kemudian Aku melihat ini dan Aku bahkan lebih merasa wow!”
Miya-chan terus membuka dan menutup majalah itu sambil mengulang-ulang, “Sungguh, wow!”
Apakah Hino-kun punya pacar?
Dia sangat populer, tapi jika dia punya pacar, kupikir dia tidak akan mengundang teman sekelasnya sepertiku untuk keluar berbelanja bersamanya.
Ditambah, dia membeli cangkir dengan warna kesukaanku hanya karena itu tidak memiliki warna kesukaannya. Jika dia punya pacar, dia pasti akan membeli beberapa dengan warna kesukaannya.
Tapi, Aku tidak bisa memberitahunya bahwa Hino-kun tidak mempunyai pacar karena Aku tidak bisa menjelaskan pemikiranku, jadi Aku hanya berdiri di sana ketika ayah Miya-chan berjalan dari belakangnya.
“Bukannya kamu pulang di bawah payung yang sama dengan cowok baseball itu kemarin?”
“Eh, kau melihatnya, Ayah!?”
“Tentu saja Aku melihat! Saat itu Aku sedang bekerja! Dia mencoba mengendap-endap dan pergi di pojok. Aku tidak akan menyetujui lelaki yang bahkan tidak bisa bertemu dengan orang tua perempuan yang ditaksirnya!”
“Bukan begitu! Kami hanya teman sekelas!”
Melihat Miya-chan memerah dengan kemarahan, ayahnya mengerang dengan suara jengkel.
“Tentu saja Aku tidak tahu karena kamu nggak pernah mengatakannya! Meskipun kalian berbagi payung, bahumu basah! Bukannya Aku tidak peduli padamu.”
“Aaaaah! Hentikan! Pergilah, Ayah! Aku sedang bicara dengan Mizuka-chan!”
Dia mendorong paksa ayahnya kembali ke toko. Dan kemudian dia segera kembali ke sini.
“Jangan khawatirkan apa yang baru saja Ayah katakan! Lupakan! Karena itu sama sekali tidak terjadi!”
“Oke. Aku mengerti.”
“Oh, b-benar! Lagu-lagu berputar di distrik perbelanjaan! Sepertinya itu akan berubah karena pengeras suaranya akan diperbaiki di akhir festival obon. Akan terasa sepi selama seminggu, tapi lagu-lagu baru akan menyebabkan angin puyuh! Meskipun lagu-lagunya bisa berakhir dengan aneh karena ketua dewan lingkungan yang mengendalikannya.”
Miya-chan mulai berbicara tentang lagu baru di distrik perbelanjaan seakan untuk mengubah topik. Meskipun separuh dari apa yang dia katakan hanya tidak masuk ke kepalaku, jadi responku hanya menjadi pengganti sementara.
“Apa ini, Mizuka-chan?”
“Tidak, bukan apa-apa.”
Miya-chan terlihat gelisah karena keterdiamanku. Aku segera menggelengkan kepalaku dan tersenyum.
Pacar… Hino-kun. Kupikir dia tidak punya, tapi mungkin dia menyukai seseorang karena dia membeli peralatan makan untuk dua orang.
Orang yang disukai …Hino-kun…
“Baiklah, Aku akan pulang sekarang.”
“Oke. Hati-hati, Mizuka-chan.”
Aku melambai pada Miya-chan dan meninggalkan penjual sayuran. Aku meninggalkan distrik perbelanjaan, merasakan sejenis rasa yang terpendam di dadaku.
◇
Aku menatap kalender di kamarku ke-esokan harinya. Gambar di kalender berubah dari hydrangea ke bunga matahari. Liburan musim panas adalah lusa.
Tentu saja Aku tidak bisa bertemu Hino-kun selama liburan. Seharusnya Aku bahagia karena tidak punya kelas, tapi entah bagaimana Aku merasa berat. Besok adalah upacara penutupan dengan hanya kelas pagi. Dia tidak mengatakan apapun, jadi mungkin dia tidak membutuhkan makan siang atau makan malam… atau sejenisnya, pikirku.
Atau mungkin, Aku harus bertanya apa yang harus kulakukan mengenai makanan Hino-kun untuk liburan musim panas? Dia mengatakan sebelumnya bahwa manajernya membelikannya makanan di akhir pekan karena dia punya pekerjaan, tapi Aku khawatir. Bagaimanapun, Aku akan berlatih makanan goreng yang sebelumnya belum bisa kutangani untuk meningkatkan acara sandiwaraku musim panas ini, tapi…
“…Tapi, pacar… Hino-kun…”
Aku menggumamkannya untuk mengeluarkan pikiran anehku, tapi Aku hanya merasa lebih berat. Meskipun Aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak.
Jika dia punya pacar, maka Aku… baiklah, Aku adalah seorang gadis paling tidak. Itu tidak akan baik bagi kami untuk makan siang bersama sendirian…
Jadi mungkin dia tidak punya pacar. Dia memanggil dirinya sendiri seorang “pencuri” saat berkeras untuk membayar tagihan listrikku dan lainnya, jadi dia adalah tipe yang akan melakukan hal-hal itu dengan benar.
“Baiklah.”
Aku menyambar celemek yang kugantung dan memakainya untuk membuat makan malam ketika ponselnya bergetar. Aku memeriksa ponselku untuk melihat pengirimnya adalah Hino-kun.
“Apa kamu senggang besok?”
“Bisakah kamu datang membuat makan malam di rumahku?”
Ketika Aku menatap dua pesan yang dia kirim, pesan lain muncul.
“Karena ini memanas selama liburan musim panas, Aku ingin kamu datang untuk membuat makan malam di rumahku segera.”
“Apakah oke?”
Aku tertegun ketika Aku mengikuti pesan dengan mataku.
Aku, pergi ke rumah Hino-kun untuk membuat makan malam…? Tidak mengantarkannya?
Itu benar bahwa makanan akan cepat membusuk di musim panas. Tapi, bagaimana Aku akan membalasnya? Harus bagaimana Aku membalasnya? Aku tidak bisa hanya meresponnya nanti dan membiarkannya dalam tanda terbaca.
“O-k-e.”
Aku hanya akan merespon dengan tiga huruf untuk sekarang. Begitu Aku mengentuk tombol kirim, pesan itu ditandai sebagai telah dibaca. Dan kemudian dia mengirimkan pesan lain.
“Kamu juga makan di rumah, kan?”
“Kita selalu makan malam sendiri-sendiri jadi Aku ingin makan denganmu.”
“Tentu saja Aku akan mencuci piringnya!”
“Aku juga punya alat masak jadi kamu nggak perlu khawatir tentang itu.”
Dan kemudian sebuah stiker pinguin berenang.
Maka, maksudnya, Aku akan makan di rumah Hino-kun besok?”
“Apakah tidak masalah, Igarashi-san?”
“Ya?”
“Tidak?”
Aku terus menerima pesan ketika Aku sedang berpikir. Aku mulai mengetik sebuah balasan dengan tergesa.
“Kalau kamu nggak masalah… dengan itu… maka Aku… juga…”
Aku selesai mengetik dan mengirimkannya.
Aku mendapatkan balasan cepat. Dia mengirimkan stiker pingin bahagia dengan kata-kata terimakasih. Aku mengirimkan sebuah stiker binatang yang mirip serta “Aku akan melakukan yang terbaik besok” sebelum meletakkan ponselku untuk tidur.
…Aku akan pergi ke rumah Hino-kun besok.
Entah bagaimana realita tak menghantamku. Tapi dadaku tetap terasa lebih sempit.
Apa yang harus kulakukan…? Atau lebih ke, apa yang bisa kulakukan? Ini hanya sedikit berbeda dari biasanya. Apa yang harus kubuat? Karena Aku akan pergi ke rumahnya, Aku bisa menyiapkannya hari ini… atau tidak. Karena ini musim panas, masih ada kemungkinan itu akan membusuk.
…Tapi, ini adalah sebuah kesempatan untuk memberikan Hino-kun makanan yang dipersiapkan dengan segar.
Sebelumnya makanan beku masih bisa enak, tapi makanan yang baru dibuat pasti akan lebih enak… Ada banyak faksi, seperti mereka yang memilih makanan rebus dingin ketimbang yang baru, tapi ikan panggang dan makanan tumis terasa lebih enak saat masih panas.
Maka besok, Aku akan membuat makanan yang segar dan enak… Ditambah, karena ini bukanlah bekal, Aku bisa memakai bahan mentah dan tidak ada larangan.
Ketika Aku berpikir, Aku menyadari diriku menjadi lebih bahagia. Aku segera menampar pipiku untuk menenangkan diri.
Itu buruk. Aku harus tenang sedikit. Aku harus memikirkan tentang membuat apa. Aku harus membaca resep dan tidak memikirkan tentang besok. Aku membalik sepanjang majalah sampai Aku mendarat pada resep chizukenni rebus.
“Ya. Aku memikirkan masakanmu. Aku benar-benar suka masakanmu. Itu sangat menenangkan, seperti Aku bisa merasakan semua ketegangan meninggalkan tubuhku.”
Wajahku menghangat ketika Aku mengingat kata-kata Hino-kun. Aku menggelengkan kepala seakan untuk mengusir rasa panas dan kembali membaca resep.
◇
Hari upacara penutupan. Aku berada di sudut lapangan di gedung olahraga menonton pertandingan basket dan mendengarkan peluit.
Sekolah baru ini juga lebih kurangnya sebuah sekolah persiapan, jadi ada konsentrasi pada tugas kuliah. Acara olah raga dan kebudayaan diselenggarakan relatif lambat. Hari ini adalah upacara penutupan sebelum libur musim panas, tapi gimnastik ditunda karena hujan dan pelajaran dikurangi untuk dua periode pertama.
Semua orang terlihat bahagia hari ini karena kelas ini tidak sekeras melakukan lari estafet atau lari ketahanan.
Ada pertandingan panas di lapangan, tapi hari ini Aku tidak bisa mengeluarkan pemikiran bahwa Aku akan ke rumah Hino-kun sepulang sekolah, dari kepalaku.
Aku bisa mengatakan bahwa Meina-chan juga merasa gelisah ketika dia melirik ke sekitar di sampingku. Mengikuti arah pandangnya, Aku melihatnya memperhatikan para lelaki bermain basket di lapangan sebelah.
“Aku tidak tahu apakah Maki-kun akan baik-baik saja…?”
Sepertinya dia mengkhawatirkan Maki-kun.
Dia duduk malas di ujung lapangan. Dia kelihatannya tidak punya keinginan untuk berpartisipasi dalam pertandingan. Sepertinya tidak ada cara untuk dia terluka, tapi bagaimanapun, ini adalah Maki-kun.
Dia jatuh di tengah antah-berantah sebelumnya, dan kemarin dia jatuh dari bukit setelah hampir tertabrak becak, dan dia terbungkus perban di sekitar lengannya. Kekhawatiran Meina-chan tidak bisa dianggap terlalu protektif.
“Ini, Hino-kun! Ini rompimu!”
Aku dengan refleks berputar ke suara di kejauhan. Aku melihat sekelompok gadis mencoba menyerahkan rompi dan handuk pada Hino-kun.
Dia benar-benar populer. Tapi, dia tidak terlihat bahagia sama sekali ditawari begitu banyak rompi dan handuk.
“Hino selalu mengambil semua gadis. Aku sangat iri!”
Suara itu berasal dari salah satu laki-laki dalam kelas berbeda di belakang kami. Ada dua kelas di kelas gimnastik ini, tapi berdekatan dengan laki-laki dari kelas lain membuatku gugup. Mereka sepertinya sudah menyelesaikan pertandingan mereka karena mereka mengelap wajah mereka dengan handuk dan menarik nafas dalam-dalam.
“Aku benar-benar membenci lelaki itu. Dia cuma punya wajah bagus.”
“Benarkan? Dia selalu dingin ke semua orang. Bahkan ke para gadis.”
“Apa? Bahkan gadis-gadis? Sungguh? Hino itu?”
Aku merasakan keraguan bangkit ketika mendengarkan para lelaki itu.
Hino-kun dingin?
“Dia selalu menolak meminjamkan barang bahkan yang sangat biasa, dan menghindari untuk cukup dekat untuk menyentuh orang lain. Dia punya mysophobia atau sesuatu seperti itu. Aku belum pernah melihatnya meminjamkan apapun ke siapapun.”
“Ooh, mungkin begitu.”
“Awalnya kupikir dia hanya seperti itu ke lelaki, tapi ini agak nyaman bahwa dia melakukannua dengan gadis-gadis juga. Dia seperti, sebuah brigade dari semua arah.”
“Sungguh?”
“Dia mungkin punya semacam trauma, kan? Mereka selalu *fangirling. Mungkin ini seperti orang ini yang bermasalah pada acara jabat tangan idol tiap tahun. Sepertinya mereka menjilat tangan mereka sebelum pergi.”
T/N: fangirling itu sikap penggemar perempuan yang terlalu bersemangat atau berlebihan.
Para lelaki selesai mengelap keringat mereka dan pergi.
…Hino-kun tidak suka disentuh?
Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya. Tapi ini mengenai Hino-kun. Aku bisa melihatnya tidak menyukainya dan hanya diam dan berhati-hati mengenai itu. Tapi kemudian sesuatu yang mengerikan pasti telah terjadi kepadanya. Itu akan masuk akal jika dia tidak ingin orang lain dekat dengannya.
Ada kemungkinan Aku mungkin telah secara tak sengaja menyentuhnya saat menyerahkan bekalnya. Mungkinkah Aku mengingatkannya pada ingatan buruk…?
…Aku harus berhati-hati untuk tidak menyentuh atau berdekatan dengannya saat Aku pergi ke rumahnya hari ini.
Aku kembali menonton pertandingan, kata-kata yang diucapkan para lelaki itu menetap di hatiku.
◇