Cinta yang Mengintai di Meja Makan

Rencanaku berjalan sangat lancar bahwa itu menakutkan. Sejak awal liburan musim panas, Mizuka selalu datang ke rumahku untuk memasak makan siang dan malan malam, dan kami bisa menghabiskan waktu bersama tanpa dilihat siapapun. Dia bahkan setuju untuk pergi ke akuarium denganku ketika Aku memakai dramaku sebagai alasan. Dia tidak menolakku sama sekali. Bahkan jika matanya bergerak dengan kegelisahan, dia tetap setuju.

Tapi meskipun rencananya seharusnya berjalan lancar dan Aku harusnya tak perlu mengkhawatirkan sesuatu, masih tetap ada badai di hatiku.

“Maaf membuatmu menunggu.”

Di stasiun yang belum sibuk setelah Obon, Aku memanggilnya ketika dia menatap etalase. Aku sering melihat pakaian santai Mizuka saat dia datang ke rumahku. Dia memilih pakaian yang terlihat normal daripada pakaian imut. Tapi hari ini dia memakai pakaian yang lebih cerah dari biasanya. Dia menata rambutnya di setengah-updo dengan jepit rambut bukan karet gelang.

Aku sudah mendengar dia memeriksa ponselnya dan pergi ke depan cermin tak terhitung jumlahnya, mengatakan sesuatu seperti, “Aku butuh pakaian yang nggak akan membuat malu Hino-kun…” “Eh, Aku nggak tahu…” dan “Aku senang Aku membeli majalah itu…”, tapi melihatnya secara pribadi terasa sepenuhnya berbeda. Karena Mizuka adalah orang yang tidak menghabiskan banyak waktu memilih pakaiannya, ini membuatku gembira bahwa dia melakukan semua ini untukku.

“Imut.”

Dia selalu imut, setiap detik tiap harinya. Perasaan yang tak bisa ku-ekspresikan dengan baik melayang-layang ketika kami memulai kencan kami. Kami menuju ke akuarium sembari bergandengan tangan.

Aku memakai kacamata agar tidak ada yang menyadari bahwa itu aku, ketika kami berjalan bergandengan tangan bersama di siang hari. Aku sering menyentuhnya untuk membuat dia terbiasa dengan itu, tapi Aku sendiri tidak pernah bisa terbiasa dengan itu. Tangannya halus dan sedikit dingin dan ujung jarinya terasa sedikit berbeda dari setelah dia memasukkan tangannya ke dalam air. Jari-jarinya sangat indah sehingga Aku ingin memasukkannya ke dalam mulutku. Sebaliknya, Aku akhirnya tertawa seperti anak kecil.

“Hino-kun?”

“Bukan apa-apa. Aku hanya sedikit senang karena ini adalah pertama kalinya aku pergi ke akuarium.”

Mizuka terlihat terkejut.

“Aku tidak terlalu memiliki banyak ketertarikan sebelumnya. Tapi kemudian Aku sedikit tertarik pada versi hidupnya makanan yang kamu buat untukku.”

“I-itu…”

Dia terlihat resah terhadap apa yang kukatakan. Tapi itu bukannya aku berbohong. Aku tidak pernah tertarik pada ikan sebelumnya, tapi setelah melihat dia menanganinya, Aku menjadi sedikit tertarik melihat mereka bergerak.

Aku memimpin Mizuka ke sekitar akuarium sembari melihat ke pamflet. “Sepertinya ikan laut ada di sana. Di sini adalah ikan sungai.” Kemudian Aku menuntunnya ke tempat dimana kami harus berdekatan untuk melihat ikan dan Aku berbicara tentang nafsu makan-ku jadi dia tidak sadar.

“U-untuk berpikir bahwa kamu sebegini menyukai ikan, Hino-kun…”

“Iya. Itu karena makanan lezatmu. Sebagian karena kamu bahwa Aku menjadi sangat serakah, tahu?”

Meskipun Aku tidak merasa apapun sebelumnya. Tidak menginginkan apapun. Tapi dia memberiku rasa lapar dan haus.

“Um, itu membuatku senang, tapi Aku tidak berpikir kamu serakah sama sekali. Aku hanya bahagia kamu apa yang kuberikan.”

Kalau begitu, Aku bertanya-tanya apakah kamu akan memaafkanku jika Aku mengambil seluruh dirimu?”

Mungkin ini karena cahaya biru redup yang membuatku sulit melihat wajah yang kurasakan pemikiran gelap bersarang di hatiku. Aku tidak tahu apakah pemikiran itu datang ke otakku karena Aku memiliki kepercayaan diri Aku bisa lari bersamabta di kegelapan dan lolos, atau jika ini hanyalah watak alamiku saja. Semuanya seharusnya berjalan lancar. Aku tidak perlu melakukan itu. Jika kami makin dekat, maka dia pasti akan jatuh cinta padaku.

Tapi, bagaimana kami harus melanjutkan hubungan kami? Dia sudah membuatkanku bekal sejak bulan April. Sejak awal musim panas, dia sudah menghabiskan waktu di rumahku. Tapi, selanjutnya…

Apa yang harus kulakukan untuk membuatnya keluar bersamaku dan tinggal denganku? Haruskah aku menyatakan perasaan? Apa yang harus kulakukan jika dia menolakku?

Aku menyadari Aku kembali kepada apa yang telah kupilih sebelumnya – penahanan. Ketika Aku menatap Mizuka, Aku melihat dia tertarik kembali pada pameran jellyfish. Sekelompok putih melayang tanpa bergerak ke kiri atau kanan.

Aku sama seperti itu. Aku plin-plan. Mizuka sudah pergi ke rumahku, jadi kenapa Aku tidak memberikan obat untuk dia tidur dan membuatnya menetap di sana? Kenapa Aku harus mengantarnya pulang setiap hari?

Aku mengeratkan peganganku padanya ketika kami berjalan. Setelah beberapa saat, kami melihat tanda untuk restoran di akuarium dan memutuskan untuk ke sana. Dia masih belum menyadari betapa eratnya aku memegang tangannya. Sembari kamu membicarakan untuk makan apa, kami mendengar suara di belakang kami. Saat itu, dia dengan cepat melepaskanku.

Aku mengerti kenapa Mizuka melepaskan tanganku ketika Aku berputar untuk melihat Sasaki dan beberapa teman kelas kami. Aku mamahaminya, tapi pemikiranku tak bisa mengejar. Tidak, ini tidak baik. Aku perlu melindungi Mizuka. Ketika akhirnya Aku tersentak, Sasaki tersenyum dengan penuh kemenangan pada Mizuka.

“Tapi, Igarashi-san dan Yousuke tidak cocok sama sekali. Lihat saja suasana mereka. Lihat, Yousuke adalah tipe yang tampan, tapi Igarashi-san adalah tipe yang biasa… Maksudku, tipe dewasa. -Maaf, Aku nggak bermaksud mengatakannya.”

“I-iya. Itu… U-um, Aku mungkin harus kembali untuk mencari, orang tua, orang tuaku… Dah.”

Mizuka lari ke koridor ramai. Sasaki dan gadis-gadis lainnya menyambar lenganku dan mulai genit , seakan untuk menggantikan dia. Semua orang di sekeliling kami mulai menatapku dan menyebabkan keributan karena mereka terus memanggil namaku.

Aku ingin langsung mengejar Mizuka. Tapi jika Aku meninggalkan Sasaki seperti ini, gosip bahwa Aku mengejar Mizuka akan menyebar di sekolah dan Aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku baik-baik saja. Aku tidak peduli apa yang terjadi padaku. Tapi Mizuka tidak boleh dilukai seperti orang-orang sebelumnya.
T/N: mungkin orang-orang yg dilukai yg dimaksud si Hino itu para cewe yang kena skandal sama dia trs di bully kali yaa…

“Apa kalian semua tidak menyukai sesuatu tentang Igarashi-san?” Aku bertanya dalam suara lemah.

Sasaki menghadapku dengan senyuman dan berkata, “Eh, Aku tidak banyak berhubungan dengannya sih?” tanpa menyadari perubahanku.

“Kalau begitu, kenapa kamu mengatakan kata-kata menyakitkan itu? Seperti mengatakan dia biasa saja. Dan semua orang tertawa seakan kalian semua setuju dengan Sasaki-san. Aku tidak berpikir bahwa itu ada tindakan yang bagus.”

“Eh~, tapi… Aku hanya terkejut melihat kalian berdua bersama.”

“Iya, Sasaki-chan tidak bermaksud buruk dengan itu. Dia selalu hanya mengatakan kebenaran.”

“Tapi ini adalah pertama kalinya Aku melihatmu sangat jahat, Sasaki-san, tapi caramu tertawa hari ini benar-benar berbeda dari biasanya. Hampir seperti kamu menghina Igarashi-san.”

Sasaku dan yang lainnya terlihat tak nyaman dengan kata-kataku. Tapi Kawauchi mencoba meluruskan hal-hal dengan mengatakan, “Kamu nggak perlu mengatakannya seperti itu.” Ketika Aku melotot padanya, dia dengan cepat berkata, “J-jangan marah,” tapi sikap itu hanya membuatkau bahkan makin jengkel.

“Maaf, tapi ini bukanlah pertama kalinya ini terjadi padaku. Ada orang-orang yang dijelek-jelekkan dan menerima aksi jahat hanya karena Aku berbicara dengan mereka. Aku pikir bahwa tidak mungkin ini terjadi di sekolah menengah atas, tapi kupikir Aku salah.”

“A-aku minta maaf, Yousuke. Apa kamu akan memaafkanku kalau Aku minta maaf pada Igarashi-san?”

“Itu adalah keputusan Igarashi-san untuk memaafkan atau tidak. Disamping itu, jika kamu melakukan ini, Aku tidak ingin kamu berbicara dengaku lagi. Aku pikir semua orang di sekolah bisa berteman, tapi sekarang Aku merasa dikhianati.”

Aku harus bersikeras bahwa Aku, diriku, merasa dikhianati dan sakit. Jika mereka berpikir Aku membela Mizuka, maka dia akan berada dalam bahaya. Aku pergi dengan sebuah, “Dah,” dan pergi untuk mencari Mizuka. Aku memeriksa ponselku untuk melihat bahwa dia masih berada di akuarium, tapi Aku tidak tahu dimana tepatnya. Setelah memeriksa pintu masuk sekali, Aku berlari berkeliling untuk menemukannya.

Sungguh, kenapa orang-orang yang tidak kuinginkan datang padaku dan kenapa Aku tidak bisa memiliki yang kuinginkan?

Tentu saja Aku tidak bisa menghentika diriku dari keinginan untuk melihat Mizuka. Aku harus bergegas dan memberitahunya untuk tidak mengkhawatirkan Sasaki, dan meminta maaf karena dia terluka dan tidak bisa langsung membantunya. Ada banyak hal yang harus kulakukan, tapi pemikiran ingin melihat Mizuka memenuhi kepalaku. Ketika Aku menjelajahi akuarium yang luas, Aku akhirnya melihat sosok kesepian di pintu pameran luar ruangan dimana pertunjukan lumba-lumba diselenggarakan.

“Aku menemukanmu…”

Aku menyambar lengannya agar dia tidak bisa melarikan diri. Mizuka terlihat terkejut untuk melihatku. Aku merasakan rasa sedih yang agak egois bahwa dia tidak mengira Aku datang mencarinya. Aku membunuh keinginan untuk memeluknya tak terhitung sembari Aku meminta maaf, hanya untuk dianggap sendiri olehnya. Aku tidak ingin dia berpikir bahwa kami tidak sama. Aku ingin dia sendiri berpikir bahwa ini alami. Aku akan menyukainya, tapi…

“Aku paling membenci dia… Dia membuatmu terlihat seperti orang bodoh diatas membuatmu tak nyaman. Aku berharap dia mati.”

Tapi, bukannya kata-kata kasih sayang terhadap Mizuka, Aku berakhir dengan membual kutukan yang hanya membuatnya takut. Apa aku masih takut dengan penolakan? Bahkan jika aku ditolak, Aku bisa memaksanya untuk bersamaku.

Aku ingin menyentuhnya. Aku sangat ingin menyentuhnya. Ketika Aku menyentuhnya saat latihan minggu lalu, itu hampir tidak cukup. Pada saat itu, kamu cukup dekat bahwa bulu mata kamu bisa bersentuhan. Tapi dia langsung meninggalkanku. Hatiku dipenuhi rasa sakit karena ingin memeluknya, dan Aku tidak bisa menahan lagi, jadi Aku melakukannya. Aku sangat paham betapa akan merepotkan baginya jika seorang reporter atau seseorang mengambil foto, tapi Aku tetap berharap untuk kemustahilan – bahwa Aku bisa memasukkannya ke tubuhku.

“…beranji saja untuk tidak pergi lagi.”

“…Oke, Aku janji.”

Aku tidak bisa menatap matanya. Tapi Aku ingin dia berjanji. Aku menginginkan sedikit kepastian bahwa Mizuka tidak akan meninggalkanku di masa mendatang. Aku tidak bisa memeluknya dalam lenganku selamanya, jadi Aku dengan lembut melepasnya. Aku berjalan turun satu langkah ketika Aku mengundangnya untuk menonton pertunjukan lumba-lumba, merasa rasa panas dari musim panas yang lembab di pipiku.

Aku menginginkan sebuah janji. Bahwa Mizuka akan menjadi milikku selamanya. Aku berharap untuk mendapatkannya pada akhirnya. Tapi pada saat itu, keinginan kuat untuk mencuri darinya, memenuhi hatiku

“Perhatikan kakimu, Igarashi-san. Aku hampir terpeleset barusan dan menyeretmu.”

“Oke, makasih… Aah–“

Ketika berpura-pura menuntunnya, Aku menarik lengan Mizuka dengan kuat. Karena dia berada di tiga langkah di atasku, dia jatuh dengan lembit padaku. Aku menyokong bahunya untuk mengurangi benturan dan membiarkan bibir kami bersentuhan. Aku tahu bahwa Mizuka akan membuka lebar matanya, tapi Aku tidak tahu apakah dia bahkan akan menyadari bahwa mataku tertutup.

“Maaf!”

Aku minta maaf, tapi Aku tahu itu adalah sesuatu yang tak bisa dimaafkan. Tapi Mizuka akan memaafkanku. Pada akhirnya, Akulah mungkin yang paling banyak memanfaatkan dan melukainya. Aku memasang wajah menyesal, meski bergembira di dalam hatiku.

T/N: Hai guys! Maaf karena lama update-nya, lagi sibuk di rl😅

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected.

Options

not work with dark mode
Reset