Cinta yang Mengintai di Meja Makan

Aku mengangguk di bawah selimut dan membawanya ke hidungku. Hino-kun mematikan lampu kamar yang dekat dengannya. Aku mungkin tidak akan bisa tidur hari ini. Jantungku berdetak sangat cepat bahwa itu sakit dan aku tidak lagi merasa lelah.

Di sebelahku, Hino-kun mengangkat selimut dan masuk ke tempat tidur. Itu lebar tapi tetap saja ditujukan hanya untuk satu orang, jadi aku bisa merasakan panas tubuhnya tepat di sampingku.

Oh tidak. Jika aku tidak menyingkir aku mungkin akan mati.

Aku sedikit berlari darinya. Aku berada di ujung tempat tidur. Ketika aku cukup jauh hingga aku hampir jatuh dari tempat tidur ke udara malam, aku merasakan dia dengan cepat menyambar tanganku. Aku sangat terkejut bahwa aku tidak biaa berbicara, tapi aku bisa tahu dari cara dia menatapku.

“Apakah tidak apa-apa kalau aku menggenggam tanganmu? Aku selalu merasa lega saat menggenggam tanganmu, jadi aku ingin menggenggam tanganmu saat tidur. Aku merasa seperti aku akan bisa tidur dengan nyenyak.”

Kalau begitu aku benar-benar tidak akan bisa tidur..

Aku sudah tahu aku tidak akan tidur sedikitpun, jadi jika ini akan membantunya tidur dengan tenang, maka tidak masalah.

“Aku membalas, “Tidak masalah,” sambil setengah merasa seperti aku menyerah.

“Makasih.”

“Nggak papa”

Dia memegang tanganku dan kelihatan cepat tertidur. Nafasnya mulai jatuh pada pola ritmis. Dia cepat tertidur. Nafasnya yang dalam harusnya tenang, tapi karena kami sangat dekat, aku bisa mendengarnya dengan keras.

Jika aku bisa mendengar suara kecil seperti itu dengan jelas, ada kemungkinan jantungku yang berdetak kencang juga dapat terdengar.

Aku menutup mataku dan mulai bernafas dalam untuk menenangkan jantungku agar aku tidak mengganggu Hino-kun. Tapi karena dia begitu dekat, aku terus melupakan caranya bernafas.

…Sungguh, apa yang terjadi hari ini? Meskipun aku ingin berhenti menyukainya, kenapa aku tiba-tiba tidur di tempat tidur yang sama dengannya?

Dadaku sakit. Aku ingin berhenti menyukainya.

Jika aku bisa menghilangkan perasaanku padanya, aku akan bisa tidur hari ini. Aku tidak akan perlu berbohong tentang menyukai seseorang yang tidak kusukai atau pergi ke kuil percomblangan dengan kebohongan itu.

Pada akhirnya, aku lupa untuk menyelidiki apa yang akan terjadi jika dua orang yang tak menyukai satu sama lain perge ke kuil itu…

Aku akan mencarinya saat aku bangun di pagi hari.

Saat aku merenungkan pemikiranku, pegas ranjang tiba-tiba berderit.

Hino-kun pasti bergerak. Kelihatannya dia tidak membalikkan badan, jadi mungkin dia pergi ke kamar mandi. Aku tidak ingin mengejutkannya, jadi aku tetap menutup mataku. Tapi untuk beberapa alasan, aku bisa merasakan rasa sesuatu yang terbenam di kedua sisi pinggangku.

…Aku bisa merasakan panas dari sesuatu yang seharusnya adalah seseorang.

Sebelum aku tahi apa yang sedang terjadi, rasa membenam berada di sebelah kedua telingaku.

Mungkinkah saat Hino-kun berjalan menjauh, seseorang memasuki kamar dan naik ke atasku…?

Tapi aku tidak mendengar pintu terbuka. Mungkinkah hantu atau fenomena fisika…?

Mungkin sesuatu yang buruk terjadi karena aku pergi ke kuil itu dengan perasaan bertepuk sebelah tangan…? Jika begitu, Hino-kun tidak tahu bahayanya. Dia bisa berada dalam masalah.

Aku dengan takut-takut membuka mataku, perlahan agar mataku bisa menyesuaikan dengan kegelapan, hingga siluet di atasku menjadi terlihat. Ketika pada akhirnya aku bisa melihat wajah orang itu, aku tak bisa berkata-kata.

“K-kenapa, H-Hino-kun…?”

“Sial, kamu belum tidur. Aku tahu aku harusnya membiusmu lagi.”

“Eh……?”

Suaranya sedingin es. Ke titik dimana dia tidak kelihatan seperti Hino-kun. Dia kelihatan sama, tapi dia terasa seperti orang yang berbeda.

“A-apa yang kamu…?”

“…’Apa’?”

Aku bertanya dengan gugup, tapi Hino-kun hanya mencibir padaku. Setelah menghela nafas, dia menutup jarak di antara kami sampai hidung kami hampir bersentuhan.

“Katakanlah, Igarashi-san. Apa kurangnya aku? Kamu selalu mendengarkan setiap keinginanku sebelum ini. Kamu datang ke rumahku dan membuatkanku makan malam. Kamu membuatkanku bekal setiap hari. Apa kamu benar-benar bisa melakukan itu untuk sesuatu yang tidak kamu pedulikan? Apa kamu benar-benar tidak menyukaiku? Apa yang harus kulakukan? Tidak masalah jika itu wajah atau kepribadianku, katakan saja padaku apa yang kamu sukai agar aku bisa mengubahnya.”

Tapi, aku menyukai semua tentangmu. Pada awalnya hanya melihatmu makan, tapi sekarang aku suka semuanya.

Tapi aku tidak bisa mengatakannya atau itu akan membuatnya tidak nyaman. Dia mungkin tidak biaa makan setelah pengkhianatan besarku.

“Kenapa kamu nggak menyukaiku, Igarashi-san…?”

Satu tetes air jatuh ke pipiku. Itu jatuh dari pipiku karena gravitasi. Aku tidak sedang menangis sekarang ini. Tapi tetesan air itu datang dari Hino-kun di atasku.

“…Bagaimana aku bisa membuatmu menyukaiku…? Aku tidak bisa menyukai seseorang selain dirimu. Jadi ini sangat sakit… Bantu aku… Kamu selalu mendengarkanku sebelumnya…”

“Hino-kun…”

“Hei, Igarashi-san, nggak bisakah kamu bersamaku selamanya? Pilihlah aku… Tidak apa-apa kalau kamu membunuhku pada akhirnya, asalkan kamu menyukaiku…! Dengan beitu aku tidak harus mematahkan hatimu… Tolonglah…!”

Dia mencengkeram dadaku. Meskipun pegasnya berderit kencang karena gaya dorong, tangannya gemetar dan suaranya serak karena menangis. Itu membuatku ingin menyatakan perasaan. Tapi aku tidak bsa. Aku tidak boleh menyukainya. Aku tidak boleh menyukainya. Tapi aku menyukainya dan jika dia tahu aku menyukainya-

…Huh? Tunggu. Apakah Hino-kun baru saja mengatakan dia tidak bisa menyukao seseorang selain diriku?

Apakah dia mengatakan dia ingin aku menyukainya?

“Hino-kun, dengan “menyukai” apa yang kamu maksudkan adalah menyukai… secara romantik?”

“Tentu saja. Karena itu, Aku-“

“A-aku juga menyukaimu… secara… romantik…”

Bingung, mata kami bertemu. Matanya membesar dan dia mencengkeram bahuku dengan erat. Mungkin itu karena pergerakan, tapi air mata jatuh lagi dari matanya dan membasahi pipiku.

“Aku akan menusukmu kalau kamu berbohong, jadi tataplah mataku dan jawab pertanyaanku.”

“E–“

“Jawab aku.”

Jika aku menatap matanya, maka air matanua bisa jatuh ke mataku. Itu bukanlah hal paling buruk, tapi… Bagaimapun juga, aku mengangguk dengan semanngat dan matanya menyipit.

“Apa kamu benar-benar menyukaiku, Igarashi-san?”

“Y-ya.”

“…Sungguh?”

“S-sungguh.”

“Kalau begitu kenapa kamu bersikap seakan kamu menyukai orang lain sebelumnya?”

“S-sebelumnya kamu mengatakan bahwa kamu tidak suka saat orang mengatakan mereka menyukaimu, jadi kupikir jika aku bersikap seakan aku sedang menyukai seseorang, dan itu orang lain selain dirimu, maka kamu tidak akan mengetahui perasaanku…”

“Kalau begitu orang yang kamu sukai itu aku?”

“Y-ya.”

Aku dengan panik menjawab pertanyaan yang dilemparkannya dengan cepat. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak menjawab pertanyaan yang harusnya tak kujawab, kan…?

“Sekarang saatnya untuk menyangkal. Kalau kamu nggak menyukaiku dan kamu hanya mengatakan itu untuk menyelamatkan hidupmu, maka sangkal-lah. Kalau kamu jujur padaku sekarang, aku nggak akan melakukan sesuatu padamu hari ini.”

Matanya yang tak berkedip membesar ketika dia membawa wajahnya mendekati wajahku.

“Da-, de-, um, A-aku pikir dengan apa yang terjadi padamu dengan pelayan pengantaran, dan hal-hal tentang orang tuamu dan h-hal lain yang bahkan tak bisa kubayangkan, jika aku mengatakan aku menyukaimu, maka kamu nggak akan bisa makan, dan mati…”

Hidung kami bersentuhan ketika aku mengatakan, “Aku menyukaimu, Hino-kun…!” dalam nada memohon. Kemudian dia menjauhkan wajahnya dariku dan menggumamkan ketertegunan, “Aku mengerti…”

“Saat itu, maksudku bahwa aku membenci semua orang yang menyukaiku selain kamu. Itu betapa aku menyukaimu… Kalau begitu, apa kamu menyukaiku sejak sebelum itu?”

“Iya…”

Jika Hino-kun membenci semua orang yang menyukainya selain diriku, itu berarti aku adalah pengecualian…

Jadi itu artinya dia menyukaiku sejak saat itu… Itu adalah sesuatu yang sulit untuk dipercayai jadi itu tidak benar-benar searah. Dia mengelus pipiku, sedangkan aku tertegun.

“…Ini seperti sebuah mimpi. …Apakah ini mimpi? Jika iya, maka aku akan segera mengurungmu saat aku bangun.”

“Y-ya?”

Tunggu, kenapa dia akan mengurungku? Bukankah itu adalah hal yang dilakukan orang jahat saat mereka menculik seseorang sebagai sandera…?

“Kamu menyukaiku, kan, Igarashi-san?”

“Eh, um, iya.”

“Kalau begitu bisakah kita mendaftar bersama ketika aku berumur delapan belas?”

Mataku membesar terhadap kata-katanya. Otakku tidak bisa mencerna apa yang dia katakan. Apakah dia membicarakan tentang pernikahan? Setelah aku lulus SMA… Kupikir akan bagus, tapi aku baru saja mengetahui bahwa dia menyukaiku dan sekarang pernikahan…?

Tapi dia terlihat benar-benar terkejut dengan reaksi tertegunku.

“Eh, apakah kamu adalah jenis orang yang bermain-main dengan seseorang tanpa niatan menikah? Apa kamu berencana membuangku pada akhirnya dan berkencan dengan pria lain? Kamu hanya akan bermain denganku, putus denganku, dan melupakan tentangku? Apa kamu benar-benar berpikir bahwa kamu akan menikahi orang lain, membuatkan mereka makanan dan tinggal bersama mereka, dan aku hanya akan diingat sebagai model yang kamu kencani di SMA?”

Bukan begitu. Jelas bukan begitu. Tapi Hino-kun terlihat kesakitan, berpikir bahwa itu adalah kenyataan, jadi aku menggelengkan kepalaku.

“T-tidak! Dengan ‘mendaftarkan’, apa maksudku m-menikah?”

“Iya. Kamu akan menjadi seorang Hino atau aku akan menjadi seorang Igarashi. Kita akan tinggal bersama dalam kebahagiaan dan tak akan pernah terpisah di dalam ataupun luar rumah. Ada pasangan-pasangan yang memiliki anak juga. Aku tidak menginginkan anak kalau itu akan menyulitkanmu, tapi kalau kamu mau anak, aku akann membesarkan mereka dengan baik di lingkungan yang aman. Selingkuh akan disebut perzinahan, dan jika kamu berselingkuh, kamu akan diadili. Itu adalah hal buruk. Itu benar-benar hal buruk, dan kamu harus dihukum untuk itu. Bersama dengan orang yang menggodamu.”

“Tidak, aku tidak bertanya tentang definisinya, aku, um… apakah ini sebuah lamaran?”

“Nggak. Saat aku melamar, aku akan dengan benar merencanakannua dan pergi ke tempat spesial. Ini untuk mencegahmu dikencani… nggak, maksudku… belakangan, ada kasus dimana orang mendaftarkan seseorang tanpa izin mereka. Karena profesiku, aku takut itu terjadi padaku. Bukankah itu menakutkan? Jadi aku ingin mendaftar lebih awal. Aku nggak bisa menyukai orang lain selain dirimu, jadi nggak mungkin aku bisa menikahi orang lain. Aku akan berakhir dengan membunuh mereka. Karema darah mereka terkutuk, aku perlu membunuh seluruh keluarga. Hei, apa kamu akan membenci itu? Kalau kamu nggak menikah denganku, aku akan menjadi pembunuh. Tolong, selamatkan aku dari hal itu. Oh benar, sebelum kita tinggal bersama, aku perlu menyapa orang tuamu. Apa kamu gugup tentang hal itu? Apa kami takut bahwa mereka tidak ingin putri mereka pindah beraama lelaki yang tak mereka kenal? Hei, mereka mungkin akan terkejut kalau aku langsung meminta menikah denganmu, jadi mungkin aku bisa menyapa mereka sebagai pacarmu dulu? Aku tahu mereka sedang berada dalam perjalanan bisnis, jadi kita nggak bisa menemui mereka secara langsung, tapi apa kita nggak bisa berbicara pada mereka melalui penggilan vidio? Oh benar, apa kamu senggang besok sore? Aku senggang seharian. Awalnya aku berencana membawamu ke rumahku dan karena aku nggak mau pergi, aku mengambil cuti sehari. Jadi apakah kamu senggang, Igarashi-san? Kita akan menelepon mereka, dan aku bisa bicara dengan ibu dan ayahmu mulai dari sekarang. Aku akan menyapa mereka dengan benar. Oh, ayo pulang bersama besok. Ke rumahku. Aku nggak syuting lagi besok, dan kita akan pulang di pagi hari, jadi aku bisa keluar dan bertemu denganmu. Saat kita kembali, aku akan menemuimu di… Aku yakin stasiun dimana perjalanan sekolah berakhir adalah di dalam bangunan stasiun, jadi di lantai tiga atau di sekitarnya. Kemudian kita bisa naik taksi dari bawah tanah ke rumah. Jadi? Bagaimana menurutmu? Apa yang ingin kamu lakukan, Igarashi-san? Apa kamu lelah? Lantai atas stasiun memiliki restoran, jadi apa kamu mau makan di sana? Ada juga hotel di dekatnya kalau kamu mau menetap di sana? Aku punya banyak uang. Aku mendapatkannua dari kedua orang tuaku yang meninggal dan pekerjaan modelku. Dan tak perlu mendesak penjualnya untuk menyelesaikan ruang kurunganmu. Setengah ruangan adalah penjara dan tentu saja jendelanya tak terbuka, jadi aku nggak perlu khawatir tentang kamu jatuh kalau kamu mencoba kabur. Aku tinggal di lantai dua puluh lima, jadi tentu saja jatuh dari sana akan membunuhmu. Bahkan dengan bantalan, itu akan menjadi kematian instan. Seprti itu. Jadi aku nggak akan membiarkanmu kabur. Kemanapun. Karena kita akan bersama sampai ajal memisahkan kita.”

Hino-kun terus menerus berbicara. Mungkinkah fia sepanik diriku? Itu mungkin imajinasiku, tapi dia kelihatan hampir gembira dan aku merasa seperti ini adalah kali pertama aku melihatnya.

“Tunggu, tunggu sebentar, tenanglah, Hino-kun.”

“Aku nggak bisa tenang.”

Pikiranku kusut ketika dia memelukku dengan erat. Kemejanya masih belum dikancing- sebenarnya dia kelihatannya sudah melepaskan kemejanya sepenuhnya pada saat tertentu- dan aku bisa menghirup samponya dari daerah tulang selangkanya. Aku tidak bisa tenang.

“Aku mencintaimu, Igarashi-san. Aku selalu, selalu menyukaimu. Aku sangat bahagia bertemu denganmu di bulan April. Aku bahkan berpikir tentang membawamu ke sebuah ruang kelas kosong. Aku punya banyak sekali kesempatan. Karena kamu tinggal sendirian, aku bisa bertindak sebagai karyawan pengantar kapanpun. Itu menjengkelkan untuk melihatmu selalu dikelilingi oleh orang-orang yang nggak penting. Kamu tahu, aku pikir semua orang selain dirimu itu sampah.
Nggak ada siapapun selain kamu yang bahkan manusia, aku benar-benar membenci saat aku bicara atau mendengarkan orang lain selain dirimu. Atau lebih seperti, aku tidak mau menghirup udara yang sama dengan orang lain selain dirimu, Igarashi-san. Oh, aku menghargai ibu dan ayahmu. Tapi kalau boleh jujur; semua orang selain kita berdja hanyalah penghalang. Aku sebegitu menyukaimu. Aku mencintaimu. Kamu sangat imut, Igarashi-san. Aku mencintaimu, Igarashi-san. Jadi menikahlah denganku. Aku akan membuatmu bahagia, jadi kenapa nggak memilihku? Kalau kamu nggak mau sendirian pada akhirnya, haruskah kita mati bersama? Kamu bisa mencekikku samoaii mati. Hei, apa kamu pikir kamu bisa membunuhku dengan benar? …Aah~ ini seperti mimpi. Aku selalu menyukaimu. Kamu tahu, aku akan selalu, selalu, selalu mencintaimu ke titik dimana jika kamu menolakku, aku akan membunuhmu dan kemudian diriku, tapi bagaimana denganmu? Apa kamu menyesal menyukaiku? Apa kamu mau berhenti?”

“N-nggak. Nggak papa. Um, sekarang ini, ayo kita berdua mencoba yang terbaik untuk menjalani hidup kita yang normal bersama, oke?”

“Oke. Makasih, Igarashi-san.”

Eskpresi Hino-kun kembali normal. Tidak, sebenarnya, dia kelihatan jauh lebih bahagia dari biasanya…

“Kalau begitu ayo tidur biasa saja hari ini. Aku memang ingin membawa hal-hal ke tahap selanjutnya, tapi… Dengan syutingku, aku senang ciuman pertamaku bersamamu bahkan jika itu paksaan, tapi aku peduli tentang urutan hal-hal ini yang benar.”

“Eh, ciuman? S-syuting?”

“Yap. Insiden itu di bulan Agustus. Kamu mungkin berpikir itu adalah sebuah kecelakaan, Igarashi-san, tapi aku melakukan itu dengan sengaja. Aku ingin menciummu. Jadi aku menarik lenganmu dengan sengaja. Semuanya.”

“E-eh, t-tunggu.”

“Tapi nggak papa. Karena kamu menyukaiku. Aku mungkin sedikit mengacaukan urutannya, tapi kalau kita terus melakukan hal-hal, urutannya tidak akan penting.”

Kepalaku kusut lagi. Insiden besar itu sebenarnya diatur-? Maka dia-

“Aku mencintaimu, Igarashi-san. Ayo bersama selamanya,” Hino-kun berbisik dengan nada rendah yang serak dan memelukku dengan erat seakan dia mengikatku. Aku bertanya-tanya, um, ini harapanku atau harapannya atau harapan kami berdua yang dikabulkan? Yang mana?

Aku masih belum mengerti apapun sepenuhnya dan ini tidak terasa nyata. Aku punya perasaan bahwa ini adalah sesuatu yang tak bisa dikembalikan, juga perasaan bahwa sesuatu telah berakhir dan sesuatu yang lain dimulai.

“Kita tidak akan terpisah sampai akhir.”

Tapi Hino-kun tersenyum cerah di hadapanku dan aku bisa membuatkannya makanan selamanya, jadi meskipun pikiranku masih kusut, aku melingkarkan tanganku padanya.

T/N: Akhirnyaaa mereka udah mengutarakan perasaan😞 Juga, mohon maaf karena lama nggak update😶

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset